- Atasi Triple Planetary Krisis, KLHK Gelar Penanam Mangrove Serentak di 24 Titik - 24/04/2024
- Babak Baru Kasus Makelar Kayu Ilegal Asal Lutim, Berkas Dilimpahkan ke Kejari Tana Toraja - 24/04/2024
- Hari Bumi 2024: Ford Foundation Dukung BRWA Kelola Registrasi Wilayah Adat di Tapanuli Utara dan Lutra - 23/04/2024
Klikhijau.com – Kegiatan pertanian dan perkebunan yang tidak memperhatikan tindakan konservasi tanah dan air telah banyak menimbulkan masalah seperti penurunan kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora dan fauna, banjir, hingga kekeringan.
Karenanya, diperlukan upaya-upaya rehabilitasi terhadap hutan dan lahan dengan peningkatan peran masyarakat melalui kelompok tani dalam bentuk Usaha Pengelolaan Sumberdaya Alam (UPSA).
UPSA merupakan Usaha Tani Konservasi pada sebidang lahan kering yang dipergunakan sebagai tempat untuk memperagakan teknik-teknik konservasi tanah dan air. Diantaranya dengan pembuatan teras dan saluran pembuangan air serta intensifikasi usaha tani yang baik dengan memperhatikan kemampuan dan kesesuaian lahan yang bersangkutan.
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berhasil setidaknya bertumpuh pada dua pilar utama: inovasi penerapan tekhnologi yang sesuai dan inovasi partisipatori dari berbagai pihak terkait. Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Bolango sangat penting diperhatikan untuk dipulihkan menjadi DAS yang memiliki kinerja baik.
Lahan kritis, erosi, sedimentasi, dan besarnya limpasan permukaan masih menunjukkan tingkat yang mengkhawatirkan. Pengelolaan lahan yang tidak bijaksana sering menjadi penyebab meluasnya lahan kritis, terjadi erosi, banjir dan kekeringan.
Program rehabilitasi lahan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), melalui Dirjen PDASHL telah programkan peningkatan upaya rehabilitasi hutan dan lahan secara komprehensif untuk mempercepat penanganan kondisi DAS Bolango melalui Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
Program ini meliputi upaya rehabilitasi hutan dan lahan dengan melaksanakan metode konservasi tanah dan air dengan kegiatan sipil teknis, vegetatif, dan agronomi, berupa kegiatan pembuatan teras dan saluran pembuangan air serta penanaman pohon.
Penyelenggaraan program ini dilakukan dengan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan berbasis masyarakat. BPDASHL Bone Bolango sebagai pelaksana program melibatkan masyarakat terutama Kelompok Tani Piloaita dengan melibatkan tenaga pendamping dari dan penyuluh lapangan serta pengawas lain yang ditunjuk.
Lokasi UPSA berada di Dusun Piloaita Desa Dulamayo Utara Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Lokasi ini dapat ditempuh dari pusat kota Limboto ke Piloaita sekitar 30 menit dengan kondisi jalanan beraspal, namun di ujung jalan harus berjalan kaki sekitar 300 meter untuk sampai ke lokasi.
Awalnya lokasi Piloaita memiliki lahan pertanian pasca panen, lahan tidur sebagai contoh: pertanian lahan kering, lahan kosong seluas 25 Ha dengan jenis komoditi yang ditanam oleh masyarakat petani antara lain : Kemiri, Mahoni, Gamal, Cengkih, dan Jagung.
Piloaita memiliki Curah Hujan rata-rata per tahun 970,45 mm dengan Suhu Udara 31˚C dengan ketinggian tempat 688 meter dpl, dengan topografi bergelombang dengan pemandangan alam yang indah nan mempesona.
Masyarakat sekitar lokasi adalah masyarakat agraris yang bersifat dinamis dan sebagian besar telah lama mendiami lokasi. Sehingga telah cukup akrab dengan hal bercocok tanam serta memiliki kesadaran yang cukup tinggi pentingnya reboisasi yang akan berdampak baik kini dan masa datang.
