Klikhijau.com – Suplir tidak hanya mempercantik taman dan menyegarkan ruangan. Tanaman ini dapat pula menyaring udara, memberi manfaat relaksasi dan kesehatan.
Jadi, jangan kaget jika tanaman hias ini cukup populer. Ia sering nongkrong pada hunian atau rumah sebagai tanaman indoor maupun outdoor, khususnya hunian yang bergaya modern.
Suplir termasuk dalam genus Adiantum, anak suku Vittarioideae dan suku Pteridaceae. Ia memiliki daya tarik dengan batang dan tangkai daunnya yang hitam menyerupai rambut .
Tanaman ini tidak hanya satu jenis saja. Amin & Jumisah (2019) mengungkapkan jika ada beberapa jenis suplir yang umum digunakan untuk mempercantik rumah, di antaranya Adiantum cudatum, Adiantum raddianum, Adiantum tenerum, Adiantum hispidum, dan Adiantum diaphanum.
Karakteristik suplir
Sari & Mukti (2019) menerangkan jika suplir memiliki karakteristik yang unik dan menarik. Daunnya berbentuk kipas halus. Biasanya berkerumun di batang hitam yang ramping.
Tanaman ini tumbuh sebagai terna dengan rimpang yang menjalar di media tanam, seringkali di sela-sela batuan berhumus.
Jangan berharap banyak dapat menemukan tanaman ini di tanah datar. Karena menurut Nasution dkk ( 2024), suplir jarang dijumpai tumbuh di tanah datar. Tanaman ini biasanya menyukai tumbuh di sela-sela tebing, tembok, atau batang pohon.
Adlini dkk (2021) mengatakan bahwa akar tanaman ini mencari hara dari humus dan terkadang cukup dalam menembus tebing atau tembok. Suplir dapat tumbuh hingga lebih dari 1,25 meter, sebagaimana paku-pakuan lain.
Ciri khas tanaman ini adalah tangkai daunnya cenderung berwarna hitam, mengeras ketika dewasa, dan mengilap serta kadang-kadang bersisik halus ketika dewasa.
Tanaman ini juga memiliki penampilan ental yang khas, yang membuatnya mudah dibedakan dari jenis paku-pakuan lain (Amin dan Jumilah, 2019).
Spora tanaman ini berada di dalam sporangium (Al-Mira, 2016). Kumpulan sporangia (sorus) terletak di sisi bawah daun, tepatnya pada bagian tepi daun dan terlindung oleh lipatan tepi helai daun.
Dalam buku Panduan Praktis Mengenal Keunikan, 767 Jenis, Galeri Tanaman Hias, suplir memiliki karakteristik taksonomi yang khas, yakni:
-
Senang pada kondisi lembap
Tanaman ini akan tumbuh subur pada kondisi yang lembap. Karena itu, jika ingin memeliharanya, sebaiknya tanaman pada lingkungan yang memiliki kelembapan tinggi.
-
Memiliki akar serabut
Suplir bukanlah tanaman berakar Tunggal. Tanaman ini memiliki akar serabut. Akarnya itulah yang membantunya menyerap nutrisi dengan efisien dan memberikan kestabilan saat menumpuk di batang tanah.
-
Daun hijau tidak simetri
Salah satu ciri yang muda dikenali dari tanaman ini adalah, daunnya berwarna hijau. bentuknya tidak simetris seperti kipas.
Bentuknya yang terkesan berantakan itu alias tidak teratur menambah daya tarik estetika tanaman hias ini.
-
Tumbuh di celah atau dinding batu
Tidak banyak tanaman memiliki kemampuan tumbuh di celah-celah dinding batu atau di bawah rimbunan pohon. Namun, suplir dapat menjadi pengecualian.
-
Menumpuk di tungkai hitam
Tanaman ini cenderung menumpuk di tungkai hitam atau batang tanah, menciptakan tampilan yang unik dan alami, sehingga memberikan kesan menyatu dengan lingkungan di sekitar di mana ia tumbuh.
Cara memperbanyak suplir
Hutasuhut & Febriani, (2019) mengatakan, tanaman suplir dapat memperbanyak diri dengan generatif, yaitu pada spora yang terletak pada bagian tepi sisi bawah daun yang telah dewasa.
Selain itu, tanaman ini juga dapat diperbanyak melalui vegetatif, yaitu ketika rimpangnya sudah cukup besar sehingga bisa dipecah menjadi dua atau tiga bagian (stek rimpang).
Jika ingin mendapatkan tanaman ini tumbuh subur, sebaiknya sahabat hijau menggunakan pupuk kompos organik. Pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik seperti sampah rumah tangga.
Tanaman suplir memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Hanya saja masalah yang sering terjadi pada tanaman ini adalah media tanamnya.
Suplir memerlukan drainase dan aerasi yang baik. Jika tidak rumpun suplir akan mengalami kelayuan daun, akar rusak (membusuk) sehingga akhirnya suplir mati.
Media tanam yang ideal bagi tanaman ini menurut Rukmana (2003) adalah adalah media tanam yang cukup lembab (RH 50 % – 80 %), memiliki porositas yang baik, sehingga drainase dan aerasinya bagus.