Iman Mati, Spesies Badak Sumatera di Malaysia Berakhir

oleh -113 kali dilihat
Iman Mati, Spesies Badak Sumatera di Malaysia Berakhir
Badak Sumater -foto/cnnindonesia
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Iman merupakan badak betina berusia 25 tahun. Usianya tak lagi bisa bertambah, hari Sabtu lalu dia mati karena kanker.

Iman adalah badak sumatera terakhir di Malaysia. Dia telah dirawat di suaka margasatwa sejak penangkapannya pada tahun 2014.

Dia meninggal karena kanker di negara bagian Sabah di pulau Kalimantan. Kematiannya diiringi kisah tragis, sebab kini badak sumatera di Malaysia telah punah.

“Kematian Iman datang lebih cepat dari yang kami perkirakan, tetapi kami tahu bahwa dia mulai menderita rasa sakit yang signifikan,” kata Augustine Tuuga, direktur Departemen Margasatwa Sabah.

KLIK INI:  Cegah Badak Sumatera Punah, KLHK Telah Susun Rencana Aksi Darurat

Sejak tahun 2015, badak sumatera dinyatakan punah di alam liar di Malaysia. Pada bulan Mei lalu, badak sumatera jantan terakhir di Malaysia pun mati.

Dan yang paling miris, spesies ini sekarang hampir menghilang dari alam, dan para konservasionis memperkirakan bahwa hanya sekitar 30 hingga 80 badak Sumatera yang bertahan hidup.

Sebagian besar di pulau Sumatra, Indonesia, dan di sisi Kalimantan, Indonesia. Penyebab hampir punahnya badak sumatera karena kehilangan habitatnya dan perburuan liar.

Menurut kelompok konservasi International Rhino Foundation, badak sumatera jarang berkembang biak dan mungkin punah dalam hitungan dekade.

Upaya malaysia sejak 2011 membiakkan spesies ini di penangkaran melalui fertilisasi in-vitro, tetapi tidak berhasil.

KLIK INI:  Ini Jenis Burung yang Dinyatakan Telah Punah atau Mendekati Kepunahan
Aksi darurat penyelamat badak

Pada awal bulan ini, Menteri Sumber Daya Alam, Lahan, dan Air Malaysia, Dr. Xavier Jayakumar Arulanandam mengajak Indonesia melakukan pembiakan badak secara artifisial.

“Kami memiliki badak satu-satunya yang tersisa dan dalam kondisi yang sudah kurang sehat pula, mohon untuk secepatnya dilakukan pembiakan secara artifisial di Indonesia” pintanya.

Namun, sepertinya permintaan itu tidak terkabul, sebab kini Iman, yang merupakan badak sumatera satu-satunya di Malaysia telah mati.

Sementara itu, Indonesia telah menyusun rencana aksi darurat untuk menyelamatkan badak dari kepunahan, yakni melalui Rencana Aksi Darurat (RAD) Penyelamatan Populasi Badak Sumatera 2018-2021.

Ahli Badak Institut Pertanian Bogor, Muhammad Agil juga menyatakan bahwa setelah dokumen RAD jadi, tinggal bagaimana kita menghasilkan anak-anak badak baru dari proses intervensi manusia dalam perkembanganbiakan.

KLIK INI:  Satu-Satunya Badak Sumatera Jantan yang Tersisa di Malaysia, Mati!

“Ini harus menjadi perhatian bersama bahwa kehilangan badak sumatera itu berarti kehilangan satu genus. Maka dalam konservasi badak yang paling penting kita bisa menghasilkan anak anak badak baru,” ujar Agil.

Pendekatan teknologi disebutnya bisa menjadi salah satu kunci pengembangbiakan badak sumatera. Ini dikarena alam kondisinya sudah menurun untuk berkembang biak, juga karena jumlahnya semakin sedikit.

Sedangkan Bupati Aceh Timur H. Hasballah HM. Thaib berkomitmen mendukung konservasi dengan memberikan lahan seluas 7.500 ha di Aceh Timur. Dirinya sangat bersemangat untuk membantu konservasi badak sumatera.

RAD akan dilaksanakan dalam jangka waktu 3 tahun. Dan merupakan bagian dari Strategi Rencana Aksi Konservasi (SRAK) Badak Indonesia 2018-2028 yang akan disusun untuk 7 tahun berikutnya.

Tentu kita sangat patut mendoakan supaya upaya itu berhasil.

KLIK INI:  Penerapan Teknologi Berbantu, Cara Jitu Selamatkan Populasi Badak