- Pantai yang Bersalin Nama - 13/04/2024
- Gadis Iklim - 07/04/2024
- Anak Kecil dalam Hujan - 30/03/2024
Klikhijau.com – Perubahan iklim akan menyebabkan suhu laut meningkat. Bukan meningkat ke titik dingin, tapi ke titik yang lebih panas.
Peningkatan ke titik panas itu tidak patut disambut dengan suka cita, tapi justru sebaliknya harus disambut dengan duka cita.
Itu karena akan membawa dampak yang cukup berisiko, seperti dilansir dari DW, jika pemanasan suhu laut bakal memicu bencana di daratan, seperti angin topan, banjir, dan kebakaran hutan.
Tidak hanya itu, pemanasan suhu laut juga bisa memicu hal-hal berikut:
-
Terumbu karang rusak
Daya tarik terumbu karang adalah warnanya yang berwarna-warni. Namun jika suhu laut menghangat, terumbu karang bisa kehilangan warnanya yang memukau dan akan kembali memutih—kembali ke warna aslinya.
Tidak hanya itu, kemampuan bereproduksinya akan hilang. Jika terumbu karang rusak maka akan memicu pula rusaknya ekosistem laut secara keseluruhan.
-
Ribuan ikan bakal mati
Ganggang beracun akan berkembang biak dengan pesat di air yang hangat dan minim oksigen. Ini akan melahirkan bencana mengerikan bagi ikan. Sebab akan banyak ikan yang mati karena terpapar racun dari ganggang.
Ganggang selama ini telah menjadi ancaman bagi industri perikanan dan pariwisata. Jadi, jika suhu air laut menjadi hangat, bisa saja kita akan kesulitan menemui ikan di laut.
-
Daerah dingin akan penuh spesies
Di lansir dari DW, bahwa populasi ikan kod di Laut Utara, menyusut lebih cepat akibat pemanasan suhu laut bila dibandingkan dengan penangkapan ikan secara berlebihan.
Perubahan suhu laut ke arah yang lebih hangat memaksa spesies bergerak ke daerah yang lebih dingin. Ikan dan mamalia laut akan bermigrasi ke kutub, selayaknya hewan darat untuk menyelamatkan diri.
-
Ikan akan kekurangan oksigen
Hal lain yang akan disebabkan oleh menghangatnya air laut adalah semakin sedikit oksigen yang bisa disimpan.
Kekurangan oksigen adalah ancaman nyata bagi kepunahan ikan di laut.
-
Ancaman kebakaran hutan
Perubahan iklim akan memicu cuaca ekstrem. Sementara cuaca ekstrem dapat menyebabkan dua hal, yakni banjir akibat curah hujan yang tinggi atau kekeringan parah.
Kekeringan akan melahirkan banyak bencana, antara lain kekurangan air, gagal panen, dan yang paling mengancam adalah kebakaran hutan.
Bencana kebakaran hutan bisa merusak semua lini kehidupan. Ekosistem akan rusak dan kehidupan akan semakin sulit
-
Samudera Atlantik berubah arus
Pemanasan suhu laut bisa saja mengubah arus Samudera Atlantik. Dan jika Arus Atlantik Utara terganggu akibat pemanasan laut, maka akan terjadi musim dingin yang parah di seluruh Eropa barat dan utara.
Hal ini karena arus berfungsi memastikan sirkulasi air laut yang berkelanjutan, yakni saat air permukaan yang padat meresap ke lapisan yang lebih dalam dan lebih dingin.
-
Memicu gelombang badai
Dengan adanya gelombang badai, tentu mata pencaharian nelayan dan masyarakat pesisir akan terusik bahkan hilang.
Apalagi suhu air laut yang menghangat akan diiringi pula oleh meningkatnya suhu atmosfer bumi Hal ini mengakibatkan perluasan massa air yang menyebabkan permukaan laut naik lebih tinggi.
-
Badai akan lebih sering
Dengan menghangatnya suhu air laut, maka intensitas siklon tropis akan meningkat. Itu artinya frekuensi badai dan angin topan akan berlangsung lebih lama, terutama di Atlantik utara dan Pasifik timur laut.
Kondisi cuaca ekstrem akan menghasilkan badai yang sangat merusak di masa depan, bahkan di daerah-daerah yang sebelumnya tidak rawan bencana.
Apa solusinya?
Pemanasan suhu laut dipicu oleh perubahan iklim. Maka yang perlu dicari solusinya adalah bagaimana cara agar perubahan iklim tidak terjadi atau semakin buruk.
Dilansir dari tirto, bahwa menurut Conversation International, solusi terbaik untuk mengatasi perubahan iklim adala alam itu sendiri.
Di antaranya adalah menjaga hutan tropis agar tetap ada. Sebab hutan tropis dianggap sangat efektif untuk menyimpan karbon dan mencegah skenario perubahan iklim terburuk.
Conversation melaporkan jika solusi iklim alami seperti mengakhiri deforestasi dan memulihkan hutan yang terdegradasi, pada tingkat global, dapat menciptakan 80 juta lapangan kerja, membawa 1 miliar orang keluar dari kemiskinan dan menambah 2,3 triliun dolar Amerika dalam pertumbuhan produktif.
Namun, sangat disayangkan solusi berbasis alam masih hanya menerima 2 persen dari seluruh pendanaan iklim.
Langkah yang dilakukan Conservation International adalah menasihati lebih dari 20 negara untuk membantu menempa Perjanjian Paris, pakta iklim pertama dari jenisnya yang mengakui peran kunci yang harus dimainkan oleh alam dalam setiap solusi perubahan iklim.
Selain itu, Conservation bekerja mencapai deforestasi nol-bersih di Amazonia pada tahun 2020 untuk melindungi sumber daya penting, mengurangi perubahan iklim dan meningkatkan kemakmuran bagi masyarakat.