5 Fakta Menyebalkan tentang Penanganan Sampah yang Terus Bertahan

oleh -2,003 kali dilihat
Sampah berserak di Dermaga Kayubangkoa Makassar saat aksi bersih sampah beberapa bulan lalu-Foto/Klikhijau
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Harus diakui penanganan sampah di Indonesia masih amburadul. Pernahkah Anda mencermati kanal-kanal di kota Anda, atau sungai-sungai yang mengalir? Saya pastikan Anda akan menjumpai pemandangan sampah plastik yang membuat arus air bergerak lambat.

Yah, sampah plastik yang mengepung lautan, sebagian besarnya berasal dari aliran sungai. Sampah itu dibuang bebas dari pemukiman penduduk juga dari aksi buang sampah sembarangan.

Timbunan sampah di laut akan menjadi ancaman serius ke depan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memprediksi akan ada timbunan sampah mencapai 71,3 juta ton pada 2025 di Indonesia. Richard Mathews, konsul Jenderal Australia di Makassar menyebut, dalam beberapa tahun ke depan akan ada 1 juta ton plastik setiap 3 juta ton ikan. Mencemaskan bukan?

Karenanya, Pemerintah Indonesia menargetkan pengurangan sampah sebesar 30 persen pada 2025 mendatang. Target pengurangan dan penanganan sampah Nasional itu tertuang dalam Peraturan Presiden No.97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga.

KLIK INI:  Kisah Seekor Monyet yang Membuang Uang ke Lautan

Salah satu gerakan yang dikampanyekan pemerintah adalah Gerakan memilah sampah dari rumah. Gerakan ini dinilai sebagai langkah taktis menyelesaikan masalah sampah di sumber utamanya yakni rumah tangga.

Sayangnya, gerakan ini belum sepenuhnya berjalan. Selain, belum adanya kesadaran dari masyarakat sendiri, singkronisasi teknis di lapangan belum sepenuhnya sejalan. Sampah yang dipilah di rumah misalnya, belum tentu dipilah oleh petugas pengumpul sampah yang akan mengangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Masih ada problem klasik lainnya perihal penanganan sampah yang belum sepenuhnya sukses dituntaskan. Klikhijau.com merangkum 5 Fakta Menyebalkan tentang Penanganan Sampah yang Terus Bertahan. Fenomena ini laten di masyarakat dan setiap saat terjadi di sekitar kita.

#Buang sampah dari atas kendaaan

Pernahkah Anda melihat ada sebuah mobil berjalan yang tetiba membuka kaca jendelanya lalu menghempaskan sampahnya keluar. Kebiasaan seperti ini nyaris tiap hari ada di Kota sekelas Makassar dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Entah apa yang merasuki pengendara seperti itu, sampahnya akan terhempas ke mana-mana. Ini bukan saja soal sampahnya yang dibuang, ini soal perilaku buruk yang selalu berpikir bahwa sampah bisa dibuang di mana saja. Asal menjauh dari posisi pelakunya.

KLIK INI:  Menteri Siti Tegaskan Komitmen Tanggulangi Polusi Plastik di Forum Internasional
#Bakar sampah

Aksi bakar sampah banyak terjadi di pelosok-pelosok desa. Banyak orang mengira bahwa membakar sampah adalah cara melenyapkan sampah. Padahal, membakar sampah adalah hal keliru karena akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Aksi bakar sampah juga masih dijumpai di kota-kota besar, umumnya mereka melakukan itu karena tidak memahami dampak di baliknya. Oleh sebab itu, pengetahuan dan sosialisasi mengenai bahaya membakar sampah sepertinya perlu terus dikampanyekan.

#Sampah dianggap urusan pemerintah

Keyakinan bahwa sampah adalah urusan pemerintah atau pihak kebersihan masih menjadi pemahaman banyak orang. Hal ini pula yang memicu kebiasaan orang membuang sampah sembarangan, karena mengira bahwa ada pihak lain yang akan menyelesaikannya. Padahal, penanganan sampah adalah tanggungjawab bersama (semua pihak). Aksi-aksi kolaborasi diperlukan, karena dampak lingkungan dari salah penanganan sampah akan menimpah semua orang.

#Menyulap tempat sampah jadi-jadian

Perihal ini sudah sering dibahas di Klikhijau, betapa banyak tempat yang mendadak dijadikan tempat sampah jadi-jadian. Padahal, membuang sampah sembarangan ada sanksinya. Selain itu, memang tidak baik karena akan berdampak pada masyarakat di sekitarnya. Sepertinya, masyarakat umumnya masih akrab dengan cara instan membuang sampahnya, yang penting keluar dari rumahnya.

#Buang sampah ke sungai dan lautan

 Menurut data Kajian Bank Dunia, Schmidt dan Lebreten, sungai membawa 80-95 persen sampah plastik ke laut. Ada 95 persen sampah plastik di laut berasal dari 10 sungai besar di dunia. Dengan rincian, ada 8 sungai dari Asia dan 2 di Afrika. Kebiasaan orang membuang sampah di sungai dan lautan seolah tidak pernah berhenti. Aksi-aksi bersih sampah yang setiap saat dilakukan membuktikan betapa massifnya perilaku buang sampah di lautan.

Itulah 5 Fakta Menyebalkan tentang Penanganan Sampah yang Terus Bertahan. Ayo kita segera hijrah dari kebiasaan buruk dan menjengkelkan ini!

KLIK INI:  Lebaran Kali Ini Lebih ‘Hijau’, Bisakah?