- Pantai yang Bersalin Nama - 13/04/2024
- Gadis Iklim - 07/04/2024
- Anak Kecil dalam Hujan - 30/03/2024
Klikhijau.com – Gerah menerkam. Kendaraan bergerak siput. Jalan dari selatan menuju Makassar macet. Bulir-bulir keringat membanjir dari pori. Mobil yang saya tumpangi tak menyalakan AC.
Notifikasi Whatsapp berbunyi. Tanda ada pesan masuk. Saya membukanya. Sebuah foto. Bukan foto diri si pengirim, tapi tanaman hias.
Ada empat bunga berwarna pink yang “nongol” pada tanaman hias itu. Bentuknya bulat, satu di antara bunganya bagian ujung tampak mekar dan mengeluarkan benang sari berwarna kuning.
Di dalam mobil berwarna hitam yang mengantar ke Makassar dan juga mengantar gerah ke dalam tubuh penumpang. Pemandangan bunga berdaun hijau, bergerigi dengan pinggiran kemerahan dan berbintik putih itu sedikit menyegarkan.
Saya tak tahu apa nama tanaman yang dikirim itu, pun tak berusaha mencari tahu lebih tentangnya. Sebabnya, saya tak begitu tangguh ketika naik mobil sambil main handphone. Jadi, saya hanya menanggapi kiriman itu sekadarnya saja.
Hingga semalam, 9 Mei 2022 saya mencoba memerhatikan tanaman tersebut. Saya menghubungi si pengirimnya. Dan kami berbincang lama perihal bunga itu.
“Bunga ini sepertinya kurang menyukai kelembapan, apalagi jika terendam air, akan langsung mati,” katamu menjelaskan ketika saya bertanya tentang bunga tersebut.
“Halaman rumah pernah kebanjiran,bunga itu terendam, batangnya membusuk dan mati. Saya pikir bunga kesayanganku itu akan benar-benar mati. Namun, beberapa hari kemudian kembali tumbuh,” jelasmu.
Pagi ini, 10 Mei 2022. Saya mencoba mencari tahu seperti apa tanaman yang kau kirim sehari setelah perayaan salah idul fitri 2022 itu.
Tentang begonia
Rupanya tanaman tersebut bernama begonia. Namun, begonia tak hanya satu jenis, tapi sangat beragam. Nurrani, (2013) mengungkapkan bahwa keragaman jenis begonia diperkirakan lebih dari 1.600 jenis. Jenis-jenis itu tersebar di kawasan tropis dan sub tropis di seluruh dunia.
Dan di Indonesia keanekaragaman genus begonia cukup banyak, diperkirakan mencapai lebih dari 250 jenis. Bahkan dalam kurun 10 tahun terakhir, setidaknya ada 57 jenis baru berhasil ditemukan—salah satunya ditemukan di kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (baca di SINI).
Sosok yang berjasa di balik penemuan begonia adalah Charles Plumier. Ia seorang pastor yang juga ahli botani.
Plumier lahir 1646 dan meninggal pada tahun 1704). Pada 1690, ia menemukan 6 jenis tumbuhan baru di Kepulauan Antiles dalam ekspedisinya, salah satunya adalah begonia.
Ekspedisi itu disponsori oleh Michel Bégon (1638–1710). Begon adalah Gubernur Prancis di daerah Santo Domingo, Brasil.
Dan untuk menghormati namanya, Plumier menamakan tumbuhan yang baru ia temukan tersebut sebagai begonia. Sebagai bentuk penghargaan kepada Bégon
Begonia adalah jenis tumbuhan herba, baik herba tegak atau pun menjalar. Ia berperawakan kecil. Akarnya berserabut dan tunggang. Batangnya sukulen dan kadang ditemukan berkayu, khususnya pada pangkal, batangnya mengandung air, daunnya tunggal (Efendi, 2018).
Letak daun begonia tersebar dan bentuk daunnya asimetris atau begoniifolia (Girmansyah, 2010). Bentuk daunnya tidak hanya satu, tapi beragam mulai dari oval, menjari, terompet, berumbai-umbai. Ukuran daunnya pun demikian, ada besar, sedang, dan juga kecil.
Pada permukaan daunnya pun sangat beragam ada datar, berkerut, berbulu, licin. Begitu pula dengan motif daunnya, ada yang polos, bercak- bercak, bergaris, bermotif lurik seperti batik, atau totol-tot.
Dan yang saya dapat melalui foto yang dikirim ke whatsapp memiliki daun berbintik putih.
Manfaat begonia
Tanaman ini memiliki beragam manfaat, tak hanya sebagai tanaman hias, namun begonia yang berakar rimpang dapat dimanfaatkan sebagai sebagai obat demam dan sifilis.
Menurut Siregar, (2017) beberapa jenis tanaman ini dapat berpotensi sebagai tanaman obat, bahkan bisa dikonsumsi sebagai lalapan, campuran bumbu masak atau penghilang dahaga.
Bukan hanya itu senyawa flavonoid begonia berperan dalam menghambat sel kanker T47D dan sel HeLa.
Melacak jenis begonia kiriman
Katamu, begonia yang kau kirimkan fotonya itu kurang menyukai kelembapan. Namun, menurut Munawaroh dan Siregar, (2018) begonia akan tumbuh dengan baik di tempat-tempat lembab, tanah berhumus, dan di tempat yang sedikit ternaungi.
Harus diakui, keindahan begonia dan perawatan yang mudah menjadikannya banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Barangkali itu pula yang membuatmu memeliharanya.
Saya mencoba melacak via google begonia yang fotonya kau kirimkan itu. Ada beberapa nama yang disandang begonia tersebut, di antaranya begonia merah talas, ada pula menamainya begonia cane dan yang paling romantis dan indah dari namanya adalah begonia sayap malaikat.
Begonia Cane ini merupakan hasil persilangan antara Begonia aconitifolia dan Begonia coccinea. Hibiridisasi mula-mula dilakukan oleh pembibit tanaman asal California, Eva Kenworthy Grey pada tahun 1926.
Julukan sebagai sayap malaikat yang dilekatkan kepada begonia cane tak lepas dari bentuk daunnya yang unik menyerupai sayap.
Selain tampilan daunnya yang indah dan unik, begonia cane juga memiliki kekhasan tersendiri pada batangnya yang menyerupai pohon bambu.
Keelokan begonia jenis ini akan tampak saat berbunga. Bunganya akan menjuntai berwarna pink atau merah muda. Di tengah kelopaknya berwarna kuning.
Ketika bunganya mekar, keharumannya akan memanjakan indra penciuman dan kupu-kupu mendekat.
Jika ingin menaman begonia jenis ini, jangan biarkan terkena matahari langsung. Karena pancaran sinar matahari yang terlalu banyak dapat membuatnya kering.
Karenanya, letakkan ia di tempat teduh, agar sinar matahari dan hujan tak langsung mengenainya.
Perawatannya tak rumit, cukup siram 1 atau 2 kali sehari saja.
Klasifikasi begonia
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Famili : Begoniaceae
Genus : Begon
Kini, rasa penasaran saya perihal tanaman yang kau kirim itu sedikit terkikis. Namun, mungkin kelak saya akan datang langsung melihatnya di halaman rumahmu.
