- Melihat Rombongan Sampah Melintasi Kanal Kota Makassar di Musim Hujan - 28/11/2024
- Bagaimana Tanaman Mendengarkan Kita? - 21/04/2024
- Defisit Narasi Lingkungan dalam Politik Lokal di Indonesia - 28/12/2023
Klikhijau.com – Aglonema atau Aglaonema merupakan tanaman hias pot berdaun indah yang seolah tiada matinya. Jenis ini memang paling populer dan laris manis.
Aglonema dijuluki juga ‘sang ratu daun’. Bukan tanpa alasan, pesona dan eksotikanya memang ada pada daunnya. Meski tampak sederhana, warna dedaunnya memanjakan mata.
Belum lama ini, di facebook, saya mengamati seorang pebisnis tanaman hias yang tanaman aglonema jualannya laris manis. Peminatnya memang kebanyakan ibu-ibu muda.
Seorang penikmat aglonema bernama Ella di Enrekang Sulawesi Selatan membeberkan alasannya menyukai sang ratu daun. Katanya, keistimewaan jenis ini ada pada daunnya.
“Kalau aglo, daya tariknya ada pada permainan warna dan motif daun. Kalau anthurium hanya berfokus pada bentuk daunnya,” cerita Ella pada Klikhijau.
Selain daunnya yang dinamis dan memanjakan mata, di Indonesia tanaman ini juga dikenal dengan nama Sri Rejeki—tanaman ini diyakini satu tanaman pembawa hoki yang diyakini sebagai pembawa keberuntungan keluarga. Nah, semakin kuat alasan mengapa ibu-ibu muda menyukai sang ratu daun bukan?
Lebih dekat dengan Aglonema
Tanaman dari suku Araceae (talas-talasan) ini telah dikenal sejak lama dan memiliki setidaknya 30 spesies.
Varian aglonema paling populer saat ini adalah Pride of Sumatera, jenis ini pernah meraih juara II kategori tanaman hias indoor pada ajang Floriade di Belanda. Lalu ada jenis Ruby sunset yang menyabet gelar favorit tanaman baru di arena Tropikal Plant Industry Exhibition 2007 di Miami, Florida, Amerika Serikat.
Menariknya, Pride of Sumatera dan Ruby sunset merupakan khas Indonesia yang diperoleh dari hasil persilangan Greg Hambali (pegiat tanaman asal Bogor) pada tahun 1985.
Jenis lainnya yang juga populer ialah Aglaonema Fit Langsit. Jenis ini merupakan Aglaonemahibrida yang berasal dari Thailand, memiliki warna daun hijau tua dengan tulang daun berwarna merah muda serta terdapat bercak putih dan merah muda yang menyebar di permukaan daun. Bentuk daunnya lonjong (oblongus) berujung meruncing (acuminatus).
Menariknya, budidaya tanaman hias ini tergolong lebih mudah dan tidak rewel. Menurut Ella, yang perlu diperhatikan dalam budidaya Aglonema hanya pada tiga hal yakni kelembaban tanah, faktor cahaya dan media tanam. Kalau ketiganya bagus, pertumbuhannya lancar.
Itulah sebabnya, sang ratu daun dapat dijumpai di mana-mana karena termasuk gampang dikembangbiakkan. Perbanyakan secara generatif dilakukan melalui biji, sedangkan secara vegetatif melalui stek batang, pemisahan anakan, cangkok dan kultur jaringan. Namun untuk mendapatkan jenis baru harus dilakukan melalui metode persilangan.
Di habitat aslinya, tanaman ini tumbuh di lapisan tanah paling atas yang umumnya berupa tumpukan sisa-sisa daun dan ranting tanaman yang telah terdekomposisi menjadi kompos.
Di alam terbuka, jenis ini umumnya tumbuh di bawah rindangnya pepohonan besar dan tinggi dengan daun yang rimbun. Itulah mengapa, lingkungan asli tumbuhnya dipastikan merupakan tempat yang subur dan terlindung dari sinar matahari asli.
Asal usul dan sejarahnya
Istilah Aglonema sendiri berasal dari bahasa Yunani, yakni Aglos yang berarti sinar dan Nema berarti benang. Bila diartikan seluruhnya bermakna sinar benang.
