Teh Celup Mengandung Mikroplastik: Penelitian ECOTON Ungkap Potensi Risiko Kesehatan

oleh -11 kali dilihat
Peneliti ECOTON saat meneliti kandungan mikroplastik pada teh celup-foto/Ist

Klikhijau.com – Jurnal penelitian “Environmental Science & Technology, 2024” mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia diperkirakan mengonsumsi mikroplastik sebanyak 15 gram/kapita/bulan atau setara 3 kartu ATM, selain dari kebiasaan masyarakat yang menggunakan plastik sekali pakai untuk membungkus makanan dan minuman, sumber lainnya juga berasal dari “kantong teh celup”.

Sejumlah peneliti ECOTON telah melakukan penelitian mikroplastik dalam air teh celup. Teh celup yang diteliti ada 5 merek yang paling banyak diminati oleh masyarakat Indonesia meliputi teh celup Sosro, teh Poci, Sari Murni, Sariwangi, dan Tong Tji.

Setiap merek dan perlakuan digunakan air sebanyak 200 ml. Penelitian ini dilakukan dengan dua perlakuan, sesuai kebiasaan masyarakat ketika menyeduh teh celup.

Perlakuan pertama, teh celup diletakkan pada air selama proses pemanasan hingga suhu 95oCelcius, sedangkan perlakuan kedua, teh celup dimasukkan setelah pemanasan air hingga suhu 95oCelcius dan diaduk selama 5 menit.

KLIK INI:  Freesia, Perempuan yang Memaknai Segunung Filosofi Mendaki Gunung
Berikut hasil penelitiannya

Hasil penelitian peneliti ECOTON

KLIK INI:  Memanen 9 Manfaat Sedotan Minum Reusable

Rafika Aprilianti, peneliti mikroplastik ECOTON menjelaskan bahwa “kantong teh celup dapat melepaskan mikroplastik ke dalam teh karena ada proses pemanasan. Komposisi jenis plastik memengaruhi ketahanan plastik terhadap faktor-faktor eksternal seperti panas, cahaya UV, dan gesekan, yang pada akhirnya mempengaruhi seberapa mudah plastik tersebut berubah menjadi mikroplastik. Mikroplastik merupakan partikel asing bagi tubuh, ketika masuk ke dalam tubuh maka akan berdampak buruk bagi kesehatan, menyebabkan inflamasi, gangguan hormon bahkan kanker”

Ketika mikroplastik masuk ke dalam tubuh, partikel-partikel kecil ini dapat terserap di saluran pencernaan dan masuk ke dalam darah. Dari sana, mikroplastik dapat menyebar ke berbagai organ seperti otot, hati, ginjal, jantung, dan bahkan otak. Karena sifatnya yang sulit terurai, mikroplastik cenderung bertahan dalam tubuh dan menumpuk seiring waktu (bioakumulatif).

Keberadaan mikroplastik dalam tubuh dapat memicu berbagai dampak negatif, seperti peradangan, stres oksidatif, dan kerusakan sel. Dalam jangka panjang, kondisi ini berisiko menyebabkan peradangan kronis yang dapat berujung pada kematian sel (apoptosis), serta meningkatkan risiko gangguan kesehatan yang lebih serius

Solusi yang dapat diterapkan untuk terhindar dari mikroplastik adalah memilih teh daun asli tanpa kantong teh dan menggunakan saringan stainless steel, teko, atau french press untuk menyeduh teh. Di masa lalu, penyeduhan teh lebih sederhana, alami, dan bebas dari kontaminasi plastik. Teh diseduh langsung dengan daun teh dalam teko atau cangkir, tanpa menggunakan kantong teh berbahan plastik. Selain lebih alami, cara ini juga lebih ramah lingkungan.

KLIK INI:  Dua Gelombang Lebih Dahsyat dari Pandemi Mengintai Kita!