5 Catatan Kerja Sama Indonesia dan PEA di Bidang LHK

oleh -13 kali dilihat
Menteri LHK bersama Delegasi PEA-foto/Ist

Klikhijau.com – Bertempat di gedung Manggala Wanabakti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menerima kunjungan delegasi dari Persatuan Emirat Arab (PEA).

Kunjungan itu berlangsung pada hari Senin,10 Juni 2024. Adapun kunjungan tersebut bertujuan untuk membahas potensi-potensi kerja sama di bidang kehutanan, alam, dan iklim untuk mendukung strategi Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Carbon Sink 2030.

Delegasi PEA dipimpin oleh Ms. Shaima Al Hebsi, Deputy Head of Mission, Kedutaan PEA di Jakarta. Dalam rombongan delegasi PEA ini terdapat juga, Dr Fred Launay selaku Kepala Staf dan Penasihat Senior dari HE. Razan Al Mubarak, Managing Director the Mohamed bin Zayed Species Conservation Fund.

Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak membahas berbagai inisiatif dan program kerja sama yang dapat dikembangkan untuk mendukung keberhasilan agenda FOLU Net Sink 2030.

KLIK INI:  Indonesia Loloskan 5 Resolusi di Sidang UNEA-4, Begini Uraiannya!

Pada pertemuan tersebut, Ketua Harian II FOLU Net Sink 2030, Agus Justianto, menyampaikan paparannya terkait implementasi rencana operasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 and kebijakan pengelolaan hutan lestari.

Agus menyatakan bahwa, “Indonesia berkomitmen untuk mencapai FOLU Net Sink 2030, di mana sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya diharapkan dapat menyerap emisi karbon lebih banyak daripada yang dilepaskan.”

Selain terkait FOLU Net Sink 2030, beberapa materi lain juga disampaikan dalam pertemuan ini. Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Sigit Reliantoro memaparkan kebijakan Indonesia terkait perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut, termasuk langkah-langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan ekosistem ini.

Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, Mahfudz membahas peran kehutanan sosial dalam memperkuat keamanan tenurial lahan dan pengembangan wilayah terpadu.

KLIK INI:  KLHK Kembangkan Potensi Produk Unggulan Lokal Lahan Gambut

Selanjutnya, Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan, Erik Teguh Primiantoro menguraikan potensi kerja sama antara KLHK dan UAE dalam perencanaan kehutanan dan tata kelola lingkungan. Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik, Nunu Anugrah memaparkan upaya konservasi sumber daya alam dan ekosistem di Indonesia. Direktur Rehabilitasi Hutan, Nikolas Nugroho menyampaikan upaya Indonesia dalam rehabilitasi hutan dan lahan.

Terakhir, Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Noer Adi Wardojo memaparkan komitmen Indonesia terhadap agenda perubahan iklim global, termasuk aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

KLIK INI:  Ini 10 Nama yang Duduki Kursi Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama KLHK
5 catatan kerja sama

Catatan Kerja Sama Indonesia dan PEA antara lain sebagai berikut:

  1. MoU antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI dan Kementerian Perubahan Iklim dan Lingkungan UAE mengenai kerja sama di bidang lingkungan hidup dan perubahan iklim, ditandatangani pada 14 November 2022 dengan jangka waktu lima tahun. Kerja sama ini mencakup adaptasi perubahan iklim, jalur net zero, transisi hijau, pengelolaan green bonds, pengelolaan sampah terpadu, dan bidang lain yang disepakati bersama.
  2. MoU antara KLHK RI dan Kantor Utusan Khusus UAE untuk Perubahan Iklim tentang kemitraan dalam aksi iklim menuju COP 28 UNFCCC UAE, juga ditandatangani pada 14 November 2022 dengan jangka waktu lima tahun.
  3. Pada COP 27, 8 November 2022, diluncurkan Mangrove Alliance for Climate (MAC) yang dipimpin oleh UAE dan Indonesia. Aliansi ini bertujuan untuk meningkatkan konservasi dan restorasi ekosistem mangrove secara global.
  4. MoU antara Kemenko Marves dan Kementerian Perubahan Iklim dan Lingkungan UAE tentang Program Pengembangan Mangrove Bilateral, berlaku dari 15 Februari 2021 hingga 15 Februari 2026. Ruang lingkup kerja sama meliputi pengelolaan dan restorasi mangrove, penelitian bersama, peningkatan kapasitas, dan proyek percontohan.
  5. Indonesia dan UAE memimpin inisiatif Mangrove Alliance for Climate (MAC) yang diluncurkan pada COP27 di Sharm El-Sheik. MAC bertujuan untuk mempercepat konservasi dan restorasi ekosistem mangrove untuk mengatasi perubahan iklim. Pertemuan UN High-Level COP28 pada 9 Desember 2023 mempertegas komitmen untuk melindungi 15 juta hektar mangrove global dengan menggalang dana sebesar USD 4 miliar.

KLHK berharap kunjungan ini akan memperkuat kemitraan antara Indonesia dan PEA, serta mendorong upaya konservasi yang lebih efektif dan berkelanjutan di masa depan.(*)

KLIK INI:  Komisi IV DPR Dukung Pelestarian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Berkelanjutan