- Keladi Hias dan Ibu - 05/04/2025
- Katilaopro, Pakan Andalan Anoa yang Meresahkan Petani - 02/04/2025
- Gelisah Burung-Burung - 30/03/2025
Klikhijau.com – Tanaman herbal asli Indonesia, bisa jadi senjata ampuh melawan Covid-19. Harus diakui bahwa pertempuran melawan si musuh tidak kasat mata, Covid-19 masih berlangsung. Di Indonesia, pertempuran ini terasa masih jauh dari kata usia.
Saat yang terpapar Covid-19 atau virus corona masih hitungan jari, masyarakat terlihat takut dan panik. Tidak terlalu berani keluar rumah. Namun, ketika yang terpapar mencapai angka puluhan ribu, masyarakat mulai tumpah di jalan dan ditempat-tempat publik.
Ide penerapan pola hidup atau kenormalan baru yang diembuskan pemerintah, bisa jadi salah satu penyebabnya. Pun aturan pemerintah yang kurang ‘jelas’ rasa-rasanya juga sangat memperngaruhi pola pikir masyarakat mengenai corona.
Beruntunglah, di saat masyarakat mulai kembali beraktivitas normal—yang seolah-olah pandemi corona telah berlalu atau tak ada sama sekali, tim dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berhasil melakukan uji klinis kandidat immunomodulator Covid-19.
Uji klinis itu dilakukan, Senin, 8 Juni 2020 pada malam hari. Uji klinis itu tidak dilakukan oleh LIPI sendiri, tapi dilakukan bersama tim dari LIPI, Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, dan tim dokter Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran dengan pendampingan regulasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berhasil melakukan uji klinis
Obat yang diuji cobakan kepada 90 orang pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta tersebut. Terasa sangat istimewa, sebab berasal dari tanaman herbal asli Indonesia.
Selain itu, uji klinis produk herbal tersebut merupakan hal pertama yang ditujukan untuk penangan Covid-19 di Indonesia, yang dipimpin dan dirancang oleh peneliti Indonesia
“Uji klinis ini merupakan tonggak sejarah bagi pengembangan suplemen dan obat di Indonesia,” ungkap Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko, Selasa, 9 Juni 2020 lalu.
Ada dua produk yang diuji kliniskan, yakni Cordyceps militaris dan kombinasi herbal yang terdiri dari rimpang jahe, meniran, sambiloto dan daun sembung.
Handoko menuturkan jika bila berhasil uji klinis ini akan membuktikan bahwa suplemen yang selama ini telah diproduksi bisa klaim untuk penanganan Covid-19 sehingga berpotensi untuk menjadi produk ekspor unggulan Indonesia.
Telah memiliki izin edar
Meski baru dalam tahap uji klinis, tapi menurut Masteria Yunovilsa Putra dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI yang juga selaku Koordinator Kegiatan Uji Klinis Kandidat Immunomodulator dari Herbal untuk Penanganan Covid-19, bahwa kombinasi herbal yang diuji klinis tersebut sudah memiliki nomor ijin edar
“Ada prototype dan datanya serta sudah memiliki izin edar dari BPOM,” jelasnya.
Perjalanan obat herbal dari tanaman asli Indonesia tersebut tidak instan. Butuh waktu riset yang lumayan panjang, yakni dilakukan sejak bulan Maret lalu.
Itu pun tidak langsung mencopot saja tanaman herbal, tapi diawali dengan pengkajian ilmiah terhadap beberapa komoditas herbal Indonesia yang diperkirakan memiliki aktivitas imunomodulator.
Untuk kegiatan pengkajian ilmiah ini dikerjakan oleh tim peneliti LIPI, Universitas Gadjah Mada, dan PT. Kalbe Farma Tbk.
“Harapannya jika nanti tanaman herbal ini lulus uji klinis, ketersediaanya terjamin dan dapat mudah ditemukan di sekitar,” papar Masteria.
Namun, kita juga harus bersabar menunggu hasilnya, sebab menurut Masteria, hasilnya akan ketahuan pada bulan Juli nanti.
“Diharapkan pada bulan Juli analisis dan hasil sementara dari uji klinis sudah terlihat,” ungkap Masteria.
Namun, bagaimana pun juga, kita patut berdoa dan melangitkan harapan, semoga uji klinis tersebut berhasil. Sehingga pertempuran melawan Covid-19 bisa berakhir dengan kemenangan.
Apalagi obat dan suplemen herbal ini diharapkan tidak hanya untuk mengobati. Namun, dapat digunakan sebagai pencegahan untuk Orang dalam Pengawasan (ODP) dan Pasien dalam Pengawasan (PDP) yang terindikasi Covid-19.
Jadi, patutlah kiranya kita menyandarkan harapan pada tanaman herbal asli Indonesia untuk mengatasi pandemi ini.