- 6 Tempat Bersejarah Saat ke Hutan Melalui Jalur Tassika di Bulukumba - 11/12/2023
- Air Hilang dalam Hujan - 09/12/2023
- Kisah Pengalaman Pertama Bertamu ke Hutan - 05/12/2023
Klikhijau.com – Sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar, saya senang menembaki burung-burung menggunakan ketapel. Orang-orang di kampung saya menamainya mappe’.
Kenangan itu, salah satu kenangan kanak saya yang menyenangkan. Meski kerap ayah saya memarahi karena mengganggu burung-burung tak bersalah itu.
Lalu perlahan saya sadari, larangan Ayah punya alasan, burung adalah makhluk hidup yang harus dijaga dan dilindungi. “Perburuan” saya hanyalah sebatas satwa jenis burung. Tak lebih.
Pun satwa itu tak memiliki nilai ekonomi yang tinggi, juga tak ada kepentingan lain selain rasa senang jika berburu burung dengan ketapel. Namun demikian, hal itu tetaplah tak benar.
Perburuan burung yang saya lakukan tentu berbeda dengan perburuan yang dilakukan dengan tujuan ekonomi. Bahkan lebih, yakni berburu hewan karena sebuah takhayul atau mitos.
Redaksi kumparan.com pernah memuat berita mengenai hewan-hewan ini diburu untuk diambil bagian tubuhnya karena dipercaya bisa membawa keberuntungan berupa kekayaan, kesehatan, dan menyembuhkan berbagai penyakit.
Bahkan ada pula hewan yang diburu karena dipercaya dengan takhayul bagian tubuhnya bisa dijadikan jimat dan memiliki kekuatan gaib untuk obat mujarab.
Perth Zoo merangkum ada empat hewan yang paling diburu karena manusia yang percaya dengan takhayul atau membawa keberuntungan. Apa saja? Berikut daftarnya.
-
Gajah
Bagian tubuh yang paling sering diburu dari gajah adalah gadingnya. Salah satu penyebabnya adalah karena gading gajah dipercaya sebagai simbol keberuntungan dan dapat membawa kekayaan.
Akibatnya, menurut penelitian dari TRAFFIC, sebuah lembaga untuk mengawasi perdagangan satwa liar, setiap tahunnnya ada 30.000 gajah Afrika yang diburu hanya untuk diambil gadingnya saja.
Petugas kepolisian menunjukan barang bukti gading gajah milik bunta, gajah jinak penghuni Conservation Response Unit (CRU) Desa Bunin. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
Perburuan liar menjadi ancaman kepunahan terbesar bagi gajah di seluruh dunia selain akibat rusaknya habitat serta konflik dengan masyarakat yang tinggal dekat dengan habitat gajah.
-
Badak
Cula yang tumbuh pada kepala badak dianggap sebagai obat-obatan yang sangat mujarab. Cula badak yang diambil kemudian digerus untuk dibuat ramuan yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Seperti tifus, sakit kepala, reumatik, asam urat, keracunan, bahkan dipercaya dapat menyembuhkan seseorang yang kerasukan makhluk halus.
Sampai saat ini tidak ada studi yang membenarkan kalau cula badak memiliki manfaat untuk kesehatan karena cula badak sebenarnya hanya terbuat dari keratin, sama seperti rambut dan kuku pada manusia.
-
Ular
Kalau dua hewan di atas dipercaya memiliki bagian tubuh yang dapat membawa keuntungan, ular justru dianggap sebagai pembawa sial. Karena itu membunuh ular dianggap sebagai tindakan yang tepat ketika bertemu dengan hewan reptil tersebut.
Selain dianggap sebagai pembawa sial, ular juga dianggap sebagai obat. Racun ular misalnya dipercaya dapat dijadikan obat kanker dan darah tinggi.
Ular secara utuh pun dapat dibuat menjadi minuman beralkohol di Vietnam yag disebut sebagai snake wine. Snake wine dipercaya dapat membuat tubuh sehat dan menyembuhkan penyakit.
-
Harimau
Harimau dianggap sebagai lambang kesejahteraan. Hewan buas ini juga dipercaya dapat digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit dan dapat dibuat sebagai afrodisiak.
Mata, tulang, kumis, dan gigi harimau dipercaya dapat menyembuhkan penyakit seperti insomnia, malaria, meningitis, dan penyakit kulit, begitu juga dapat menyembuhkan radang.
Saat ini, ada enam subspesies harimau yang masih ada di dunia. Sementara yang sudah punah ada tiga subspesies, yaitu harimau bali, harimau jawa, dan harimau kaspia. Mereka dianggap telah punah sejak awal abad ke-20 karena pemburuan.
Hewan-hewan yang diburu karena takhayul di atas, saya belum pernah memburunya, salah satu penyebabnya karena di kampung saya tak ada jenis hewan tersebut dan yang lainnya, tentu saja saya takut memburunya.