MBG Bukan Sekadar Gizi, Tetapi Juga Investasi Masa Depan, Harus Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan

oleh -17 kali dilihat
9 Cara Terbaik Menyimpan Makanan Sisa agar Tetap Layak Konsumsi
Ilustrasi makanan - Foto/Pixabay

Klikhijau.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mendapat dukungan penuh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH).

Salah satu bukti dukungan tersebut adalah  kunjungan kerja (kuker) Menteri LH/BPLH Hanif Faisol Nurofiq ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jatake di Tangerang.

Kunjungan tersebut  bukan sekadar seremonial belaka, melainkan sebagai  wujud nyata komitmen KLH/BPLH terhadap program prioritas nasional dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang fokus pada gizi seimbang bagi anak-anak Indonesia melalui pendekatan lintas sektor dan keberlanjutan lingkungan.

Dengan model  kolaborasi pengelolaan sampah berbasis komunitas yang inovatif SPPG Jatake dapat  menjadi contoh nyata bagaimana ketahanan gizi dan pelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan.

KLIK INI:  Menyandarkan Asa Pada SILIN untuk Produktivitas Hutan Alam Indonesia

Jadinya, program MBG tidak sekadar penyediaan makanan bergizi, tetapi juga menjadi ruang untuk mengubah perilaku pelajar menuju pola hidup sehat dan ramah lingkungan.

Kedua pola tersebut, dapat menjadi fondasi penting dalam pencapaian visi Indonesia Emas 2045 mendatang.

Menampakkan hasil

Program  kolaborasi pengelolaan sampah berbasis komunitas  sejauh ini  telah menampakkan hasilnya, sebab berhasil mengurangi sampah makanan di SPPG Jatake sebesar 35% dalam enam bulan terakhir,  dengan pengurangan sampah organik yang diolah menjadi kompos untuk pupuk tanaman yang ada di sekolah.

Model kolaborasi pengelolaan sampah berbasis komunitas yang diinisiasi SPPG Jatake  melibatkan masyarakat, dunia usaha, dan teknologi sederhana seperti komposting, bank sampah, dan RDF skala kecil.

KLIK INI:  Bosowa Peduli Aktifkan Bank Sampah Menuju Kampus ‘Zero Waste’

SPPG Jatake yang berlokasi di lahan seluas 2.000 m², mampu mengolah 10-15 ton sampah per hari. Upaya tersebut mengurangi beban TPA lebih dari 30%.

KLH/BPLH sendiri menaruh atensi besar terhadap keberhasilan program MBG tidak hanya dari sisi pemenuhan gizi, tetapi juga dari efektivitas pengelolaan sampah yang dihasilkannya.

Efektivitas MBG harus berjalan seiring dengan pengurangan sampah makanan (food waste), penggunaan wadah guna ulang untuk menghindari sampah kemasan sekali pakai, serta edukasi konsumsi berkelanjutan agar makanan tidak bersisa. Hal ini sejalan dengan Arahan Presiden dalam RPJMN untuk mencapai pengelolaan sampah 100% pada tahun 2029.

KLIK INI:  Sampah Plastik Menghilang, Peneliti Disesaki Tanya, ke Mana Perginya?

“Kualitas makanan bergizi yang dikonsumsi masyarakat sangat ditentukan oleh ketersediaan pangan sehat, lingkungan bersih, air layak, dan udara yang bebas pencemar. Program MBG bukan hanya urusan gizi, tetapi juga investasi masa depan bangsa yang harus ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujar Menteri Hanif.

Menteri Hanif juga mendorong agar pendekatan integratif seperti di SPPG Jatake direplikasi di berbagai daerah, sebagai bagian dari penguatan sistem pengelolaan sampah terpadu dan perluasan literasi lingkungan. Kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, komunitas, dunia usaha, dan lembaga pendidikan menjadi kunci keberhasilan skema ini secara berkelanjutan.

Kunjungan ke SMP Negeri 8 Tangerang dan SMK Yapinktek Tangerang menunjukkan bagaimana pendidikan berperan sebagai pengubah perilaku. Pembiasaan membawa bekal sehat, memilah sampah, serta praktik pengolahan sampah organik dilakukan secara aktif oleh siswa dan guru, memperkuat karakter peduli lingkungan sejak dini.

KLIK INI:  Mangrove, Tanaman Pesisir yang Menjaga Kedaulatan Ekonomi dan Politik Indonesia

Kegiatan ini juga menjadi ajang penguatan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk menyelaraskan program MBG dengan agenda nasional lingkungan hidup.

Melalui dialog langsung dengan warga, guru, dan siswa, KLH/BPLH menyerap masukan lapangan sebagai bahan penguatan kebijakan pengelolaan sampah yang mendukung ketahanan gizi nasional.

“Instruksi pemerintah pusat ini sejalan dengan visi kami membangun Kota Tangerang yang sehat, layak huni, dan berkelanjutan. Pemkot akan terus memfasilitasi dan memastikan sarana, pendampingan, serta dukungan teknis bagi keberlanjutan program ini, agar manfaatnya dapat dirasakan masyarakat secara luas,” ungkap Walikota Tangerang, Sachrudin.

KLIK INI:  Geliat Bank Sampah di Bulukumba, Sudah Bisa Tukar Sampah jadi Emas

Menutup rangkaian kunjungan, Menteri Hanif menekankan pentingnya membangun kesadaran kolektif lintas sektor untuk memastikan keberhasilan program MBG secara menyeluruh. Menteri Hanif mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam menciptakan masa depan yang lebih sehat, adil, dan lestari.

“Mari kita kolaborasikan gizi, lingkungan, dan masa depan anak-anak Indonesia. Dengan kesadaran kolektif dan sinergi lintas sektor, kita bisa membangun Indonesia yang sehat, kuat, dan lestari,” tutup Menteri Hanif.

KLIK INI:  Pengelolaan Sampah Secara Konvensial Sudah Sepatutnya Ditinggalkan