- Pantai yang Bersalin Nama - 13/04/2024
- Gadis Iklim - 07/04/2024
- Anak Kecil dalam Hujan - 30/03/2024
Klikhijau.com – Hari gajah sedunia atau World Elephant Day diperingati setiap tanggal 12 Agustus. Karenanya pada kesempatan ini, akan dibahas mengenai gajah sumatra.
Gajah sumatra perlahan tapi pasti kian terdesak ke jurang punah. Sekitar 83% habitatnya telah menjadi wilayah perkebunan akibat perambahan yang agresif dan massif.
Gajah sumatra atau Elephas maximus sumatranus adalah subspesies dari gajah asia yang hanya berhabitat di Pulau Sumatra.
Itu artinya gajah jenis ini merupakan satwa endemik Indonesia. Gajah sumatra berbeda dengan gajah Afrika atau gajah Asia yang lain dari segi postur tubuh.
Satwa endemik Indonesia itu berpostur lebih kecil. Populasinya semakin menurun dan menjadi spesies yang sangat terancam.
Dari hasil survie pada tahun 2000, diperkirakan hanya sekitar 2000 sampai 2700 ekor gajah sumatra yang tersisa di alam liar.
Ancaman terbesar kepunahan gajah sumatra adalah manusia. Sebanyak 65% populasi gajah sumatra lenyap akibat dibunuh manusia, dan 30% kemungkinan dibunuh dengan cara diracuni oleh manusia.
Di Indonesia, gajah sumatra merupakan mamalia terbesar. Beratnya mencapai 6 ton dan tumbuh setinggi 3,5 meter pada bahu. Untuk usia sendiri, gajah sumatra terbilang panjang, yakni rata-rata 70 tahun.
Meski menjadi satwa ‘kebanggaan’, tapi status kelangkaan hewan ini telah dinyatakan kritis atau critically endangered sejak lebih dari satu dekade lalu.
Iya, International Union for Conservation of Nature (IUCN) telah menaikkan ‘kelas’ gajah sumatra sebagai spesies yang kritis atau critically endangered, setelah sebelumnya spesies ini masuk dalam kelas endangered atau terancam.
Padaha gajah ini dan gajah Kalimantan termasuk dalam jenis hewan yang dilindungi di dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Kemudian, juga diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Gajah merupakan satwa yang sangat cerdas dan memiliki otak yang lebih besar dibandingkan dengan mamalia darat lain.
Telinga yang cukup besar membantu gajah mendengar dengan baik dan membantu mengurangi panas tubuh.
Belalainya digunakan untuk mendapatkan makanan dan air dengan cara memegang atau menggenggam bagian ujungnya yang digunakan seperti jari untuk meraup.
Saat ini, total keseluruhan gajah sumatra yang herbivora raksasa ini di bawah naungan Lembaga Konservasi ada 480 ekor.
Kelahiran gajah sumatera
Pada perayaan Hari Gajah Sedunia tahun ini. Ada kabar gembira dari Taman Safari Prigen, Pasuruan yang memperkenalkan bayi gajah sumatra.
Bayi gajah itu berjenis kelamin betina. Ia lahir pada 14 Juli 2020 lalu setelah mendekam selama berpuluh minggu di dalam perut induknya.
General Manager Taman Safari Prigen, Diaz Yonadie mengatakan, kelahiran satwa endemik Indonesia ini merupakan kado istimewa menyambut World Elephant Day.
Tidak hanya sebagai kado di peringatan Hari Gajah Sedunia, tetapi juga menjadi kado istimewa untuk kemedekaan Indonesia ke 75 tahun.
Bayi gajah itu lahir dari ‘orang tua’ yang bernama Sisca dan induk jantan bernama Wahid. Proses kelahirannya, menurut Dokter Hewan Taman Safari Prigen, drh Nanang Tedjo Laksono ditangani secara langsung oleh tim medis maupun keeper (perawat satwa).
Saat lahir, berat lahir anak gajah tersebut seberat 80 kilogram dengan tinggi 85 sentimeter. Gajah sumatera menjalani masa kebuntingan antara 18 bulan sampai 24 bulan.
“ Gajah betina bisa dikatakan dewasa saat berusia 10 tahun sampai 12 tahun, sedangkan gajah jantan berusia 17 tahun. Jumlah keseluruhan gajah di Taman Safari Prigen saat ini menjadi 20 ekor,” kata Nanang.
Peringata Hari Gajah Sedunia harus menjadi momentum untuk menjaga gajah sumatra dan gajah kalimantan dari kepunahan. Agar para generasi mendatang tidak hanya mengetahui satwa endemik Indonesia ini dari foto atau video saja.