Ternyata Gowa Dikepung Tempat Sampah Siluman

oleh -476 kali dilihat
Sapi menikmati sampah di Jl. Mangka Dg Bombong, Gowa
Sapi menikmati sampah di Jl. Mangka Dg Bombong,/foto-IstGowa/foto-Irhyl
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Suara seorang perempuan mengagetkan saya. Suaranya keluar dari headset yang saya pasang di telinga, meski suaranya terdengar lembut. Tapi, saat itu saya sedang konsentrasi mengendarai motor.

Katanya begini, setelah dua ratus meter belok kanan ke jalan poros Pattalassang. Dan saya patuh pada perkataan perempuan  itu, meski saya tak kenal.

Saya mengendarai motor dengan pelan agar bisa menikmati perjalanan, menikmati pemandangan  jalan poros Pattallassang.

Namun  tumpukan sampah di sebelah kiri jalan mengintrupsi pandangan saya. Baunya sungguh tak elok.

KLIK INI:  Benarkah Gowa Darurat Tempat Sampah?

Saya menatapnya saja sambil geleng kepala. Dan tanpa sadar berujar, Gowa ternyata jorok.

Hal itu bukan fiksi. Sebab tak lama kemudian ketika saya tiba di depan jalan masuk perumahan Mega Rezky, tak terlalu jauh dari kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Samata, bau sampah kembali membesok penciuman saya.

Saya terus bergerak  dengan pelan, dan tepat di sebelah kiri jalan menuju Sungguminasa, sampah terlihat memenuhi pinggir jalan . Saya memarkir motor lalu turun mengambil beberapa gambar.

Tumpukan sampah di dekat jalan masuk perumahan Mega Rezky itu terbagi beberapa titik, tapi telah  membaur menjadi satu. Dari arah Pattallasang,  saya menemukan dua tumpukan sampah di pinggir jalan.

Setelah mengambil gambar, saya melanjutkan perjalanan, siang telah menyapa hari itu, Selasa, 19 Februari 2019.

Di dalam perjalanan, pernyataan Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan saat memberi sambutan pada gerakan Ayo Gowa Bersih beberapa waktu lalu tetiba saja terngiang.

Katanya percuma infrastruktur bagus jika masih ada sampah. Pernyataan itu rupanya belum sepenuhnya mendapatkan hasilnya.

Saya terus bergerak melewati  UIN Samata, sebelum Bundaran Samata, saya belok kiri, saya ingin lewat jalan Macanda. Di mulut belokan itu, tumpukan sampah di kiri dan kanan jalan lagi-lagi menyambut. Saya hanya menatapnya sambal berlalu, seperti kebanyakan pengguna jalan yang lain.

Di jalan Macanda, saya kembali menemukan tumpukan sampah di sebelah kanan jalan, tak terlalu jauh dari tempat sampah siluman yang memang telah menggunung, namun telah dipagar agar tak ada yang membuang lagi sampat di tempat itu.

KLIK INI:  Kabar Buruk Tentang Tempat Sampah “Jadi-Jadian” di Makassar

Bahkan ada tulisan berwarna hitam yang sangat menyentak, “cabut nyawa orang yang membuang sampah di sini,” saya merinding membacanya.

Saya terus bergerak memasuki jalan Mangka Dg Bombong dan wow,  sampah sepanjang jalan tersebut  cukup banyak, apalagi yang terdapat di depan Kompleks Tamarunang Indah.

Tumpukan sampahnya sungguh mengerikan. Beberapa ekor sapi saya temukan sedang melahap sampah-sampah tersebut.

Kata-kata  pembina Abdi Merah Putih, Muliadi,  memenuhi kepala saya.  Ia menyoroti gerakan  Ayo Gowa Bersih, ia khawatir kegiatan tersebut hanya bersifat seremonial saja. Dan sepertinya memang benar.

Titik sampah yang menumpuk di Sungguminasa dan sekitarnya bukan hanya di jalan yang saya sebutkan. Di jalan Usman Salengke dan jalan Manggarupi juga terdapat tumpukan sampah.

