Ibu yang Menyusui Bisa Atasi Perubahan Iklim, Benarkah?

oleh -163 kali dilihat
Ibu yang Menyusui Bisa Atasi Perubahan Iklim, Benarkah?
Ilustrasi ibu menyusui/foto-Fajar
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Perubahan iklim merupakan hal yang perlu dicemaskan. Karena membawa ancaman yang cukup nyata dan serius bagi lingkungan hidup dan kesehatan.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasinya, namun berbagai tantangan pula menghadangnya.

Dan hal terbaru mengenai cara mengatasi perubahan iklim yang terbilang unik dan tak terduga adalah menyusui.

Ya, menyusui sedang jdai sorotan karena dianggap bisa ber kontribusi signifikan para perempuan dalam hal mengatasi perubahan iklim.

KLIK INI:  Inilah Jenis Limbah Medis yang Harus Anda Ketahui

Baru-baru ini, sebuah studi mengungkapkan hal tersebut. Menyusui mengekstraksi sedikit sumber daya alam, seperti air atau tanah, tidak menghasilkan emisi karbon, dan minim atau nol limbah.

Pemberian ASI menekan ovulasi, membantu mengurangi jumlah anggota keluarga, dan menjaga keluarga tetap sehat. Hal ini bisa menjaga sumber daya Bumi dari dampak yang ditimbulkan oleh manusia.

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa menyusui selama enam bulan menghemat 95-153kg CO₂e (carbon dioksida ekuivalen) per bayi dibandingkan dengan pemberian susu formula.

Semisal di Inggris apabila semua bayi diberikan ASI selama enam bulan saja, maka penghematan emisi karbon sama dengan mengeluarkan 50.000 sampai 77.500 mobil dari jalan selama setahun.

Penggunaan susu bubuk memerlukan sekitar 4.700 liter air per kilo susu. Susu formula menggunakan bahan-bahan seperti minyak kelapa sawit untuk kebutuhan mineral dan vitamin bagi pertumbuhan bayi.

KLIK INI:  Hewan Laut Melawan Perubahan Iklim dengan Saling Melindungi

Susu formula bubuk membutuhkan air yang dipanaskan hingga suhu 70°C agar steril dan aman dikonsumsi. Hal ini menyerap sumber daya.

Kurangi penggunaan susu Formula

Di Inggris, perkiraan biaya energi untuk mendidihkan air bagi produksi susu untuk bayi di tahun pertama setara dengan mengeluarkan lebih dari 1,5 juta kilogram karbon dioksida.

Belum lagi sampah yang dihasilkan. Sebuah riset menunjukkan bahwa 550 juta kaleng susu formula, 86.000 ton logam, dan 364.000 ton kertas yang dibuang ke TPA setiap tahunnya.

Sekadar diketahui, industri susu formula meningkat dua kali lipat saat penelitian tersebut diterbitkan tahun 2009.

KLIK INI:  Dampak Badai Siklon Seroja terhadap Terumbu Karang di TN Perairan Laut Sawu 

Maka mengurangi ketergantungan kita pada susu formula, jika memungkinkan, adalah langkah penting dalam menghadapi krisis iklim.

Dampak lain dari tidak menyusui biasanya period haid akan lebih cepat. Hal ini akan membuat para perempuan menggunakan pembalut lebih banyak.

Menyusui dapat menurunkan permintaan akan serat katun, plastik polietilena dan bahan lainnya yang digunakan untuk produksi pembalut dan tampon.

Bayangkan, untuk perempuan di Inggris saja rata-rata menggunakan 264 pembalut dan tampon, setiap tahunnya.

KLIK INI:  Bagaimana Menangani Perubahan Iklim dan Hilangnya Keanekaragaman Hayati?