Studi Baru, Sungai di Dunia Menjadi Penghubung Sampah Plastik ke Lautan

oleh -145 kali dilihat
Sungai di Indonesia Banjir Mikroplastik, Dampak Tata Kelola Sampah Buruk?
Ilustrasi sampah di sungai - Foto/ Elis Antonio Rios dari Pixabay

Klikhijau.com Apakah kamu pernah melihat dan mengamati sungai-sungai yang dikepung sampah plastik? Rasanya tak jarang ini jadi pemandangan sehari-hari.

Dari mana datangnya sampah-sampah itu berkelindan? Sebagian besar berasal dari got-got yang terhubung dari rumah tangga. Namun, tak sedikit yang memang merupakan buangan secara sengaja oleh orang-orang tak bertanggungjawab.

Sungai pun kehilangan kejernihannya bahkan tak sedikit yang tercemar karena sampah plastik. Bila begini, sungai akan kehilangan fungsinya—kehilangan pesonanya.

Sebuah studi terbaru di jurnal Science Advance, disebutkan bahwa ada 1.000 sungai, atau 1% dari total jumlah sungai di dunia yang mengkatalisis sampah plastik ke lautan.

Penelitian ini menyimpulkan jika polusi limbah di sungai, diantaranya dipicu oleh buruknya kebijakan manajemen pengelolaan limbah di kawasan sungai, intensitas hujan dan juga kedekatan zona sungai dengan laut.

KLIK INI:  Mengapa Masih Ada Sampah Plastik di Antara Kita?

Dilansir dari Inhabitat, studi yang dipelopori oleh The Ocean Cleanup ini bertujuan mengurangi limbah lautan. Mereka juga sedang menyiapkan strategi untuk terjun langsung menangani masalah limbah plastik di sungai.

Dalam tiga tahun terakhir, para peneliti mengeksplorasi sampel dari 67 sungai di 14 negara dari 3 benua.

Sampel yang dikumpulkan menunjukkan bagaimana pasokan plastik dari tiap wilayah serta bagaimana limbah ini menyebar secara global.

Selain melaui sampel, tim juga memakai data dan model komputer, dengan begitu hasilnya lebih akurat dari studi sebelumnya.

Studi sebelumnya, menyebutkan, hanya 5 dari 47 sungai utama di dunia bertanggung jawab atas pencemaran sampah plastik di laut.

Sementara studi terbaru oleh The Ocean Cleanup ini, jumlahnya meningkat menjadi lebih kurang 1.000 sungai.

Meskipun begitu, 1.000 sungai jumlahnya dinilai masih kecil dan dapat ditangani, mengingat hanya 1% saja dari total sungai dunia.

KLIK INI:  Ada Bukit Sampah Plastik Saat Clean Beach Action di Pantai Lapeo Mandar
Rekomendasi untuk para pemangku kepentingan

Studi ini juga merefleksikan betapa akumulasi limbah di lautan lebih dipengaruhi oleh manajemen limbah di tiap wilayah yang tidak baik. Jadi, tak selalu karena kuantitas plastik yang dikonsumsi di wilayah tersebut.

Sebagai contoh, ada negara-negara dengan konsumsi plastik yang tinggi, namun menyumbang polusi sampah plastik di laut yang lebih rendah. Hal itu karena negara tersebut memiliki sistem manajemen limbah yang bagus.

Studi ini juga menyimpulkan bahwa  Filipina, India, Malaysia, China, dan Indonesia sebagai kontributor limbah plastik terbesar di sungai. Ini tentu satu catatan penting yang sekaligus perlu ditindaklanjuti para pemangku kepentingan, termasuk di Indonesia.

Para periset berharap, temuan ini dapat dijadikan data dan argumentasi untuk mendorong pendekatan penanganan sampah plastik. Di luar itu semua, aksi global secara kolaboratif juga diperlukan demi mengatasi kepungan plastik di lautan.

KLIK INI:  Paul dan Seekor Gurita Kelapa yang Terancam Akibat Gelas Plastik