Hal Unik dari Kelor, Jadi Aneka Makanan hingga Persyaratan Nikah

oleh -737 kali dilihat
Hal Unik dari Kelor, Jadi Aneka Makanan hingga Persyaratan Nikah
Daun kelor memiliki banyak manfaat/Foto-Ist
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – November tahun lalu, jadi bulan yang diisi aneka kenangan kelor di kepala saya. Bulan itu saya mengunjungi salah satu desa di Kabupten Gowa, namanya Desa Batu Rappe yang terletak di Kecamatan Biring Bulu.

Meski itu bukan kunjungan saya yang pertama, tapi telah berkali-kali, hanya kunjungan di bulan November itu terasa berbeda dari kunjungan lainnya.

Sebab, di sana digelar diskusi tentang kelor, dan saya leluasa mencicipi aneka olahan makanan kelor, mulai dari bakso kelor, keripik hingga puding kelor.

Bukan hanya itu, ada pula kunjungan ke kebun kelor yang baru dikembangkan. Desa Batu Rappe, merupaka salah satu desa di datarang tinggi Gowa yang memang gencar membudidayakan pohon kelor.

KLIK INI:  Tawa Ceria Anak Pesisir Pantai Kalumeme di Tengah Abrasi

Bahkan pemerintah setempat tidak segan menggelontorkan uang dengan jumlah banyak demi membangun industri kelor. Tanaman yang dikenal dengan berbagai manfaat.

Petani kelor di Batu Rappe didampingi oleh seorang pendamping desa bernama Irham, ia gigih membangun semangat petani agar mengembangbiakkan kelor.

“Kelor adalah tanaman yang mudah dirawat, hanya sekali tanam saja,” katanya.

“Kelor bisa menjadi komoditi andalan warga jika dikembangkan dengan baik,” lanjutnya.

Apa yang terjadi di Batu Rappe juga terjadi di Nusa Tenggara Timur. Bedanya, di NTT instruksi menanam kelor datang dari Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat.

Jadi syarat pernikahan

Menurut berita yang ditulis Sigiranus Marutho Bere tanggal 10 Februari 2020 di Kompas, Gubernur NTT, menginstruksikan masyarakat untuk menanam paling sedikit lima pohon kelor di sekitaran rumah.

KLIK INI:  Jawaban Cerdas Nebu Sambut Tim Verifikasi Adiwiyata Sulsel di SDN Borong

Bahkan makan kelor menjadi persyarakat untuk menikah. Viktor mengimbau masyarakatnya jika ingin menikah, harus makan kelor

“Jadi kalau ada yang mau menikah. Para perempuannya harus makan kelor. Kalau mereka tidak makan kelor maka mereka tidak dapat restu dari pihak gereja,” ujar Viktor, Minggu, 9 Februari 2020 malam.

Viktor percaya tanaman kelor yang dikonsumsi masyarakat bisa menjadi solusi menekankasus stunting di NTT.

“Karena banyak orang makan kelor. Program ini harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh,” kata Viktor.

Menurutnya jika kita mengkonsumsi kelor secara rutin maka sesungguhnya kita tidak perlu lagi minum susu. Kelor di atas dari susu. Kelor harus kita propagandakan terus di NTT,”

Kelor adalah tanaman ajaib, kata Viktor berdasarkan penelitian, masyarakat bisa membiayai dua anak untuk sekolah hingga jenjang master jika menanam 100 pohon kelor.

Ke depannya, jika ingin menikmati kelor akan ada dua tempat yang layak dikunjungi, yakni Provinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di Desa Batu Rappe, Kec. Biringbulu, Gowa dan Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Hmmm, apakah kamu suka kelor?

KLIK INI:  Studi Baru, Sungai di Dunia Menjadi Penghubung Sampah Plastik ke Lautan