Cara Membuat Disinfektan dari Cuka Kayu Ala Daops Manggala Agni Gowa!

oleh -1,861 kali dilihat
Disinfektan dari Cuka Kayu Ala Daops Manggala Agni Gowa, Begini Cara Membuatnya!
Proses pembuatan disinfektan dari cuka kayu di Manggala Agni Gowa-Foto/Ist
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Bagaimana cara membuat Disinfektan dari cuka kayu? Belum lama ini, KLHK melakukan penelitian mengenai seberapa efektif cuka kayu jadi disinfektan. Hasilnya, kandungan bahan alternatif dari cuka kayu sangat cocok sebagai disinfektan.

Manggala Agni Daops Gowa Balai PPIKHL KLHK pun mempraktikkannya. Hal itu dibenarkan Ishak Andi Kunna, S.Hut (Kepala Daops Manggala Agni Gowa) saat dikonfirmasi Klikhijau, Selasa 14 April 2020.

Menurut Ishak, ide pembuatan disinfektan dari cuka kayu ini sudah lama dilakukan di KLHK yakni sejak tahun 2018.

Pembuatan asap cair/cuka kayu dilakukan dengan menggunakan alat pyrolisis.

“Di Indonesia, melalui Daops Manggala Agni Kalimantan dan Sumatera KLHK cara ini sudah lama dikembangkan.  Kami juga belajar dari teman-teman di sana. Alhamdulillah kami sudah buat alat secara mandiri dan mulai produksi sendiri,” kata Ishak.

KLIK INI:  6 Cara Mengemas Piknik Tanpa Sampah Plastik

Bermodalkan peralatan seadanya yang dirakit sendiri seperti drum, pipa besi, dan kayu, Ishak dan timnya menghasilkan cuka kayu yang efektif membunuh virus.

“Alatnya kami rakit seminggu lalu. Kami sudah memproduksi sekitar 100 liter disinfektan,” kata Ishak.

Sejauh ini penggunaannya masih di internal Manggala Agni yakni untuk menyemprot tanaman di kantor.

Namun, mereka berencana menggunakan disinfektan cuka kayu tersebut untuk penyemprotan di Kecamatan Parangloe Gowa.

“Kami sudah koordinasi dengan pemerintah setempat,” jelas Ishak.

Proses awal pembuatan disinfektan dimulai dengan persiapan bahan bakaran seperti kayu dan drum wadah hasil sulingan sebagai greed 3 yang kemudian diendapkan selama 24 jam untuk menghasilkan greed 2.

Selanjutnya, hasil uap sulingan yang telah diendapkan kembali dipanaskan ke dalam tabung Pyrolisator untuk mendapat hasi terbaik (greed 1).

KLIK INI:  6 Hal yang Bisa Dilakukan Merayakan Hari Bumi di Tengah Pandemi

Untuk hasil pembakaran 1 drum kayu dapat menghasilkan hingga 20 liter Cuka kayu yang dapat digunakan sebagai cairan Disinfektan

Semua hasil pembakaran diolah dengan seksama tanpa menghasilkan sampah. Semisal, arang akan kembali diolah menjadi briket dan abu sisa pembakaran dijadikan alat pembersihan dapur Manggala Agni Daops Gowa.

Menariknya, semua jenis kayu dapat dijadikan bahan baku.

“Rencana ke depan kami akan mensosialisasikan inovasi ini ke masyarakat. Ini penting agar masyarakat tidak lagi melakukan pembakaran sisa pembersihan lahan atau kebun,” tutur Ishak.

Begitulah cara sederhana membuat disinfektan dari cuka kayu yang menurut Ishak dapat diterapkan skala rumah tangga.

cara membuat disinfektan dari cuka kayu
Tim Manggala Agni Daops gowa meracik Disinfektan dari cuka kayu-Foto/Ist
Telah diteliti KLHK

Sebelumnya KLHK merilis informasi soal ujicoba cuka kayu sebagai disinfektan melalui Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pusat Litbang Hasil Hutan (P3HH).

KLIK INI:  Mengenal Biopori, Cara Sederhana Atasi Banjir di Halaman Rumah

“Hasil pengujian asap cair kayu dan bambu terhadap kuman dari eksperimen yang dilakukan, cukup hanya dengan 1% sudah efektif,” ujar Prof. Gustan Pari, peneliti P3HH, BLI, dalam rilis pada media, Sabtu, 21 Maret 2020.

Dijelaskan Prof.Gustan, uji toksisitas asap cair kayu dan bambu sebagai desinfektan, dilakukan bersama Ratih Damayanti dan tim.

Riset ini menggunakan mikroorganisme bakteri yang terdapat pada telapak tangan dan udara di Laboratorium Mikrobiologi Hutan-Pusat Litbang Hutan, Bogor.

Hasilnya, asap cair kayu dan bambu dengan konsentrasi 1% memiliki kemampuan lebih baik dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme dibandingkan etanol (alkohol) 70%, yang selama ini sering dijadikan bahan dasar desinfektan.

“Asap cair yang diproduksi BLI layak dijadikan sebagai desinfektan terutama di tengah kelangkaan produk ini di pasaran. Ini akan segera diproduksi massal untuk dibagikan ke lingkungan masyarakat yang membutuhkan,” kata Prof. Gustan.

KLIK INI:  Manggala Agni KLHK Bantu Korban Banjir di Gowa