Klikhijau.com – IDOLA. Jika merujuk ke Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya, orang, gambar, patung, dan sebagainya yang menjadi pujaan.
Namun, IDOLA yang dimaksud di sini bukan itu, tapi singkatan dari Inovasi Edukasi Konservasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Pada hari Selasa lalu, 3 Agustus 2021 IDOLA disosialisasi di Malino, Kecamatan Tinggimoncong, Gowa. Tepatnya di Hotel Bukit Indah Malino.
Gagasan aksi IDOLA ini diinisiasi oleh Ellyyana Said, yang saat ini menjadi salah satu reformer pada Diklat PIM Administrator Lembaga Administrasi Negara (LAN) Makassar.
Program IDOLA sendiri merupakan Rancangan Aksi Perubahan Kinerja Organisasi yang menjadi aksi dengan memilih lokus hutan pinus Malino.
Selain mensosialisasikan IDOLA, juga digelar pembentukan bank sampah yang menjadi penyemangat masyarakat Kecamatan Tinggimoncong.
Menuju Malino ramah lingkungan
Sosialisasi IDOLA dan pembentukan bank sampah bertujuan untuk mendukung tata kelola sampah di kawasan konservasi dan wisata alam.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid 19, yaitu mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker.
Acara sosialisasi tersebut dibuka oleh Ir. Anis Suratin, Kepala Bidang Teknis. Ia mewakili Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sulsel, Ir. Thomas Nifinluri .
Anis didampingi Camat Tinggimoncong, Dinas Pariwisata Gowa dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gowa.
Camat Tinggimoncong, Lis Nurismi memberi apresiasi kepada Ellyyana Said atas aksi perubahan yang akan dikembangkan di Taman Wisata Alam Malino.
“Kami sangat mendukung aksi IDOLA. Masyarakat akan kelola sampah dengan 3R. Dan menjadi agen perubahan menuju Malino ramah lingkungan” tutur Lis.
Menurut Ellyyana Said, tujuan aksi perubahan IDOLA adalah merubah mindset masyarakat dan pengunjungan wisata dalam penggunaan bahan ramah lingkungan di taman wisata alam Malino.
“Kedepan tidak ada lagi pengunjung wisata alam yang membawa botol kemasan sekali pakai. Mereka akan dicegat dipintu masuk dan disarankan menggunakan tumbler dan air isi ulang yang dapat dibeli di pedagang dan warung depan Hutan Pinus Malino,” jelas Ellyyana Said yang didampingi masyarakat usai kegiatan.
“Inovasi ini sangat bagus dan akan didukung dangan Surat Edaran Bupati Gowa, tentang penggunaan bahan ramah lingkungan di taman wisata alam Gowa,” papar Ka UPT Bank Sampah Gowa, Henry pungkas.
Di tempat terpisah, Kepala BBKSDA Sulsel, Ir. Thomas Nifinluri mengatakan, gagasan inovasi aksi perubahan ini mengandung dua aspek, yakni kebaharuan dan kemanfaatan.
“Inovasi ini bermanfaat bagi para pihak, yakni pemerintah daerah, masyarakat, swasta, perguruan tinggi, dan filantropi). Dan akan dilanjutkan menjadi kinerja organisasi serta mendorong PNBP di TWA Malino,” jelas Thomas.
Membentuk kelompok bank sampah
Pada pertemuan ini terbentuk 40 orang agen perubahan yang akan mengkampanyekan IDOLA dan membentuk kelompok bank sampah.
Ketua Bank Sampah IDOLA, Aryanto mengucapkan berterima kasih, dengan hadirnya Ellyyana Said, memberi semangat kepada masyarakat untuk bangkit menjaga dan peduli pada lingkungan.
Sebagai informasi pada sosialisasi tersebut diperlihatkan budidaya magot oleh Camat Tinggimoncong.
Selain itu, ada pula pemberian buku pengelolaan sampah dari ketua Asosiasi Bank Sampah Indonesia kepada Camat Tinggimoncong.