Bahkan di Jl. Manggarupi lebih sadis, sebab terdapat di depan SD Inpres Macciniayo, yang merupakan tempat sampah misterius, sebab jika jelang siang sampahnya tiada.

Tapi jika pagi sampah akan kembali menumpuk, yang tentu sangat mengganggu aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut.

Di Instgram Klikhijau.com, ketika memposting gambar berita Benarkah Gowa Darurat Tempat Sampah? Pada gambar berita tersebut terpasang tumpukan sampah di depan SD Inpres Macciniayo. Akun @runiiiunnii mengomentarinya seperti ini:

“Rantasak memang, Gowa. Ini di depan sekolah ibu saya, dan saya melihat potret ini hamper tiap hari. Miris karena Sekolah Dasar  itu tempatnya banyak anak-anak dan sampah yang menumpuk seperti ini, bahkan kadang lebih banyak dari ini. MARI GERAKKAN AKSI 1.000 tempat sampah untuk Gowa Bersih, hehehe,”

Apa yang dikatakan @runiiiunnii memang benar, sebab di jalan Sirajuddin Rani juga terdapat banyak sampah, apalagi di Jl. Basoi Dg Bunga, sampah setia menghuni trotoar.

Di dekat Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Jl. Tumanurung pun demikian, dan jika kamu menyusuri Sungguminasa dan sekitarnya, maka kamu akan temukan pinggiran jalan  yang berubah jadi tempat sampah.

***

Pagi di hari Rabu, 20 Februari 2019, saya keluar rumah, berjalan kaki ke arah Jl. Mallombassang, Gowa dari arah jembatan kembar. Saya melihat sampah-sampah banyak diletakkan di trotoar jalan.

Saya berhenti di depan gerbang jalan masuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) YAPIP, tepat di samping kantor Komis Pemilihan Umum (KPU)   Kab. Gowa. Di pinggir jalan tumpukan sampah menyambut saya. Seorang lelaki tua sedang mengais-ngais disana, mencari rejekinya.

KLIK INI:  Kisah Sampah yang Menghuni Sepanjang Jalan Nusantara

Tak lama kemudian seorang lelaki yang telah memutih jenggotnya datang, ia membawa sekarung sampah dan satu kantong kresek warna hitam.

Sampah dalam karung ia tumpah begitu saja lalu mengambil kembali karungnya, sementara sampah yang di kantong plastik ia letakkan lalu kembali di motornya.

“Penggunaan sampah plastik memang meningkat, di rumah saya, dalam satu hari sampah bisa mencapai 3 hingga lima kilo,” katanya.

Ia beramsusi jika penggunaan plastik meningkat karena tak ada lagi orang yang memakai daun. Katanya, dulu masih banyak orang yang menggunakan daun untuk membungkus sesuatu.

Kami berbincang beberapa perihal. Setelah orang tersebut pergi, saya juga memutuskan pulang.

Di jalan pulang, petugas kebersihan Gowa sedang memunguti sampah, saya singgah memerhatikannya, ingin bertanya kepada mereka, tapi kondisi tak memungkinkan.

Mereka terlihat telah capek. Ia memungut sampah dengan cekatan, sayang tak semua sampah yang dititip di trotoar jalan itu bisa mereka pungut.

Saya terus berjalan pulang, kantuk masih menghuni mata saya, sebab semalam kurang tidur karena menonton pertandingan Liga Champions antara Olympique Lyon dan Barcelona via streaming.

Tapi, sesampai di rumah saya tak bisa tidur, saya ingin menulis tentang tempat sampah siluman tersebut.

Setelah bertarung beberapa jam di depan laptop, tulisan ini akhirnya selesai. Barangkali kamu  menganggap tulisan ini fiksi, sungguh ini bukan fiksi, jika tak percaya, cobalah keliling Kota Sungguminasa dan sekitarnya, khususnya di pagi hari

KLIK INI:  Harapan Baru Pemulihan Hutan dan DAS itu Bernama Macadamia