5 Aksi Unik sebagai Tanda Cinta pada Pohon, Poin Terakhir Tinggal Kenangan!

oleh -268 kali dilihat
5 Aksi Unik sebagai Tanda Cinta pada Pohon, Poin Terakhir Tinggal Kenangan!
Ilustrasi peluk pohon - Foto/detikTravel
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Gerakan satu juta pohon sedunia yang diperingati setiap 10 Januari adalah momen terbaik untuk memperkuat kesadaran cinta pohon. Menanam dan merawat pohon adalah kewajiban bersama yang harus menjadi suatu budaya.

Kalau saja belum sempat menanam, setidaknya tidak menebang sembarangan atau merusak pohon yang ada. Pohon telah memberikan yang terbaik pada kehidupan dan memperbaiki kualitas lingkungan. Pohon telah mengajarkan banyak hal, tentang cinta dan ketulusan.

Karenanya, aksi-aksi menanam, melestarikan pohon dan hutan perlu diapresiasi dan terus ditumbuhkan. Hanya dengan cara menjaga dan terus menanam, kita akan punya harapan yang lebih baik.

Tunjukkan aksi cintamu pada pohon dengan menanam dan menjaganya. Berikut 5 aksi unik yang pernah dilakukan sejumlah orang sebagai tanda cinta pada pohon yang layak diapresiasi.

KLIK INI:  LindungiHutan Inisiasi Program Rutin Sedekah Pohon di Bulan Ramadan
  • Aksi peluk pohon

Aksi peluk pohon pernah dilakukan beberapa komunitas di dunia, termasuk di Indonesia. Aksi ini dianggap sebagai simbol kecintaan dan kasih sayang terhadap pohon. Kejuaraan memeluk pohon bahkan dijadikan acara besar di Finlandia setiap tahun.

Dikutip dari laman South China Morning Post, acara bertajuk “Tree hugging week” ini ternyata sudah digelar sejak tahun 2016.  Kejuaraan yang awalnya direncanakan digelar di hutan HaliPuu, Levi, Finlandia akhirnya berlangsung secara virtual karena pandemi Covid-19.

Walau digelar secara virtual, namun tidak mengurangi perhatian dunia. Acara unik ini bahkan diikuti sejumlah peserta dari beberapa negara seperti Malaysia, Polandia, Rusia, Amarika Serikat, Finlandia, Inggris dan Ukraina.

Tak hanya itu, acara monumental ini diikuti lebih dari 12 ribu penonton dari seluruh dunia di Periscope dan sosial media, instagram. Penyelenggara membuat 3 klasifikasi lomba antara lain: pelukan  pohon tercepat dalam durasi 5 detik, pelukan paling berdedikasi selama satu menit dan pelukan gaya bebas maksimal 30 detik.

Pada perhelatan 22 Agustus 2020 lalu, keluar sebagai juara adalah Stefania D, seorang peserta dari Italia. Pemenang dipilih berdasarkan perasaan dan penghayatan yang dilakukan saat memeluk pohon.

KLIK INI:  Mengenal Plastitar, Polutan Baru yang Mengintai Lingkungan

Selain di kompetisi besar tersebut, kebiasaan memeluk pohon kini mulai dipopulerkan banyak orang. Tak hanya sebagai refleksi cinta pohon, juga sebagai terapi kesehatan mental.

  • Aksi cabut paku di pohon

Di Indonesia, pohon kerap jadi korban para Caleg saat Pemilu dan Pilkada, juga oleh pemasang umbul-umbul komersial. Pohon yang dipaku tentu menderita, layaknya makhluk hidup lainnya, pohon sejatinya tak boleh dikasari dengan dipaku.

Di kota-kota besar, paku-paku bekas umbul-umbul banyak tertancap di pohon. Hal inilah yang menginspirasi sejumlah komunitas di Indonesia yang secara swadaya membuat aksi cabut paku di pohon.

Aksi ini pernah berlangsung di sejumlah kota seperti di Bandung, Makassar, Surabaya, Jakarta dan lainnya. Solidaritas cabut paku di pohon tidak saja menyelamatkan pohon dari paku, tetapi juga sebagai reaksi perlawanan terhadap kebiasaan banyak orang memaku pohon.

