Klikhijau.com – Saat buahnya telah matang, sebaiknya hindari menyentuhkan pakaian pada rumput ketul. Sebab semua buahnya akan menempel pada pakaian yang menyentuhnya. Saat menempel pada pakaian, apalagi jika kainnya tipis, akan menyebabkan rasa tidak enak pada kulit — geli dan gatal.
Bagi petani, rumput ketul sangat meresahkan, bukan karena membuat tanaman terlihat kurang terawat, tapi buahnya yang suka membenalu pada pakaian itu — terkadang harus dicabuti satu persatu. Satu hal yang bisa dilakukan agar selamat dari serangan buahnya adalah menghindarinya atau menggunakan pakaian berbahan kain yang licin. Sebab buahnya yang matang menyukai kain yang kasar dan berbulu.
Tanaman yang bernama ilmiah Bidens pilosa ini memiliki tingkat pertumbuhan dan penyebaran yang cepat. Apalagi di musim penghujan. Penyebarannya dibantu oleh bijinya bisa yang menempel pada pakaian atau bulu binatang.
Biji tanaman dari ordo Asterales ini mempunyai 4 sisi. Panjangnya 6 hingga 12 mm dan 2 atau 3 bulu tegak berduri. Buahnya kecil dan kering, bercabang dan saling mengait. Sedangkan bijinya berbentuk kecil, warnanya hitam dan tipis, ada sedikit gerutan pada salah satu ujungnya.
Tanaman ini yang diduga kuat berasal dari Amerika Selatan ini mudah ditemukan daerah beriklim tropis dan subtropis di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Keberadaannya adalah ancaman bagi tanaman petani.
Namun demikian, di negara- negara Afrika seperti Kenya, Boswana, Kongo, Zambia, Zimbabwe, Mozambik, dan Afrika Selatan tanaman ini dikenal sebagai tanaman herbal.
Di Indonesia, tanaman memiliki beragam nama, di antaranya ketul kebo, ajeran, hereuga, ketul sapi, jaringan, ketulan, dan lancituwa.
Di Bulukumba, Sulawesi Selatan, tanaman ini dinamai sangkara mata, nama itu kemungkinan besar diambil dari jangkauannya dan juga “ penglihatannya ” yang luas, khususnya dalam hal menempel pada pakaian dan kulit binatang. Sangkara artinya jarak atau luas, sedangkan mata artinya, ya mata.
Ciri rumput ketul
Department of Agriculture, Forestry and Fisheries,( 2011) menjelaskan, batang tanaman dari famili Asteraceae ini berbentuk tegak, persegi, bercabang, dan tidak berbulu. Ia dapat tumbuh hingga dengan tingga hingga 120 cm.
Cabang utama tanaman dari genus Bidens ini cenderung memencar. Akarnya akan berada pada simpul rendah dan menyentuh tanah. Bentuk daunnya berseberangan dan dinagi menjadi 3 hingga 5 pucuk daun muda. Ada garis tepi yang bergerigi pada daunnya. Bentuk tepian dan akhiran pucuk daunnya mulai dari round hingga lancip, pada tepi daun terdapat anak daun berambut.
Bunga pada tanaman ini memiliki bentuk bunganya kecil, warnanya putih dan kuning. Diameternya 5 sampai 15 cm. Ia memiliki bunga menyempit panjang. Pada tangkai di ujung batangnya berbentuk tipis. Tiap bunga mempunyai 4 atau 5 kepala daun bunga. Ukurannya pendek dan lebar. Warnanya putih yang dilengkapi dengan banyak bunga kecil dengan warna kuning.
Department of Agriculture, Forestry and Fisheries,( 2011) juga menjelaskan, tanaman bunga tanaman ini akan berbunga di bulan Oktober, namun faktanya tidak selalu begitu, sebaba ada berbunga sepanjang musim. Tamana yang mudah ditemukan di area budidaya, kebun hingga pekerangan rumah ini memiliki bunga dengan organ jantan dan betina. Penyerbukan bunganya dilakukan oleh lebah.
Manfaat rumput ketul
Adedapo dalam Kabany dan Ibrahim, (2013) menerangkan, dalam ekstrak air daun ketul pada analisis proksimat ditemukan mengandung persentase kadar air yang cukup, minyak mentah, kadar abu, protein, lemak kasar, karbohidrat dan serat kasar.
Sedangkan analisis unsur menunjukkan, daunnya mengandung natrium, magnesium kalium, kalsium, besi, fosfor, seng, tembaga, nitrogen, dan mangan.
Pada komposisi kimia dalam mg/ 100g.d.w menunjukkan adanya saponin, alkaloid, dan fitat. Selain itu menurut penelitian Jun Yi et al, (2016) daun ketul mengandung senyawa kimia berupa phenylpropanoids, fenol, flavonoid, glikosida, dan flavonoid.
Sedangkan Sukiyono,( 2010) menuturkan tanaman ini mengandung senyawa kimia diantaranya minyak atsiri dan zat samak, alkaloid, saponin, dan zat pahit.
Senyawa lain yang dikandungnya adalah lemak, terpen, fenilpropanoid, dan benzoid (Setiawati et al, 2008).
Di Indonesia dimanfaatkan sebagai seduhan dari akar- akarnya sebagai sebagai obat mata. Tumbuhan dan daun muda digunakan untuk menyembuhkan sakit gigi dan dapat digunakan sebagai obat borok( Sastroamidjojo, 2001).
Sementara di Amerika Tengah dan Selatan rumput liar ini manfaatkan untuk mengobati penyakit kaki dan mulut, diabetes, angina, hepatitis, gangguan menstruasi, radang tenggorokan, wasir, faringitis, dan juga sebagai obat kumur untuk mulut lecet, cacingan, gangguan saraf, inflamasi/ radang internal dan eksternal, sakit kepala, sakit gigi, luka, laserasi, sakit perut karena keracunan makanan, sakit tenggorokan dan retensi air.
Di negara- negara berkembang, khususnya Columbia mereka memanfaatkannya sebagai obat infeksi. Tanaman ini diolah sebagai dekoksi, getahnya digunakan mengobati infeksi saluran pernafasan dan juga dapat diterapkan langsung pada permukaan luka yang terinfeksi dan dapet menyembuhkan luka ( Gonzales, 1980 dalam Arthur et al, 2012).
Di Cina dan Brazil tanaman ini digunakan untuk mengobati diabetes, peradangan, enteritis, faringitis, diuretic, antirematik, disentri, dan antirematik. Tanaman ini juga dimanfaatkan sebagai penyembuh luka sayat.