Mikroplastik dalam Feses Bayi Jauh Lebih Banyak dari Feses Orang Dewasa

oleh -121 kali dilihat
Bayi Cegukan? Begini Manfaat Tak Terduga di Baliknya!
Ilustrasi

Klikhijau.com – Hal mengejutkan ditemukan para peneliti dalam feses bayi. Penemuan itu diterbitkan oleh  American Chemical Society’s Environmental Science and Technology Letters belum lama ini.

Para ilmuwan atau peneliti menemukan 10 kali lebih banyak mikroplastik yang terdapat pada fases bayi daripada pada orang dewasa.

Para peneliti menemukan hal tersebut dalam sebuah studi percontohan yang melibatkan penyaringan popok bekas bayi.  Mereka menetapkan bahwa setiap gram kotoran atau feses bayi mengandung rata-rata 36.000 nanogram polyethylene terephthalate (PET).

PET sendiri merupakan salah satu polimer yang paling umum. Sering disebut poliester dalam industri pakaian, juga digunakan dalam pembuatan botol plastik.

KLIK INI:  Tolong, Jangan Panggil Saya "Kamu Bau!"

Sebelumnya, penelitian telah menunjukkan bahwa botol susu formula plastik melepaskan mikroplastik yang dapat ditelan anak-anak.

Pada bulan Oktober lalu ada sebuah makalah  yang disiarkan di  Nature mengungkapkan bahwa botol susu formula plastik dapat memberi makan bayi jutaan mikroplastik per hari, atau hampir satu miliar mikroplastik per tahun.

Temuan mengejutkan itu menunjukkan  bahwa orang dewasa mengeluarkan lebih sedikit mikroplastik dibandingkan dengan bayi.

Para peneliti memiliki beberapa anggapan mengapa hal ini bisa terjadi. Misalnya, bayi minum langsung dari botol plastik. Kedua, bayi memasukkan banyak produk plastik ke dalam mulutnya, termasuk mainan dan pakaian.

Selain itu, makanan bayi dibungkus dengan plastik sekali pakai. Dalam banyak kasus rupanya juga dapat melepaskan sejumlah besar mikroplastik. Selain pakaian dan makanan, bayi juga merangkak di permukaan, beberapa di antaranya terbuat dari polimer yang melepaskan mikroplastik.

Seorang ilmuwan kesehatan lingkungan bernama Kurunthachalam Kannan dari Fakultas Kedokteran Universitas New York dan salah satu penulis studi tersebut, mengatakan,

“Sayangnya, dengan gaya hidup modern, bayi terpapar pada begitu banyak hal berbeda yang kita tidak tahu efeknya seperti apa. Mereka dapat memilikinya di kemudian hari.” katanya.

KLIK INI:  Cerita Doni Monardo Perihal Limbah Merkuri di Perairan Maluku Saat Jabat Pangdam Pattimura
Bisa berbahaya bagi manusia

Para peneliti sampai pada hasil tersebut dengan mengumpulkan popok kotor dari enam anak berusia 1 tahun. Mereka lalu mengalirkan kotoran melalui filter untuk menjebak mikroplastik.

Mereka melakukan hal yang sama pula dengan sampel kotoran pertama bayi yang baru lahir dan masih menemukan beberapa mikroplastik di dalam limbah.

Sementara untuk orang dewasa, 10 sampel tinja atau feses digunakan dan mengungkapkan bahwa tingkat mikroplastik pada tinja orang dewasa jauh lebih rendah daripada tinja bayi.

Temuan ini menimbulkan pertanyaan tentang ancaman kesehatan yang dihadapi anak-anak. Meskipun efek kesehatan dari mikroplastik belum sepenuhnya diketahui. Namun,  penelitian menunjukkan bahwa beberapa bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan plastik berbahaya bagi kesehatan manusia.

Sebuah  studi yang  dilakukan oleh para peneliti di ETH Zürich di Swiss menemukan bahwa plastik mengandung lebih dari 10.000 bahan kimia, seperempat di antaranya berpotensi berbahaya.

Itu artinya, mikroplastik semakin sangat dengan dengan keseharian kita. Cara terbaik untuk menghindarinya adalah menggunakan bahan-bahan alami, yang tidak terbuat dari plastik.

Ukuran mikroplastik yang mini, memungkinkannya berpindah cepat dari satu tempat ke tempat yang lain. Hal mengerikan lainnya, mikroplastik ini saking kecilnya sehingga sulit terdeteksi oleh pandangan mata tanpa alat bantu.

KLIK INI:  Mantap, Tenaga Bank Sampah di Makassar Dapat Perlindungan BPJS

Sumber: Inhabitat