Awas Ada Kandungan Genteng dalam Pupuk Palsu! Ini Cara Identifikasi Pupuk Asli dari PKT

oleh -380 kali dilihat
Awas Ada Kandungan Genteng dalam Pupuk Palsu! Ini Cara Identifikasi Pupuk Asli dari PKT
Ilustrasi pupuk-foto/Noya

Klikhijau.com – Keberadaan pupuk palsu berimbas pada tingginya harga pupuk belakangan ini. Hal itu membuat sejumlah petani merugi.

Alih-alih ingin mendapat harga murah, justru malah jadi merugikan karena tanaman mereka tanam  ada menjadi rusak.

Kerusakan tanaman itu terjadi akibat pupuk palsu yang diambil dari berbagai macam unsur tidak karuan. Salah satunya adalah lempung dan genteng.

Padahal dalam proses pembuatan pupuk asli, terdapat berbagai komponen yang sudah melalui berbagai penelitian yang nantinya disesuaikan dengan kebutuhan jenis tanaman yang akan ditanam.

KLIK INI:  Penggunaan Tisu Toilet Berkontribusi Langsung Terhadap Deforestasi

Jefri Limeisa Putra, Vice President Marketing Business Partner Korporasi Pupuk Kaltim menjelaskan, perbedaan pupuk asli dan palsu memang sekilas tidak jauh berbeda jika dilihat dari kemasan luar.

Namun, jika diperhatikan lebih lanjut, ada perbedaan yang cukup signifikan. Contohnya saja ada permainan tulisan pada kandungan pupuk.

Misalnya, pupuk SP 36 yang dipalsukan dengan keberadaan titik yang sangat kecil menjadi SP 3.6. Hal ini tentu membuat kandungan pupuk jadi tidak karuan, bisa mengambil dari pecahan genteng maupun lempung.

“Cara tepat yang harus dilakukan sebenarnya perlu diadakan uji lab. Namun, karena sulitnya akses tersebut bagi petani dan masyarakat luas, salah satu cara cepat yang bisa dilakukan adalah dengan melihat bentuk kemasan dan juga komponen desain pada kemasan,” katanya.

Jefri merinci beberapa hal yang bisa diperhatikan petani sebelum membeli pupuk, antara lain:

KLIK INI:  Tak Sekadar Bumbu Dapur, Garam Juga Bisa Berperan sebagai Pupuk
Lihat kemasan luarnya

Dari kemasan maupun komponen desain depan, petani bisa membedakan pupuk tersebut palsu maupun tidak. Di pupuk asli, inner karung akan lebih kuat dibanding yang palsu. Selain itu, warna sablon juga cenderung lebih pekat. Beberapa detail lain yang perlu diperhatikan dalam kemasan antara lain tercantumnya nama produsen, kandungan, kode SNI dan NPP, dan juga lokasi produksi.

Petani juga bisa membuka halaman https://pestisida.id/pupuk_app/pendaftaran_anorganik.php untuk melakukan pengecekan NPP produk di karung bagian belakang pada website.

Menilai keaslian pupuk dari tekstur, bau, dan rasa

Cara lain untuk menilai pupuk tersebut asli atau tidak adalah dengan cara mengidentifikasi pupuknya secara langsung, baik itu dari tekstur, bau, maupun rasa.

Sebagai salah satu produk unggulan dan idola para petani, Jefri mengidentifikasi mana NPK Pelangi yang palsu dan asli dalam bentuk butiran warna warni yang menjadi ciri khas pupuk tersebut.

Seperti namanya, NPK memiliki 3 unsur utama, antara lain Nitrogen (N), Phospat (P) dan Kalium (K). Untuk unsur N, urea asli baunya cukup menyengat. Saat dipecah, warna bagian luar dan dalam juga sama. Lalu untuk unsur P2o5-Dap, Dap asli bisa dijilat dan terasa asam.

Berbeda dengan pupuk palsu yang tidak memiliki rasa asam. Jika dipecah, antara bagian dalam dan luar juga memiliki warna sama. Terakhir untuk unsur KCl, pupuk asli berwarna merah, sedangkan yang palsu berwarna kuning. Dengan tekstur yang tak mudah hancur, saat dipencet juga tidak menimbulkan sakit.

Sebagai salah satu bagian dari pelaku industri pertanian, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) terus memberikan pembinaan, baik ke petani, para distributor maupun dinas pertanian setempat mengenai jenis-jenis pupuk maupun keaslian pupuk tersebut.

Dalam hal kualitas, PKT juga sudah memiliki SNI platinum dengan adanya pengujian di setiap tahapannya.

“Kualitas dan kuantitas pembuatan pupuk terus menjadi fokus dari PKT. Karena itu, pengujian terus kami lakukan baik itu saat produksi maupun sampai pupuk sudah masuk ke dalam karung (uji petik) untuk memastikan produk tersebut sudah layak untuk digunakan,” jelas Jefri.

Jefri pun terus mengimbau agar petani dapat membeli pupuk langsung dari kios resmi yang sudah ditandai spanduk maupun distributor terpercaya. Jika memang petani menemukan pupuk palsu beredar, petani bisa menghubungi layanan pelanggan Pupuk Indonesia di kontak bebas pulsa di nomor 0800 100 8001 atau WA 0811 9918 001.

KLIK INI:  Petani di Desa Penyangga TN Kelimutu Kembangkan Pupuk Organik dari Gulma Hutan
Beralih ke pupuk organik

Dengan adanya fakta tersebut, menggunakan pupuk, khususnya pupuk kimia perlu lebih waspada. Bukan hanya akan merusak tanaman, tapi juga merusak lingkungan.

Ada baiknya mulai dipikirkan untuk beralih ke pupuk organik, selain membuat tanaman subur, juga bisa menyelamatkan lingkungan

Pupuk organik merupakan pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup. Misalnya  pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia.

Dalam KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, pupuk organik diartikan sebagai zat hara tanaman yang berasal dari bahan organik.

Pupuk jenis ini juga beragam bentuknya, ada  yang padat dan juga cair. Penggunaannya dapat digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

Sumber bahan pupuk organik bisa berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen, baik tongkol jagung, jerami hingga sabuk kelapa.

Selain itu, bahannya pun bisa berupa limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, limbah ternak, dan limbah kota atau sampah.

KLIK INI:  Di Tangan Ilmuwan, Bioplastik Bersalin Wajah jadi Pupuk