Nama ini ternyata berkaitan dengan penampilan sang ratu daun yang menyiratkan bayangan semirip benang tipis. Hal itu tampak pada satu jenisnya yakni Aglaonema costatum, yang memiliki tulang daun berwarna putih cerah membelah kehijauan permukaan daun, sehingga tampak menyerupai benang yang bersinar.
Dalam beberapa sumber literatur, Aglonema dinyatakan berasal dari Benua Asia seperti Indonesia, Malaysia, Myammar, Laos, Thailand, Kamboja, Vietnam, Philipina dan Papua Nugini.
Tanaman ini memiliki penampilan yang mungil yakni hanya beberapa centimeter saja. Spesies Aglaonema rotundum merupakan jenis khas Indonesia yang ditemukan di Sumatera Utara dan Aceh. Jenis ini sangat otentik karena berdaun merah. Jenis inilah yang kabarnya menjadi cikal bakal munculnya aglonema hibryd berdaun merah.
Di Indonesia, memang lebih akrab dinamai sri rezeki sedangkan di Thailand tanaman ini dikenal dengan nama Siamese rainbow atau pelangi dari Thailand.
Klasifikasi Aglaonema berdasarkan kedudukannya dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut:
Filum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Areceales
Famili : Araceae
Genus : Aglaonema
Spesies : Aglaonema modestum, Aglaonema brevispathum, Aglaonema cochinchinense, Aglaonema pumilum, Aglaounema hospitum, Aglaunema simplex, Aglaunema commutatum, Aglaunema costatutum, Aglaunema densinervisum, Aglaunema crispum.
Morfologinya
Secara morfologi, tanaman ini terdiri dari beberapa bagian yakni akar, daun, batang, bunga dan biji. Berikut penjelasannya:
-
Akar
Aglonema termasuk tanaman monokotil yang berakar serabut atau disebut juga wild root (akar liar), karena semua akar tumbuh dari pangkal batang dan berbentuk serabut. Akar yang sehat berwarna putih dan tampak berisi (gemuk), sedangkan akar yang kurang sehat (sakit) berwarna cokelat.
-
Batang
Batangnya termasuk batang basah (herbaceous) yang bersifat lunak dan berair. Ukuran batangnya sangat pendek dan tertutup oleh daun, tersusun rapi satu sama lain. Umumnya, batangnya berwarna putih, hijau muda, atau merah muda.
-
Daun
Bentuk daunnya sangat bervariasi, ada yang bulat telur (ovalus), lonjong (oblongus), juga berbentuk delta (deltoideus). Permukaan daunnya licin dan tidak berbulu, tepinya tidak bergerigi.
Ujung daunnya juga bervariasi, ada yang runcing (acutus), meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus), ada pula yang membulat (rotundalus). Daunnya tersusun berselang-seling atau saling berhadapan dengan, dimana tangkainya memeluk batang.
Daun aglonema relatif tipis dan teksturnya kaku. Umumnya daunnya berwarna hijau bercorak atau bertotol-totol dengan gradasinya. Ada satu yang berdaun merah, makanya disebut Red aglaonema, yaitu Aglounema rotundum yang kebetulan asli Sumatera.
-
Bunga
Bunganya tampak sangat sederhana dan termasuk bunga majemuk tak terbatas yang tergolong bunga tongkol (sepadix). Bunga berbentuk bulir yang tumbuh di ketiak daun. Sebagaimana golongan Araceae lainnya, bunga aglonema tertutup oleh seludang bunga (spatha) yang berfungsi untuk menarik serangga atau sebagai perangkap serangga.
-
Buah dan biji
Buah tanaman ini berbentuk lonjong. Mula-mula berbentuk hijau kekuningan, lalu berubah menjadi merah sebagai tanda sudah matang. Proses pemasakan buah berlangsung sekitar 6 bulan. Saat sudah matang, biji-bijinya dapat dimbil untuk budidaya.
Itulah perkenalan lengkap tentang tanaman berdaun indah ini. Nah, menariknya, harga tanaman ini juga bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung jenis, bentuk dan warna daunnya. Semoga bermanfaat!