Inspirasi Perempuan Bernama Neneng, Penjaga Indonesia dari Karhutla

oleh -226 kali dilihat
Inspirasi Perempuan Bernama Neneng, Penjaga Indonesia dari Karhutla
Neneng, srikandi Manggala Agni/foto-Klhk
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Sehari-hari Neneng bertugas sebagai pemantau deteksi dini karhutla. Usianya telah menginjak 35 tahun. Namun, kegigihannya berjuang menyelamatkan lahan dan hutan Indonesia dari kobaran api patut diberi tepuk tangan dan dihargai.

Karhutla atau jika dipanjangkan menjadi kebakaran hutan dan lahan. Karhutla memang menjadi momok yang mengancam negara Indonesia. Karhutla nyaris tak pernah absen setiap tahun.

Neneng adalah salah satu srikandi Manggala Agni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Nama lengkapnya Gustia Ningsih. Namun, lebih akrar disapa Neneng.

Sebagai anggota Mangga Agni, tentu Neneng harus ikut berjibaku, ikut berjuang mengatasi karhutla. Ia bergabung sebagai anggota Daops Manggala Agni Sumatera VI/Siak, Riau, sejak 2005 silam.

Demi menjaga hutan Indonesia, Neneng tak segan meninggalkan keluarganya demi memenuhi panggilan tugas, demi menjaga hutan Indonesia agar tetap lestari.

KLIK INI:  Asap Karhutla Indonesia Tak Melintas ke Malaysia?

Iya, perempuan yang sudah mengabdi selama 15 itu telah memiliki tiga orang anak. Ia sudah merasakan manis pahitnya upaya pengendalian karhutla.

Apalagi Neneng bertugas di Provinsi Riau, provinsi yang tingkat karhutlanya cukup tinggi. Karenanya ia bersama anggota Manggala Agni lainnya, tentu sudah sangat kenyang pengalaman bertarung dengan titik-titik api yang merah bara.

Wilayah kerja Neneng terbentang luas melewati batas kabupaten yang ada di Riau. Sebagai orang yang memantau deteksi dini karhutla. Tugas Neneng meliputi wilayah Kabupaten Siak, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kepulauan Meranti.

Meski tugasnya hanya pemantau deteksi dini. Tidak jarang pula Neneng terjun langsung ikut terjun ke lapangan untuk melaksanakan patroli pencegahan dan pemadaman karhutla.

Tugas dan kecintaannya kepada lahan dan hutan Indonesia mendorong ia melakukan hal tersebut.

Salah satu hal yang memberikan motivasi Neneng melakukan tugas yang berat itu adalah Raden Ajeng Kartini.

Sebagaimana diketahui Kartini adalah pejuang yang banyak menginsiparisi perempuan-perempuan Indonesia, termasuk Neneng.

Baginya sosok Kartini cukup memberikan motivasi dirinya untuk ikut bergerak bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan tanpa melalaikan dan meninggalkan tanggung jawab sebagai seorang wanita, sebagai ibu yang baik dan sebagai istri yang patuh terhadap suami.

Saking menginspirasinya, maka setiap tanggal 21 April Indonesia akan memperingati hari Kartini, sebagai bentuk penghormatan kepadanya.

KLIK INI:  KLHK Perkuat Satgas Pengendalian Karhutla dengan Helikopter

“Kartini memberikan inspirasi tersendiri bagi saya, bahwa wanita bisa berperan dalam semua hal, termasuk dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan sebagai Manggala Agni,” ungkapnya.

Pernah terperosok gambut

Waktu kebakaran karhutla di Siak 2019 kemarin. Neneng bersama anggota Manggala Agni tentu harus terjun langsung untuk melakukan pemadaman karhutla sampai beberapa hari.

“Waktu melakukan pemadaman saya pernah terperosok gambut karena kebakaran saat itu di selimuti asap yang sangat tebal,” tambah Neneng

Manggala Agni boleh dibilang sebagai dunia yang maskulin, sebab didominasi oleh laki-laki. Maka kehadiran Neneng menjadi warna tersendiri. Menjadi pelajaran penting, perempuan bisa mengambil peran lebih besar dalam kelestarian lingkungan.

Neneng mengakui tak sulit berada di dunia kerja yang dominasi kaum Adam. Neneng juga akui ia sudah terbiasa berjalan puluhan kilometer untuk menuju titik api, mengangkat gulungan selang, serta memegang nozzle di depan berhadapan langsung dengan api.

Namun, yang sulit baginya adalah meninggalkan keluarga karena harus bertugas di lapangan. Kadang berhari-hari ia tak bisa mendapat atau mengirim kabar kepada keluarganya

“Beban yang paling berat biasanya meninggalkan keluarga, anak-anak, karena kalau masuk hutan tidak ada sinyal handphone sehingga untuk sekedar bertanya kabarpun susah sekali,” ungkapnya

Ia berpesan kepada kaumnya (wanita) agar tetap mengambil peran di berbagai bidang, tetap menjaga keluarga dan hormat pada suami

“Kaum wanita saat ini dituntut menjadi wanita yang berbudi luhur, pandai dan berani. Mereka mendapatkan hak untuk mengambil peran dalam berbagai bidang, namun tidak melupakan kewajibannya untuk merawat keluarga dan menghargai suaminya,” tutup Neneng.

Kisah Neneng tentu bisa menjadi inspirasi untuk menjaga Bumi ini, meski tidak harus melakukan hal serupa dengannya. Minimal tidak membuang sampah sembarangan tempat. Telah jadi bukti cinta kita kepada kepada lingkungan, kepada bumi yang kita huni ini.

KLIK INI:  KLHK dan Polri Sepakat Tingkatkan Sinergi Penanganan Masalah LHK