Berkonsep Bambu, Sikola Macca Menggoda untuk Dikunjungi

oleh -398 kali dilihat
Berkonsep Bambu, Sikola Macca Menggoda untuk Dikunjungi
Sikola Macca/Foto-Idris

Klikhijau.com – Banyak hal terjadi serba pertama bagi saya beberapa hari terakhir. Pertama kali menginap di Tanete, Bulukumba, pertama kali naik motor sendiri ke Sinjai, pertama kalinya ke Hutan Mangrove Tongke-tongke.

Meski sejujurnya hal itu tak mengagetkan saya. Saya yakini segala sesuatu pasti dimulai dengan  pertama. Pertama kalinya pula saya bertemu dengan orang Jepang dalam waktu yang cukup lama.

Dan yang paling mendebarkan, pertama kalinya saya ke Desa Bonto Salama, Sinjai Barat. Mengunjungi Sikola Macca yang berkonsep bambu. Sikola Macca, berarti sekolah pintar

“Bambu ini diawetkan secara alami,” kata Rahmat Samuda, salah seorang pengurus Sikola Macca.

KLIK INI:  Pakai Pikap ke Sikola Macca, Mahasiswa Jepang Makan di Daun Pisang

“Bagaimana caranya, apa menggunakan bahan alami?” tanya saya.

“Tidak begitu, caranya bambu harus ditebang di atas jam 12 siang,” jawabnya.

“Jadi tidak menggunakan bahan tertentu?”

“Tidak, bambu yang ditebang di atas jam 12 siang, kadar gulanya berkurang, beda jika ditebang dipagi atau di bawah jam 12 siang.”

Saya pikir pengawetan alami yang di maksud Rahmat menggunakan ramuan khusus yang dibalurkan ke bambu, tapi rupanya hanya cara dan waktu menebangnya

“Setelah ditebang, keringkan dulu, lebih bagus kalau dibiarkan di rumpunnya hingga daunnya berguguran.”

Setelah bambu di tebang, dikeringkan di tempat tanpa diturunkan. Di kampung saya, setiap musim cengkih hal ini juga dipraktikan oleh ayah.

“Selain bisa awet, ketika dikeringkan kita juga bisa tahu mana bambu yang masih muda, jika masih muda akan kempis seperti ini,” katanya lagi sambil menunjuk bambu yang kempis di sebelah kanannya.

Sontak mata saya mengarah ke bambu yang ia tunjuk.

Dikelola tiga lembaga

Sikola Macca merupakan sekolah nonformal yang dikelola oleh tiga lembaga, karangtaruna, pemuda desa, dan relawan pendidikan.

Sikola Macca adalah tempat belajar banyak hal, kerajinan tangan, budaya, bahasa, dan tempat melestarikan permainan tradisonal.

KLIK INI:  Kolaborasi Aksi Hijau Wujudkan Kota Makassar Tangguh Iklim

Sikola Macca tak hanya membuka ruang belajar bagi anak usia sekolah, tetapi juga masyarakat umum yang hendak belajar.

Sikola Macca menjadikan bambu sebagai media pembelajarannya. Tak heran jika di dekat  gerbang masuknya tertulis Pelatihan dan Pemanfaatan Bambu.

Di sekolah nonformal tersebut, meski bangunannya adalah bambu, namun menjadi tempat bermain anak-anak sepulang dari sekolah mereka yang formal. Dan sering mendapat kunjungan dari luar.

Di sikola Macca, kreativitas pemuda dan masyarakat juga dikembangkan, semisal pembuatan gelas dari bambu

“Kita mencoba menggunakan bahan dari lingkungan sekitar yang ramah lingkungan,” tambah Rahmat.

Karena konsepnya yang unik, yang menjadikan bambu sebagai ikonnya, Sikola Macca mendapat banyak kunjungan, bukan hanya dari dalam negeri, tapi juga luar negeri.

Semisal yang membuat saya menginjakkan kaki pertama kali di sana adalah kedatangan mahasiswa Universitas Kobe Jepang. Saya ikut dengan rombongan mereka, Rabu, 18 September 2019 lalu.

Kunjungan mahasiswa asal Jepang tersebut  untuk berbagi pengalaman dan belajar dari masyarakat setempat secara langsung.

Sikola Macca berdiri megah di samping kantor Desa Bonto Salama dengan konstruksi bangunannya yang unik di antara serbuan material besi dan batu-bata

Kelak jika kamu sempat berkunjunglah ke sana, nikmati keunikannya, kesejukan alamnya yang alami dan keramahan masyarakatnya.

KLIK INI:  Disambangi Mahasiswa Jepang, Komunitas Tobonga Pamerkan Teater Pematang Sawah