Hari Anak: Mizuiku Resmikan Fasilitas Pengolahan Limbah Air di SDI PB Soedirman Cijantung

oleh -97 kali dilihat
Hari Anak Mizuiku Resmikan Fasilitas Pengolahan Limbah Air di SDI PB Soedirman Cijantung
Murid SDI PB Soedirman sedang mencuci tangan menggunakan olahan air limbah yang berasal dari air hujan dan air cuci tangan - Foto: Ist

Klikhijau.com – Suntory Garuda Beverage (SGB) rayakan Hari Anak Nasional 2022 dengan meresmikan fasilitas “Pengolahan Air Limbah Cuci Tangan Menjadi Air Bersih Siap Pakai” di SDI PB Soediman, Cijantung (25/7).

Fasilitas ini adalah perwujudan dari ide anak-anak dan guru SDI PB Soediman saat mengikuti Proyek Mizu, kompetisi inovasi konservasi air antar sekolah binaan Mizuiku, pada akhir tahun 2021.

Fasilitas pengolahan limbah air ini dapat mengkonservasi air rata-rata 525 liter air per hari, sekitar 15.000 liter per bulan atau setara dengan konsumsi air minum untuk 250 orang dewasa. Fasilitas pengolahan limbah air tersebut membuktikan Mizuiku telah memberi dampak positif dalam aspek sosial, lingkungan dan ekonomi kepada masyarakat.

Ong Yuh Hwang, Chief Executive Officer & President Director, Suntory Garuda Beverage, mengatakan, lewat ratusan sekolah binaan Mizuiku yang tersebar di enam daerah di seluruh Indonesia, Mizuiku secara bertahap telah berhasil menciptakan komunitas anak-anak usia sekolah dasar berkarakter dan lebih cinta lingkungan.

Dari aspek lingkungan, tak terkira sudah hasil konservasi air bersih yang berhasil Mizuiku lakukan sejak 2019. Konservasi ribuan liter air bersih per bulan yang berhasil dilakukan SDI PB Soedirman ini adalah satu satu buktinya.

“Jadi jelas bahwa dari hari ke hari, dampak positif program Mizuiku bagi Indonesia semakin nyata. Dengan demikian, kami dari SGB, juga semakin antusias dan bersemangat untuk terus menjalankan Mizuiku di Indonesia,” katanya.

KLIK INI:  Dharma Wanita P3E SUMA Gelar Pelatihan Pembuatan Kompos dan Eco Enzyme

Fasilitas pengolahan limbah air ini bermula dari pengamatan anak-anak dan guru yang menyadari jumlah air yang dipakai untuk cuci tangan di masa pandemi meningkat drastis, hampir 200% dari kondisi normal. Otomatis jumlah limbah air juga melonjak. Maka muncul ide untuk membuat fasilitas pengolahan limbah air agar dapat dipergunakan kembali untuk berbagai keperluan sekolah.

Ide tersebut dipresentasikan oleh guru dan anak-anak saat berpartisipasi dalam Proyek Mizu dan ternyata berhasil meraih juara pertama.

Drs. Zulfikri Anas, M.Ed., Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), RI, mengatakan, dimulai pada tahun 2022 ini, Kemendikbudristek memiliki tiga opsi kurikulum, salah satunya adalah Kurikulum Merdeka.

Kurikulum Merdeka, tambahnya, melanjutkan kurikulum sebelumnya yang berbasis kompetensi. Kurikulum ini menerapkan pembelajaran projek sebagai bagian dari kegiatan intrakurikuler. Pembelajaran projek bertujuan untuk penguatan karakter profil pelajar Pancasila melalui kegiatan-kegiatan nyata yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

“Melalui projek ini siswa memiliki kesempatan luas secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan, kesehatan, termasuk pengolahan air limbah cuci tangan menjadi air bersih siap pakai ini,” ucapnya.

