Bagaimana Tumbuhan di Hutan Kota Berfungsi sebagai Peredam Kebisingan?

oleh -614 kali dilihat
Bagaimana Tumbuhan di Hutan Kota Berfungsi sebagai Peredam Kebisingan
Ilustrasi - Foto/ Sasin Tipchai dari Pixabay

Klikhijau.com – Kebisingan menjadi satu masalah tersendiri di perkotaan. Banyaknya kendaraan dan tingginya aktivitas manusia membuat kota dilingkupi polusi suara alias kebisingan.

Kebisingan adalah suara yang berlebihan dan tak diinginkan yang menimbulkan efek buruk baik secara fisik maupun psikis. Efek fisik berkaitan dengan transmisi gelombang suara melalui udara, sedangkan efek psikis berhubungan dengan respons manusia terhadap suara.

Kebisingan dapat memicu stress dan perasaan terganggu sehingga berdampak pada kualitas hidup. Polusi suara yang bersumber dari kendaraan bermotor juga mengganggu aktivitas bahkan menurunkan tingkat konsentrasi.

Untuk meredam dampak negatif dari polusi suara dipelukan hutan kota yang memadai. Fungsi hutan kota salah satunya adalah dapat meredam kebisingan. Jadi, tumbuhan yang ditanam tak hanya berfungsi untuk pembersih udara, tetapi juga meredam suara.

Bagaimana tumbuhan meredam polusi udara di perkotaan? Artikel ini akan memberi penjelasan singkat mengenai hal ini, simak ulasannya:

KLIK INI:  Sehimpun Kata-Kata Mutiara tentang Udara Mulai dari Socrates hingga WS Rendra
Bagaimana tumbuhan meredam kebisingan?

Seberapa jauh tingkat kebisingan dapat dikontrol oleh vegetasi atau tumbuhan ternyata sangat bergantung pula pada jenis spesies, kerapatan, tinggi tumbuhan maupun jarak tumbuh.

Aspek lainnya adalah faktor iklim yaitu angin, temperatur, kecepatan maupun kelembapan. Selain itu, tingkat kebisingn juga diperngaruhi oleh properti dari suara yakni tipe, asal, tingkat decibel dan intensitas suara tersebut.

Gelombang suara diabsorpsi oleh daun-daun, cabang-cabang, ranting-ranting dari pohon dan semak. Faktanya, bagian tanaman yang paling efektif untuk absorpsi suara adalah bagian yang memiliki daun tebal dan tanaman yang berdaging dengan banyak petiole. Kombinasi ini memberikan tangkat fleksibilitas  dan vibrasi tertinggi (Robinette, 1972 dalam Grey dan Deneke 1978).

Selain itu, suara juga didefleksi dan direfraksi oleh cabang yang lebih besar dan batang pohon. Diperkirakan bahwa hutan dapar mereduksi suara pada tingkat 7dB setiap 30 menit dengan jarak dan frekuensi pada sekitar 1.000 CPS (Embleton, 1963 dalam Grey dan Deneke 1978).

Sebuah penelitian yang dilakukan School of Enginering di Universitas Nebraska dkk, di hutan Amerika menunjukkan sejumlah fakta menarik bagaimana pohon bekerja dalam meredam kebisingan. Berikut faktanya:

KLIK INI:  Meriahnya Festival Lingkungan yang Digelar P3E Suma KLHK di SMA 14 Makassar
  • Pengurangan kebisingan yang disebabkan oleh kendaraan berkecepatan tinggi dan truk di daerah pedesaan dapat  diperoleh dengan hasil terbaik dengan menanam pohon dan semak yang lebarnya 20 m – 30 m, penyangga tepinya 16 m – 20 m dari pusat jalur lalu lintas terdekat.  Deretan pusat pohon dengan ketinggian minimal 14 m.
  • Penurunan kebisingan lalu lintas yang berasal dari kendaraan roda empat dengan kecepatan sedang di daerah perkotaan dengan menggunakan pohon dan semak penyangga yang lebarnya 6 m – 16 m akan efektif dengan semak penyangga adalah semak yang tepinya 2 m – 2,5 m serta latar belakangnya deretan pohon dengan tinggi sekitar 4,5 – 10 meter.
  • Untuk mendapatkan hasil yang optimal, jajaran semak dan pohon seharusnya ditanam dekat pusat kebisingan.
  • Pohon-pohon tinggi yang rindang dapat pula digunakan , vertikal dan seragam yang dikombinasikan dengan semak yang rendah dengan rumput yang tinggi atau penutup tanah yang lembut sebagai lawan dari permukaan trotoar, tumpukan batu dan kerikil.
  • Pohon dan semak yang ditanam saling menutupi merupakan suatu kesatuan sehingga dapat menjadi bafer yang kuat.
  • Sebaiknya ditanam conifer atau vegetasi yang hijau sepanjang tahun.
  • Jarak penyangga sebaiknya dua kali jarak dari pusat sumber suara ke penerima dan pada kedua sisi dan sepanjang jalan digunakan pada jalur lalu lintas.

Penggunaan vegetasi untuk menyaring kebisingan tidak akan efektif apabila tidak memerhatikan ukuran dan kepadatannya. Namun, lebih efektif bila vegetasi menggunakan topografi jalan.

Hutan dapat menyerap sekira 6 – 8 desibel per 30 m. kerapatan tanaman lebih penting daripada jenis spesies untuk mengurangi atau meredam kebisingan.

*Sumber: beberapa sumber

KLIK INI:  Dukungan Masyarakat, Kunci Penting Melestarikan Kura-kura Rote