BPDASHL Bone Bolango menyiapkan bibit
BPDASHL Bone Bolango melalui program ini menyediakan berbagai jenis bibit, yaitu; jenis pohon kayu-kayuan (Mahoni) dan jenis pohon buah-buahan (MPTS), yaitu: Rambutan, Durian, Pala, Cengkih dan Kayu Manis. Juga tanaman tumpang sari yaitu: Kopi, Bawang Merah, Jahe Merah, Jahe, Kunyit, Sereh Wangi, dan Jagung.
Jumlah bibit pohon yang diperlukan adalah 400 batang pohon per hektar, dengan cara pembukaan lahan menggunakan alat-alat sederhana (manual) yang dikerjakan bersama anggota kelompok.
Teknis kegiatan penanaman dan pemeliharaan dilakukan secara garis besar meliputi teknis konservasi tanah dan air yang tepat. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tingkat erosi dan menjaga lingkungan tanah dan air meliputi kegiatan pembuatan teras dan pembuatan saluran pembuangan untuk menampung sisa air permukaan yang tidak meresap ke dalam tanah.
Kepala BPDASHL Bone Bolango Provinsi Gorontalo, M. Tahir P, mengatakan melalui program dan kegiatan UPSA Piloaita dengan pengelolaan yang terintegrasi ini diharapkan mampu menyediakan satu alternatif untuk pola pemanfaatan lahan yang sekaligus berfungsi untuk konservasi.
Program ini diharapkan dapat melindungi tanah dan air dari erosi dan resiko banjir. Melindungi lebih banyak keanekaragaman, dan menyediakan suatu sumber yang dapat membangkitkan penghasilan masyarakat baik dari tanaman semusim maupun tanaman hasil hutan bukan kayu (hasil pohon buah-buahan).
Termasuk pemanfaatan jasa lingkungan lainnya sehingga pelestarian dan fungsi lingkungan hidup dari hulu ke hilir tetap dapat terjaga dengan baik. Tentu dengan tetap meningkatkan nilai tambah perekonomian masyarakat, khususnya anggota Kelompok Tani Piloaita.
Juga secara luas bagi masyarakat Gorontalo dapat mendapatkan bibit secara gratis jenis pohon kayu-kayuan dan jenis pohon buah-buahan di Persemaian Permanen untuk ditanam di lahannya masing-masing.
Menanam di hari bahagia
Salah satu pembinaan yang paling sering dilakukan oleh M. Bakri Nongko (Kepala Seksi Program DASHL pada BPDASHL Bone Bolango) adalah pentingnya kegiatan aksi nyata menanam pohon serta merawatnya.
Inspirasi menanam juga dilakukan pada acara adat dan momen bahagia misalnya pesta pernikahan, acara tujuh bulanan kehamilan, lahiran anak, sunatan anak, hingga acara hari ulang tahun.
Menurut Bakri Nongko, menanam di hari bahagia sangat bermakna karena kelak pohon itu memiliki nilai sejarah, bernilai konservasi, dan bernilai ekonomi sekaligus bernilai kenangan.
Pasangan pengantin Nur Afni dan suaminya Harto Ibrahim Bonggi yang menikah pada Sabtu 4 Juli 2020 yang juga mencetak sejarah dengan menanam pohon.
“Hari ini kututup masa lajangku dan kumulai hari bahagiaku dengan menanam dua pohon yang kuberi nama pohon Cinta dan Bahagia yang kelak pohon ini akan memberi manfaat buat keluarga kami, lingkungan hidup dan kehutanan, in shaa Allah berkah,” seru pasangan itu.
Menurut Jemi Monoarfah yang juga pendamping Kelompok Tani Piloaita ini, pembinaan yang selama ini dilakukan, khususnya oleh pak Bakri Nongko, memang agak beda dari biasanya dan luar biasa.
Hal itu karena selalu disertai dengan motivasi dengan buah pikiran cerdas dan mudah dicerna warga. Semua dimulai dari hal kecil tapi berdampak besar terutama terkait dengan kehidupan sehari-hari yang bisa berkontribusi dalam pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan.
Kegiatan UPSA Piloaita dan praktek cerdas seperti ini diharapkan bisa menjadi inspirasi sekaligus motivasi untuk kita tetap menjaga kelestarian dan fungsi lingkungan hidup untuk generasi kini dan akan datang.