KLIK INI:  SGB Perkenalkan Mizuiku Outdoor Class, Metode Pembelajaran Berbasis Alam 

“Tanggung jawab ini tidak hanya berada di pundak Kemendikbudristek dan sekolah-sekolah saja, namun kita semua, termasuk swasta. Oleh karena itu, saya sangat senang melihat berbagai gebrakan Mizuiku dari SGB, terlebih aktivitas-aktivitas yang mendukung kurikulum pembelajaran berbasis proyek seperti fasilitas pengolahan limbah air ini. Saya dengar ada sekolah-sekolah binaan Mizuiku lain di Gowa, Tangerang, Sidoarjo, Pati dan Banjarmasin yang juga memiliki proyek-proyek yang tak kalah hebatnya,” tambah Zulfikri Anas.

Edhy Sumarno, S.Pd, Kepala Sekolah SDI PB Soedirman, mengatakan, pihaknya sangat bangga dengan inovasi konservasi air yang digagas oleh anak-anak didik kami. Dampak konservasi air dari fasilitas pengolahan limbah air cuci tangan ini sangat nyata dan terukur dirasakan oleh siswa, guru, orang tua dan masyarakat sekitar sekolah kami.

“Padahal fasilitas pengolahan limbah air ini baru mencakup satu gedung kelas kami saja. Dengan keberhasilan fasilitas tersebut, terdapat dua hingga tiga gedung sekolah yang kami harapkan juga dapat kami kelola limbah airnya di kemudian hari. Kami ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada SGB yang mendukung penuh program pelestarian air bersih dan lingkungan di sekolah kami.”

Tasya Kamila, selebriti Indonesia yang peduli dengan pelestarian lingkungan, turut memberi dukungan atas program-program konservasi air Mizuiku. Menurut Tasya, merayakan Hari Anak Nasional 2022 dengan meresmikan fasilitas pengolahan limbah air dapat menjadi contoh yang baik bagi institusi pendidikan lain. Telah tiba waktunya bagi sekolah-sekolah agar semakin gencar mengedukasi para siswanya dengan bahan ajar pelestarian air bersih dan lingkungan.

“Sebagai seorang ibu, saya akan sangat senang dan bangga jika sekolah anak saya memiliki kepedulian besar terhadap pelestarian air bersih dan lingkungan. Apalagi saya dengar fasilitas pengolahan limbah air di SDI PB Soedirman ini menjadi bahan ajar bapak dan ibu guru untuk berbagai mata pelajaran, dari agama (hindari sikap mubazir air), tematik (hak dan kewajiban pemakaian air) hingga Bahasa Inggris “save the water.” Hal inilah yang membuat saya sangat mendukung program Mizuiku dari SGB. Karena Mizuiku memberikan edukasi keilmuan tentang pelestarian air bersih, membentuk karakter anak cinta air dari aspek paling sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan, mematikan keran air jika tidak terpakai hingga memotivasi anak-anak untuk berinovasi untuk melestarikan air.”

KLIK INI:  Navicula, Grup Band Asal Bali yang Suarakan Isu Lingkungan Melalui Musik

Proyek Mizu adalah kompetisi inovasi konservasi air antar sekolah binaan Mizuiku yang berlangsung pada Oktober hingga Desember 2021. Diikuti oleh 24 sekolah dasar, 3,430 peserta dari enam daerah di seluruh Indonesia (Jakarta, Tangerang, Bogor, Gowa, Banjarmasin dan Sidoarjo). SDI PB Soedirman berhasil meraih juara pertama, diikuti oleh SDN Gunung Putri 05, Bogor (1.575 liter); SDN Periuk 6, Tangerang (2.250 liter); SD Bontomanai, Gowa (nilai konservasi air 750 liter); dan SDN Pondok Makmur, Tangerang (96 liter) sebagai juara kedua, ketiga, harapan pertama dan kedua.

KLIK INI:  IKATSI Unhas Siap Jadi Tuan Rumah Temu Nasional IKATEK