SARERONG, Inovasi Adiwiyata SD Negeri Borong, Makassar

oleh -29 kali dilihat
Murid SDN Borong saat memuat sara'ba-foto/Ist

Klikhijau.com – Sekolah Dasar Negeri (SDN) Borong punya program inovasi baru terkait Adiwiyata. Namanya, SARERONG, akronim dari sara’ba sehat Borong. Ini disampaikan Ketua Tim Adiwiyata SD Negeri Borong, Rosmiaty, Senin, 27 Mei 2024.

Sebagai sekolah yang tengah menuju Adiwiyata Mandiri, SD yang berada di Kecamatan Manggala itu, terus melakukan peningkatan kapasitas warga sekolah melalui program inovasi yang multi-manfaat. SARERONG merupakan pilihan inovasi yang tepat.

SARERONG terdengar seperti ungkapan dalam bahasa Makassar, yang artinya berikan dulu, seperti orang yang mempersilakan dengan cara yang sopan. Sementara Sara’ba merupakan minuman herbal terbuat dari rempah-rempah, antara lain jahe merah, serai, cengkih, dan kayu merah.

Kepala UPT SPF SD Negeri Borong, Dra Hj Hendriati Sabir,   menjelaskan sekolahnya pada tahun 2021, berhasil meraih penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata Nasional. Penghargaan ini diberikan untuk mewujudkan perilaku warga sekolah yang bertanggung jawab sebagai upaya pelertarian lingkungan hidup, peningkatan kualitas lingkungan hidup, dan pemanfaatan lingkungan hidup yang berkelanjutan.

KLIK INI:  Belajar dari Keberhasilan dan Kegagalan Rehabilitasi Mangrove di Lantebung

Sekolah Adiwiyata ini pada hakikatnya bertujuan menyadarkan warga sekolah untuk bersama-sama melakukan upaya penyelamatan lingkungan. Bahkan pembelajaran bisa diintegrasikan dengan berbagai aktivitas menanam, merawat, dan mengolah tanaman, baik itu tanaman hias maupun tanaman obat keluarga (toga).

Mempunyai sekolah binaan

Sebagai sekolah yang sudah berhasil meraih Adiwiyata Nasional, yang akan menuju Adiwiyata Mandiri, SD Negeri Borong telah mempunyai sekolah binaan, sebagai pengimbasan. SD Negeri Borong juga melakukan peningkatan kapasitas warga sekolah melalui program inovasi yang multi-manfaat.

Lewat inovasi SARERONG ini, selain sekolah akan tetap terlihat hijau, murid-murid juga bisa merasakan manfaat dari apa yang mereka kembangkan. Dalam hal ini, manfaat dari sisi pembelajaran kontekstual karena murid-murid belajar sesuai isu-isu lingkungan. Juga mereka dapat mengkonsumsi minuman sehat bergizi.

KLIK INI:  Benarkah Banjir di Sebagian Sulsel Terjadi Karena Takdir Tuhan?

Minuman Sara’ba ini juga punya nilai ekonomis, yang bisa dikembangkan sebagai usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Jadi, inovasi ini mendorong praktik berkelanjutan dengan melibatkan murid-murid, guru, dan komunitas orangtua, yang tergabung dalam Bunda Pustaka.

Hendriati Sabir menambahkan, tujuan program inovasi ini, yakni bagaimana mengelola sumber daya lingkungan sekolah untuk konsumsi dan punya nilai ekonomis. Meningkatkan kemandirian dan kreativitas warga sekolah dengan memproduksi minuman tradisional Sara’ba. Juga mengintegrasikan pembelajaran lingkungan hidup dalam kurikulum sekolah.

Tujuan lainnya, adalah mendorong partisipasi aktif warga sekolah, mulai dari murid-murid, guru, hingga orangtua dan komunitas. Juga mengembangkan literasi Adiwiyata yang kontekstual melalui pembiasaan sejak dini.

KLIK INI:  Masyarakat Riau Terima SK Perhutanan Sosial dan Hutan Adat

Adanya program ini berarti, dapat dilakukan pemanfaatan lahan sekolah dengan tanaman obat keluarga yang bisa dikonsumsi. Juga mendekatkan anak-anak pada kuliner tradisional Sara’ba yang berbahan rempah

Adapun tahapan programnya, dimulai dari pembibitan jahe merah sebagai tanaman obat keluarga di Green House. Kemudian pemeliharaan oleh Tim Adiwiyata dan murid, lalu panen jahe merah, pengolahan sara’ba oleh warga sekolah dan komunitas Bunda Pustaka, selanjutnya gerakan minum Sara’ba bersama.

Pada saat pembuatan sara’ba di sekolah, terlihat melibatkan Tim Adiwiyata, murid-murid, dan Komunitas Bunda Pustaka SD Negeri Borong. Setelah menikmati sara’ba dan ubi goreng, anak-anak mengaku minuman sara’ba yang dibuat bersama itu enak. (*)

KLIK INI:  Danamon Peduli Lingkungan, dari Pembuatan Biopori hingga Ecobrick