- Keladi Hias dan Ibu - 05/04/2025
- Katilaopro, Pakan Andalan Anoa yang Meresahkan Petani - 02/04/2025
- Gelisah Burung-Burung - 30/03/2025
Klikhijau.com – Fenomena serbuan ular kobra di Bogor, Jakarta dan sekitarnya pernah menghebohkan di tahun 2019 lalu.
Fenomena kemunculan ular kobra tentu saja mencemaskan masyarakat. Ular kobra dikenal memiliki bisa yang cukup mematikan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan kemunculan ular-ular tak terlepas dari musim hujan yang mengakibatkan sarang atau lobang mereka tergenang air.
Tahukan kamu, rupanya bukan hanya Bogor, Jakarta, dansSekitarnya yang diserbu ular kobra. Tetapi, juga Sulawesi Selatan. Tepatnya Desa Mamampang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa.
Warga di desa tersebut digegerkan dengan kemunculan ular king kobra beberapa waktu lalu. Abd. Asis Daud, Kepala Desa Mamampang mengakui kemunculan ular kobra itu baru pertama kalinya muncul di desanya.
“Baru tahun ini. Saya lupa tanggalnya yang jelasnya ularnya ditemukan bulan ini (Desember 2019),” kata Abd. Asis Daud beberap waktu lalu.
Ular kobra yang ditemukan memiliki kurang lebih 2 meter tersebut diperkirakan masih ada beberapa ekor yang berkeliaran. Sementara ular yang ditemukan beberapa waktu lalu sudah mati saat diamankan ke kantor polisi.
“Sudah mati saat dibawa ke Polsek dan masih ada yang biasa dilihat oleh warga. Kalau di Mamampang tidak ada korban meninggal akibat ular,” ujarnya.
Menurut Kasubid Sumber Daya Genetika Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati KLHK, Moh Haryono, ular biasanya bertelur saat musim kemarau. Semakin panjang musim kemarau, maka semakin banyak telurnya. Telur itu akan menetas saat musim hujan.
“Itu saya kira makhluk hidup mempunyai naluri alamiah seperti itu, akan mencari tempat yang selalu dipandang lebih aman,” ujarnya.
Haryono mengimbau warga melaporkan jika ada kemunculan atau penangkapan ular ke BKSDA supaya bisa ditangani. Dengan penanganan yang tepat, maka baik manusia maupun ular bisa diselamatkan.