Klikhijau.com – “Solidaritas Korsa Rimbawan untuk Hutan Berkelanjutan” menjadi tema yang dipilih pada Hari Bakti Rimbawan ke-42 tahun 2025 ini.
Pemilihan tema tersebut menurut Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dalam sambutannya, mengandung makna reflektif dan evaluatif atas apa yang telah dilakukan bersama sebagai Rimbawan.
Tema tersebut juga meneguhkan arah dan cara pandang seluruh Rimbawan, dalam menjaga hutan sebagai elemen dan struktur pembentuk bentang alam Indonesia. Adalah panggilan jiwa dan tugas kita bersama melestarikan hutan alam kita, hutan tropika basah Indonesia
Di Sulawesi Selatan (Sulsel) peringata Hari Bakti Rimbawan ke-42 tahun ini dilaksanakan di Aula Sekolah Menengah Kejuruan Kehutanan Negeri (SMKKN) Makassar, Senin (17/3/2025.
Peringatan tersebut diikuti rimbawan dari 13 UPT Kementerian Kehutanan di Sulawesi Selatan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan, Universitas yang memiliki progran studi kehutanan (Unhas, Unismuh, dan UIM), instansi swasta, Pramuka Saka Wana Bakti Provinsi Sulawesi Selatan, Perwita Wana Kencana Daerah Sulawesi Selatan dengan cara melaksanakan upacara bendera.
Adapun yang bertindak sebagai Inspektur Upacara dan membacakan sambutan Menteri Kehutanan pada Peringatan Hari Bakti Rimbawan ke-42 Tahun 2025 adalah Asisten II Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Dr. H. Ichsan Mustari.
Menteri Kehutanan dalam sambutannya mengatakan bahwa hutan adalah anugerah Tuhan yang harus kita jaga. Dari aspek filosofis bahwa sumber daya hutan yang dikuasai oleh negara, seharusnya dapat dipergunakan sebesar-sebesarnya untuk kemakmuran rakyat.
Sementara dari aspek sosiologis bahwa seluruh kawasan hutan seharusnya berhutan, dengan produktifitas yang tinggi dan memberikan manfaat sosial, ekonomi dan ekologi bagi masyarakat secara optimal.
Momen kebersamaan para rimbawan
Sejalan dengan hal tersebut, Pembangunan Kehutanan 2025 – 2029 dirancang untuk hutan cadangan pangan, ketahanan energi, dan swasembada air. Hutan cadangan pangan akan kita lakukan melalui peningkatan produksi padi gogo, jagung dan komoditas pangan lokal lainnya dari kawasan hutan melalui pola agroforestry.
Ketahanan energi akan diwujudkan melalui Pemanfaatan jasa lingkungan air dan panas bumi dari kawasan hutan; dan multi usaha Kehutanan untuk hutan tanaman energi. Kemudian swasembada air akan direalisasikan melalui rehabilitasi lahan kritis dan penyelamatan mata air; dan pemanfaatan jasa lingkungan air dari kawasan hutan konservasi.
Tujuan utamanya adalah terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya, sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia.
Oleh karena itu, Hari Bakti Rimbawan adalah momen kebersamaan para rimbawan untuk memupuk jiwa korsa dalam menjaga anugerah Tuhan yang dititipkan kepada bangsa kita, warisan tak ternilai harganya, yaitu hutan Indonesia.
Bagi rimbawan, hari bakti ini dijadikan sebagai tonggak konsolidasi para rimbawan di seluruh Indonesia untuk menguatkan komitmen dan kesadaran dalam berkarya serta membangun hutan dan kehutanan Indonesia.
Secara historis, Hari Bakti Rimbawan adalah memperingati terbentuknya Departemen Kehutanan pada tanggal 16 Maret 1983. Kementerian Kehutanan memiliki sejarah panjang dalam pengelolaan kehutanan di Indonesia. Sejak 1983 hingga 1998, lembaga ini disebut Departemen Kehutanan, kemudian berubah menjadi Departemen Kehutanan dan Perkebunan selama satu tahun.
Nama Departemen Kehutanan kembali digunakan hingga 2005, lalu berganti menjadi Kementerian Kehutanan hingga 2014. Pada 2014, nama berubah menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sebelum kembali menjadi Kementerian Kehutanan pada 2024 hingga sekarang. ***