Peneliti Kaget Temukan Mikroplastik Jadikan Laut Dalam Tempat Kumpul

oleh -473 kali dilihat
Peneliti Kaget Temukan Mikroplastik Jadikan Laut Dalam Tempat Kumpul
Ilustrasi laut dalam/foto- eastonialeopards.com
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Rasanya membincangkan plastik tidak cukup tanpa menyinggung pula mikroplastik. Keduanya membawa dampak cukup besar bagi lingkungan.

Plastik adalah induk dari mikroplastik yang berukuran sangat minim dan jauh lebih susah diatasi daripada induknya.

Meski ukurannya kecil, jangan dikira tidak membawa ancaman yang serius. Justru ancamannya bisa lebih fatal, sebab mudah merasuk ke tubuh manusia. Dan bisa menimbulkan berbagai penyakit.

Karena berukuran kecil kurang dari 5 mm, maka dapat ditelan oleh organisme-organisme yang akhirnya mengalami bioakumulasi pada predator puncak, termasuk manusia.

KLIK INI:  Studi Terbaru yang Mencemaskan, Mikroplastik Ditemukan di Plasenta Manusia

Mikroplastik bisa dengan mudah disantap ikan yang kemudian disantap oleh manusia. Ukuran kecilnya sangat mudah membuat bergerak liar menebar teror. Tidak hanya itu, garam termasuk salah salah satu sumber utama masuknya mikroplastik ke dalam tubuh manusia.

Bayangkan saja lebih dari 10 juta ton sampah plastik diperkirakan memasuki lautan setiap tahunnya, 99 persen di antaranya terakumulasi di bawah laut. Karenanya tidak mengagetan jika dalam feses manusia telah ditemukan pula benda ukuran 5 mm ini.

Jadi, rasanya wajar jika para peneliti menemukan hampir dua juta keping plastik yang terfragmentasi dapat terakumulasi di kedalaman laut. Ini membuat area bawah laut menjadi bagian yang paling banyak memiliki mikroplastik.

Sayangnya, kebanyakan dari manusia merasa nyaman saja dan tidak bersalah menggunakan plastik lalu membuangnya ke sembarang tempat yang kemudian berakhir di laut.

Arus laut dalam memiliki kemampuan untuk menumpuk dan mengangkut 1,9 juta keping plastik per 1 meter persegi (sekitar 11 kaki persegi) di dasar laut. ‘Cadangan mikroplastik’ ini mirip dengan ‘tambalan sampah’ yang dibentuk oleh arus permukaan di planet ini.

Dr Ian Kane, pemimpin penelitian dari The University of Manchester, mengaku kaget ketika menemukan mikroplastik terdapat cukup banyak di dasar laut.

“Hampir setiap orang pernah mendengar tentang ‘tambalan sampah’ yang terdiri dari plastik-plastik yang mengambang di lautan. Meski begitu, kami tetap terkejut saat menemukan konsentrasi tinggi mikroplastik yang ada di dasar laut,” katanya seperti dikutip dari nationalgeographic, 7 Mie 2020.

Dari serat tekstil

Para peneliti ini mengambil sampel sedimen dari Laut Tyrrhenian, bagian dari laut Mediterranean yang berlokasi di lepas pantai Italia, dengan kedalaman antara 600 dan 900 meter di mana arus memiliki interaksi terbesar dengan dasar laut.

KLIK INI:  Memerangi Mikroplastik dari Rumah, Ini 9 Cara yang Bisa Diterapkan

Dari semua lokasi para peneliti menemukan, mikroplastik tidak terdistribusi secara merata di seluruh wilayah penelitian. Mereka justru didistribusikan oleh arus dasar laut kuat yang memusatkannya di area-area tertentu

Hasil studi mereka menunjukkan bahwa hampir semua sampel yang dianalisis mengandung mikroplastik. Namun yang mencengangkan, mikroplastik yang mereka temukan dominan terbuat dari serat tekstil yang tidak tersaring pengolahan air limbah.

Apa yang temukan oleh Kane dan timnya juga ditemukan oleh peneliti dari dari National Oceanography Centre yang dipimpin oleh Dr Mike Clare.

Clare mengungkapkan jika penelitian yang mereka lakukan menunjukkan bagaimana penelitian rinci mengenai arus dasar laut dapat membantu menghubungkan jalur transportasi mikroplastik di laut dalam dan di mana mereka berkumpul.

“ Hasilnya menegaskan pentingnya intervensi kebijakan untuk membatasi masuknya plastik ke lingkungan alam. Juga untuk meminimalisasi dampaknya pada ekosistem laut,” paparnya.

Dan untuk mengetahui di mana terdapat endapan mikroplastik yang banyak. Para peneliti memisahkan mikroplastik dari sedimennya di laboratorium.

Setelah terpisah mereka kemudian menghitungnya di bawah mikroskop menggunakan spektroskopi inframerah untuk menentukan jenis plastik individu.

Pengukuran mikroplastik lalu dikombinasikan dengan model arus laut dalam dan pemetaan dasar laut untuk menentukan di mana endapan yang besar berkumpul.

KLIK INI:  Bencana Karena Krisis Iklim Terjadi Setiap Pekan, Ini Imbauan PBB!