Mencabut paku di pohon juga sebagai bentuk penghargaan dan cinta pada pohon.

KLIK INI:  Seekor Kucing Hutan Terpantau Berkeliaran di Kawasan Rumah Hijau Denassa
  • Ruang baca di atas pohon
pohon
Rumah pohon di Desa Gareccing Sinjai, Sulawesi Selatan – Foto/FB: Sambah Sambahri

Membaca di atas pohon tentu punya sensasi tersendiri. Bagi Anda yang pernah tinggal di desa, tentu punya pengalaman memanjat atau bermain di atas pohon.

Hal ini yang menginspirasi sebuah komunitas literasi di Enrekang sehingga mendirikan rumah baca yang dinamai “pohon pustaka”. Bangunan perpustakaan komunitas ini memanfaatkan pohon sebagai penyanggah bangunannya.

Suasana di atas rumah panggung tersebut sangat alami karena dikelilingi oleh pepohonan. Hal yang sama dilakukan sebuah komunitas literasi di Desa Gareccing Sinjai, Sulawesi Selatan. Di area yang tak jauh dari pematang sawah, berdiri sebuah ruang baca di atas pohon. Tempatnya sangat unik dan diminati banyak orang, karena di atasnya disiapkan buku-buku untuk dibaca.

Memadukan antara aksi literasi dan lingkungan, kemudian menjadi satu diskursus menarik yang saat ini dinamai gerakan “eco-literasi”.

KLIK INI:  Peran Pemuda Sadar Lingkungan untuk Indonesia Hijau
  • Adopsi pohon

Gerakan adopsi pohon juga kerap dilakukan komunitas pencinta lingkungan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Di Thailand, gerakan adopsi pohon bahkan mulai dijadikan gerakan warga demi melestarikan pohon dan mendorong aksi menanam.

Aksi adopsi pohon biasa dilakukan pada musim hujan, dimana bibit-bibit pohon tertentu akan bermunculan. Bibit tersebut biasanya hasil buangan orang-orang saat konsumsi buah-buahan atau sayuran. Daripada tumbuh bebas tak terawat, bibit tersebut perlu diadopsi agar tumbuh pada posisi yang tepat dan dirawat khusus.

Adopsi pohon merupakan satu bentuk kecintaan pada pohon. Aksi sederhana ini relatif lebih mudah dilakukan, namun memberi manfaat besar terhadap pelestarian tumbuhan.

Bagi kamu yang belum pernah melakukan adopsi pohon, cobalah berjalan di lahan kosong dan temukan bibit tanaman di sana. Pindahkan bibit tertentu di kebun atau di halaman rumah Anda dan rawatlah ia sebaik mungkin. Aksi ini memberi rasa bahagia tersendiri.

KLIK INI:  Kenaikan Permukaan Laut Ekstrem akan Terjadi Lebih Sering di Seluruh Dunia
  • Mahar pohon

Pernikahan dengan mahar pohon pernah terjadi di beberapa daerah di Sulawesi-Selatan puluhan tahun silam. Sayangnya, momen seperti ini nyaris tak terdengar lagi seiring waktu. Orang-orang lebih tertarik memilih barang-barang mewah dan berharga atau sejumlah uang sebagai mahar pernikahan, ketimbang pohon.

Menurut cerita dari orang-orang tua di desa, pohon yang kerap dijadikan mahar pernikahan adalah pohon produktif seperti pohon cengkeh atau pohon kayu jenis tertentu.

Menjadikan pohon sebagai mahar pernikahan tentu sangat keren bila dilakukan kini. Pesannya sangat istimewa yakni bagaimana menarik pesan filosofis dari pohon yang seluruh bagiannya bermanfaat untuk makhluk lainnya.

Itulah 5 aksi cinta pohon paling unik yang pernah ada. Anda pun mungkin punya cara tersendiri sebagai tanda cinta pada pohon. Apa pun itu, teruslah menjaga dan melestarikan pohon untuk masa depan bumi.

KLIK INI:  Studi Terbaru, Pulp Kopi dapat Dimanfaatkan untuk Konservasi Hutan