Klikhijau.com – Komunitas Merdeka Sampah (KORSA) resmi membuka toko refill pertama di Bulukumba pada Selasa (10/12/2024). Tepatnya di Desa Batukaropa Kecamatan Rilau Ale.
Toko refill ini diberi nama SABUKA (Sabun Batukaropa untuk Keluarga) dan menawarkan konsep berbelanja ramah lingkungan, di mana konsumen dapat membeli produk secara curah sambil membawa wadah sendiri dari rumah.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi produksi sampah, terutama dari kemasan plastik sekali pakai.
“Kami ingin masyarakat lebih sadar bahwa belanja minim sampah itu mungkin dan bahkan lebih hemat. Setelah peresmian ini, kami juga akan mengadakan lebih banyak sosialisasi kepada warga tentang pentingnya memilah sampah, mengirimkan sampah ke bank sampah, dan memanfaatkan kemasan yang dapat digunakan kembali,” ujar Andi Fatmawati, Ketua KORSA, dalam sambutannya.
Fatma, sapaan akrabnya, juga mengungkapkan pentingnya edukasi pengelolaan sampah di Desa Batukaropa. Berdasarkan data yang dimiliki komunitas, 47% sampah yang dihasilkan masyarakat adalah jenis organik, 32% sampah daur ulang, dan 21% residu.
“Melalui SABUKA, kami juga akan menjual produk dengan kemasan yang dapat digunakan kembali, sehingga bahkan sampah residu dapat dikurangi,” tambahnya.
Hadir dalam acara peresmian, Sekretaris Desa Batukaropa, Taufik, menyampaikan apresiasinya terhadap langkah solutif yang diinisiasi oleh KORSA.
“Inisiatif ini sangat membantu pengelolaan sampah di desa kami. Selain mengurangi pencemaran, ini juga membawa manfaat besar, baik secara lingkungan maupun sosial, bahkan mengangkat nama desa. Kami di pemerintahan desa juga akan mendukung, termasuk melalui anggaran desa dan program-program tahun 2025,” ujarnya.
Andi Uke, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bulukumba, turut memberikan dukungannya dalam sambutan. Ia menyebutkan bahwa langkah KORSA dapat menjadi motivasi bagi masyarakat dan komunitas lain di Bulukumba untuk mengadopsi konsep zero waste.
“Sampah bukan hanya masalah di satu wilayah saja, di Desa Batukaropa, tapi juga di seluruh wilayah Kabupaten Bulukumba. Kami menyadari keterbatasan sarana pengangkutan dan pengelolaan sampah, jadi harus ada upaya mengurangi sampah sejak dari sumbernya, termasuk dengan membuka toko refill seperti ini. Tidak hanya ramah lingkungan, pastinya menguntungkan bagi masyarakat karena harganya lebih hemat,” ungkap KADIS DLH.
Ia juga berharap SABUKA dapat menjadi tempat pembelajaran dan inspirasi bagi daerah atau komunitas lain yang ingin menerapkan inisiatif serupa.
“Inisiatif ini kan, juga menunjukkan bahwa yang dikerjakan komunitas KORSA tidak sekadar bicara, tetapi bekerja, ada kemauan dan langkah nyata, sehingga menjadi motivasi di DLH Bulukumba untuk juga membuka toko refill yang bisa memfasilitasi lebih banyak masyarakat unutk mulai ber zero waste,” tambahnya.
Peresmian toko refill SABUKA diharapkan menjadi awal dari perubahan pola pikir masyarakat dalam pengelolaan sampah, khususnya di Desa Batukaropa, sekaligus menjadi salah satu upaya penting dalam menjaga lingkungan dari cemaran sampha plastik sekali pakai di Kabupaten Bulukumba.
Upaya kurangi sampah sachet
Nama SABUKA diambil dari singkatan Sabun Batukaropa untuk Keluarga. Toko SABUKA berada di Dusun Batukaropa, Desa Batukaropa, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba.
