Klikhijau.com – Di tengah hiruk-pikuk jalanan Kota Busan, seorang aktivis muda asal Indonesia mencuri perhatian dunia dengan aksi yang berani dan penuh makna.
Aeshnina Azzahra Aqilani, yang akrab disapa Nina, seorang siswi kelas XII 5 SMA Muhammadiyah 10 Gresik, tampil memukau di hadapan 1.500 aktivis lingkungan global dalam sebuah pawai yang menyerukan penghentian produksi plastik global dan larangan bahan kimia beracun dalam pembuatan plastik di Busan, Korea Selatan, Sabtu, 23 November 2024 (sore).
Dengan membawa enam toples replika bayi terlilit mikroplastik dan poster-poster bertuliskan pesan menohok seperti “Cradled in Contamination: Microplastics Have Reached the Womb” dan “Tiny Lives, Toxic Threats: Microplastics in the Womb”, Nina menyuarakan bahaya nyata mikroplastik terhadap generasi mendatang. Pawai dimulai dari Busan Olympic Park di Jalan Jangsan-Ro hingga Jalan Haeun-Daero, menarik perhatian masyarakat setempat dan peserta internasional.
Mikroplastik: Ancaman Nyata bagi Kehidupan
Dalam orasinya, Nina menggambarkan betapa mikroplastik telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia.
“Serpihan plastik kecil ini telah ditemukan dalam air susu ibu, plasenta, air ketuban, bahkan organ tubuh manusia. Bayi-bayi kita harus dilindungi dari bahaya racun plastik,” seru Nina dengan semangat.
Menurut Nina, plastik mengandung ribuan bahan kimia tambahan yang dapat mengganggu hormon dan kesehatan manusia, terutama pada bayi yang masih berada dalam kandungan.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa mikroplastik kini telah mencemari setiap sudut kehidupan, dari lautan hingga tubuh manusia, dan membawa dampak berbahaya bagi perkembangan bayi.
Menatap INC-5: Harapan Baru Pengendalian Polusi Plastik
Kehadiran Nina di Busan bukan hanya sekadar aksi simbolis. Kota ini menjadi tuan rumah pertemuan Intergovernmental Negotiating Committee (INC) ke-5, yang berlangsung pada 25 November hingga 2 Desember 2024.
Pertemuan ini menjadi ajang penting bagi negara-negara di dunia untuk merumuskan kesepakatan global tentang pengendalian polusi plastik, termasuk dampaknya terhadap lautan dan ekosistem lainnya.
“INC-5 sangat menentukan masa depan kita. Jika para pemimpin dunia sepakat untuk mengurangi produksi plastik, maka kita dapat menghentikan polusi plastik. Namun, jika mereka memilih untuk terus meningkatkan produksi plastik, maka kita akan menghadapi bencana besar akibat sampah plastik,” tegas Nina, yang juga Co-Captain Komunitas River Warrior Indonesia.
Menginspirasi Dunia dari Gresik ke Global
Aksi Nina adalah bukti bahwa perubahan dapat dimulai dari individu yang peduli dan berani bertindak. Dengan suaranya yang lantang dan aksinya yang simbolis, Nina berhasil menyampaikan pesan mendalam kepada dunia.
Ia tidak hanya memperjuangkan lingkungan, tetapi juga mengingatkan semua orang bahwa masa depan generasi mendatang berada di tangan kita.
Melalui kampanyenya, Nina berharap INC-5 dapat menghasilkan kebijakan yang tegas dan berdampak untuk mengurangi polusi plastik global.
“Saatnya kita bersatu untuk melindungi bumi dan kehidupan di dalamnya. Stop produksi plastik, dan hentikan racun kimia dalam pembuatan plastik,” tutup Nina di akhir orasinya.
Aksi inspiratif Nina di Busan mengingatkan dunia bahwa perjuangan melawan polusi plastik adalah tanggung jawab bersama. Ancaman mikroplastik bukan lagi isu masa depan; ia telah menjadi kenyataan yang membutuhkan tindakan segera.
Kita semua memiliki peran untuk memastikan generasi mendatang dapat tumbuh dalam lingkungan yang sehat dan bebas dari ancaman racun plastik.