Eco Enzyme, Cairan Ajaib Hasil Fermentasi Sampah Organik yang Multiguna

oleh -36,493 kali dilihat
Eco Enzyme, Cairan Ajaib Hasil Fermentasi Sampah Organik yang Multiguna
Eco enzyme-Foto/blog.sayurbox.com
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Eco enzyme (Garbage Enzymes) adalah cairan hasil fermentasi sampah dapur. Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong, founder Asosiasi Pertanian Organik (Organic Agriculture Association) dari Thailand.

Praktik cerdas ini telah diteliti oleh Dr. Rosukon selama lebih dari 30 tahun. Ia mendorong temuannya ini dalam rangka mengurangi global warming. Eco enzyme (EE) biasa juga disebut dengan cairan organik rumah tangga.

Beberapa bulan lalu saya ikut mencoba membuat EE setelah melihat dan mempelajari langsung pengalaman dari sejumlah kawan. Tidak sulit melakukannya, bila ditekuni dan dijadikan kebiasaan di dapur, metode ini dapat jadi solusi alternatif dalam menangani sampah dapur.

Hasil dari fermentasi selama tiga bulan menghasilkan cairan berwarna cokelat muda. Menurut berbagai sumber dan pengalaman, cairan EE dapat dimanfaatkan sebagai pengganti detergen, sabun, sampo, cairan pembersih lantai juga sebagai pupuk organik.

KLIK INI:  Tentang Hama Tanaman Hidroponik dan Cara Mengatasinya
Apa itu eco enzyme?

Eco enzyme adalah hasil olahan limbah dapur yang difermentasi dengan menggunakan gula. Limbah dapur dapat berupa ampas buah dan sayuran. Gula yang digunakan pun bisa gula apa saja, seperti gula tebu maupun aren. Saya sendiri saat coba-coba buat memakai gula pasir. Sedangkan sampah organik yang saya kumpulkan umumnya kulit buah seperti kulit apel, jeruk, wortel, kentang dan lainnya.

Bagaimana cara membuat eco enzyme?

Membuat EE sangatlah muda. Pertama, kumpulkan sisa-sisa kulit buah (jangan lupa cacah terlebih dahulu) menjadi potongan kecil, kemudian campurkan dengan gula dan air. Perbandingannya 3:1:10 (sampah dapur, gula dan air).

komposisi eco enzyme
komposisi bahan pembuatan eco enzyme -Foto/Zerowaste.id

Lalu, tempatkan pada wadah tertentu yang dapat ditutup rapat, namun sisakan sedikit ruang untuk produksi gas yang dihasilkan saat proses fermentasi. Diamkan selama tiga bulan. Pengecekan setiap saat dapat dilakukan untuk membuka penutup wadah agar gas hasil permentasi dapat dikeluarkan.

Sederhana sekali bukan? Setelah proses ini dilalui, jadilah sebuah cairan multiguna. Pengalaman saya membuat EE, pada saat pembuatan saya buatkan label tulisan yang memuat tanggal produksi. Hal ini penting agar kita tidak lupa memastikan proses 90 hari permentasi.

KLIK INI:  Daun Layu dan Buah Busuk pada Terung, ini 5 Tips Menanganinya!

Walau terkesan gampang, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, gunakan wadah yang mudah mengembang karena fermentasi akan menghasilkan gas. Kedua, jangan menggunakan sampah dapur hewani seperti sisa ikan, daging serta bekas minyak karena ini akan merusak hasil fermentasi.

Letakkan EE pada tempat tertentu yang aman dari jangkauan anak-anak. Jangan letakan eco enzyme di dalam kulkas. Warna ideal hasil eco enzyme adalah kecoklatan, kalau cairannya berwarna hitam, tambahkan gula kembali dengan jumlah yang sama kemudian ulangi proses fermentasinya.

Apa Manfaat eco enzyme?
  1. Sebagai disinfektan, eco enzyme mampu membunuh bakteri dan jamur, sehingga dapat digunakan sebagai pengganti pembersih dan pestisida berbahan kimia.
  2. Sebagai cairan pembersih. Eco enzyme bisa digunakan sebagai cairan pembersih ramah lingkungan. Kabarnya Eco enzyme dapat dipakai membersihkan kaca dan kamar mandi. Namun, saat mencoba membuat cairan ini saya hanya memanfaatkan untuk pupuk organic tanaman di halaman rumah.
  3. Sebagai pupuk tanaman. Setelah cairan fermentasi selesai, hasilnya dapat dipakai sebagai pupuk tanaman. Namun, tidak langsung digunakan pada tanaman. Campurkan air secukupnya sebelum dijadikan pupuk organik pada tanaman.
  4. Pengusir hama. Cairan eco enzyme juga bisa digunakan sebagai desinfektan dan pengusir hama juga, lho. Karena serangga seperti kecoa, semut, lalat dan nyamuk tidak suka dengan cairan ini. Cukup semprotkan 15 ml eco enzyme yang telah dicampur 500 ml air ke tempat-tempat yang Moms targetkan untuk bebas hama.
  5. Membantu melestarikan lingkungan sekitar. Dalam proses fermentasi yang terjadi, karbondioksian (CO2) akan diubah menjadi karbonat (CO3), senyawa ini bermanfaat untuk menjaga tanaman laut dan kehidupan biota laut. Selain itu, menurut Dr. Joean Oon, 1 liter cairan eco enzyme dapat membersihkan sungai yang tercemar sampai 1000 liter. Jadi, ketika kita mencuci dengan menggunakan eco enzyme, secara tidak langsung, kita sudah berkontribusi untuk memperbaiki lingkungan yang tercemar.
  6. Bahan untuk mengelola limbah produk susu. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Arun dan Sivashanmugam (2015) menemukan bahwa eco enzyme mengandung aktivitas amilase, protase dan lipase, yang dapat dimanfaatkan untuk mengolah limbah produk susu, dimana terkandung karbohidrat, protein dan lemak yang membutuhkan enzim-enzim tersebut agar dapat terolah.

Mudah bukan? Selain multiguna, cairan ajaib ini juga membantu menjaga dan memperbaiki kualitas lingkungan. Saat proses fermentasi berlangsung, juga dihasilkan gas O3 atau yang dikenal dengan ozon. Gas ini sangat bermanfaat untuk mengurangi efek rumah kaca.

Selamat mencoba!

KLIK INI:  Mengenal 4 Jenis Pupuk Organik yang Lebih Ramah Lingkungan