Toko SABUKA ini bertujuan untuk mengatasi masalah residu yang ada di Desa Batukaropa. Salah satu sampah yang banyak ditemukan di sana adalah sampah sachet, dari bungkus sabun, bungkus makanan, bungkus shampoo, dan popok bayi sekali pakai.
“Dalam riset timbulan sampah yang pernah kami lakukan di Desa Batukaropa pada bulan September 2024 lalu. Sampah residu yang dihasilkan oleh warga desa Batukaropa sebanyal 21 persen. Sementara jenis organik 47 persen dan jenis daur ulang sebanyak 32 persen. Meski sampah residu sedikit dibanding organik dan daur ulang, namun keberadaannya cukup meresahkan. Sebab residu, jenis sampah yang tidak bisa di kelola dan yang harus dilakukan adalah pengurangan. Makanya kami membentuk toko SABUKA ini” tambah Andi Fatma.
Andi Fatma menambahkan jika Toko SABUKA menjual beragam produk. Ada sebanyak 28 jenis produk yang dijual di toko. Produk-produk tersebut meliputi Sabun pencuci piring, deterjen cair, deterjen bubuk, pelembut pakaian/softener, sabun colek, pembersih lantai, pembalut kain, popok kain, tas kain, pemutih pakaian, minyak goreng, sabun batangan, dll.
Semua produk yang tersedia rata-rata berukuran 5 – 4,5 liter yang diwadahi jerigen. Sementara bagi pembeli turut dihimbau untuk membawa wadah sendiri dari rumah. Namun, komunitas juga tetap menyediakan botol kosong berbayar bagi pembeli yang lupa membawa botol sendiri.
Inisiatif yang dilakukan oleh KORSA sangat diapresiasi oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bulukumba.
Andi Uke Permatasari juga sangat tertarik dengan toko isi ulang ini. Dalam sambutannya Bu Uke biasa disapa, menyampaikan toko SABUKA adalah langkah awal yang bagus. Harapan kedepan bisa berjalan denga baik serta inisiatif ini juga dapat menjadi pemantik bagi desa lain.
Selain itu, ibu Kadis juga menghimbau desa-desa lainnya membentuk bank sampah dan toko refill. Sebab baginya sangat memungkinkan sekali jika toko isi ulang dan bank sampah berkolaborasi. Menukar sampah daur ulang dengan sabun isi ulang bisa dilakukan. Pada kesempatan tersebut juga, Bu Uke secara resmi membuka toko SABUKA yang berada di desa Batukaropa ini.
“Pembentukan toko isi ulang bukan hal yang mustahil sebetulnya untuk dilakukan. Meski belum banyak yang menjalankan tetapi toko isi ulang dapat menjadi alternatif usaha baru. Selain untuk mengurangi pencemaran sachet, toko isi ulang juga menjadi bagian membangun gerakan yang mendorong perusahan untuk menyediakan produk rumah tangga dengan ukuran besar, yang juga menjadi tanggung jawab perusahaan untuk merubah kemasaan dari sachet ke kemasan besar seperti dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 75 tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen. Dalam Permen LHK 75 tersebut, produsen wajib membuat dokumen peta jalan pengurangan sampahnya hingga tahun 2030. Namun hingga saat ini sachet banyak yang diproduksi oleh para produsen” terang Firly mas’ulatul Janah dari yayasan ECOTON yang ikut mendampingi komunitas di aksi Balantieng kabupaten Bulukumba.
“Selain membuka toko Refill, Ecoton juga mengenalkan belanja Refill menggunakan motor yang di gunakan keliling ke Desa yang dilewati sungai Balantieng. Refilltor atau Refill motor bulukumba ini bukan hanya untuk berjualan sabun isi ulang, tetapi Refilltor ini juga di gunakan untuk memberikan informasi dan edukasi ke masyarakat terkait dengan bahaya mikroplastik yang di sebabkan oleh penggunaan sachet sekali pakai,” tutup firly.