Electrifying Agriculture, Inovasi PT PLN Tingkatkan Produktivitas Pertanian

oleh -43 kali dilihat
Electrifying Agriculture, Inovasi PT PLN Tingkatkan Produktivitas Pertanian-foto/Ist

Klikhijau.com – Beragam inovasi dilakukan PT PLN (Persero) untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi. Satu di antaranya adalah melalui program elektrifikasi pertanian (Electrifying agriculture).

Tercatat, hingga  dengan November 2023, PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar). Telah merealisasikan program electrifying agriculture (EA) yang di manfaatkan 3.290 petani.

Kehadiran EA adalah upaya dalam meningkatkan produktivitas sektor pertanian di Sulselrabar. Program ini terbukti mampu membawa dampak signifikan pada hasil panen dan penghematan biaya operasional.

General Manager PLN UID Sulselrabar, Moch. Andy Adchaminoerdin menjelaskan program EA merupakan salah satu inovasi PT PLN.

KLIK INI:  Ekonomi Biru, Jalan Tengah Kelestarian Lingkungan dan Pertumbuhan Ekonomi

Program ini adalah pemanfaatan energi listrik di bidang agrikultur seperti pertanian, perikanan, perkebunan serta peternakan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional para petani.

“Melalui program ini PLN berupaya menciptakan Creating Shared Value (CSV) bagi masyarakat dan lingkungan sekitar lewat berbagai inovasi teknologi kelistrikan. Electrifying Agriculture merupakan program yang digagas oleh PLN, kami optimis kualitas dan kuantitas produktivitas para petani dapat meningkat, maju dan modern,” ujar Andy.

Tercatat, total daya tersambung pelanggan EA mencapai 185.871 kilo Volt Ampere (kVA). Pemanfaatan EA ini tumbuh 1,38 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

KLIK INI:  Air Tawar Berperan Penting dalam Mitigasi Perubahan Iklim
Meningkatkan produksi

Tidak hanya mengoptimalkan penggunaan listrik, program EA ini terbukti mampu meningkatkan produksi petani dan semakin efisien. Hal tersebut nyata bagi petani di Kelurahan Mattiro Deceng, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.

Nurdin, salah seorang petani mengaku berhasil melakukan efisiensi biaya operasional hingga 40-50 persen sejak beralih menggunakan listrik untuk mengairi sawahnya dari tahun 2021.

“Hampir dua tahun, kami telah beralih ke energi listrik, efisiensi biaya untuk penyiraman jadi lebih murah dibandingkan sebelum menggunakan listrik, yakni bahan bakar,” ujar Nurdin.

KLIK INI:  Program Electrifying Agriculture PT PLN (Persero) Untungkan Sektor Agrikultur

Nurdin menjelaskan untuk mengaliri sawah seluas 30 hektar, ia membutuhkan bahan bakar sekitar Rp 8 juta dalam satu kali pengairan. Namun, kehadiran program EA berhasil menghemat biaya operasional sekitar Rp 4,5 juta untuk biaya penyiraman.

Selain penghematan biaya operasional, ia menambahkan dengan adanya teknologi pertanian berbasis listrik mampu meningkatkan produktivitas sebesar tiga kali lipat dari sebelumnya. Misalnya dalam satu tahun, hanya menghasilkan panen sebanyak 3.000 karung. Namun, setelah adanya listrik, berhasil memproduksi sekitar 9.000 karung.

KLIK INI:  Setelah Berjibaku Lima Jam, Brigade Macaca Jinakkan Api di Bantimurung