Bagaimana Bisa Plastik Merampas Keperawanan Danau Lurayya?

oleh -547 kali dilihat
Bagaimana Bisa Plastik Merampas Keperawanan Danau Lurayya, Kahayya?
Mira, sedang serius memancing/foto-irhyl
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Saya kaget ketika bocah itu menyebut namanya; Mira. Saya mengulang pertanyaan dua atau tiga kali, namanya siapa? Dan jawabannya tetap sama; Mira

Kekagetan saya disebabkan bocah itu berjenis kelamin laki-laki. Menyebut nama Mira, kontan pikiran saya tertuju pada sosok perempuan.

Pertemuan saya dengan Mira terjadi pada suatu siang jelang sore beberapa waktu lalu. Saat itu, saya dan dia sedang memancing ikan di Danau Lurayyah, Desa Kahayya, Kecamatan Kindang, Bulukumba.

Di musim hujan, Danau Lurayya cukup ramai dikunjungi oleh orang yang ingin memancing.

KLIK INI:  Selada Air, Sayuran Tertua yang Dikonsumsi Manusia dengan Setumpuk Manfaat

“Jika musim kemarau atau matahari sedang terik ikan malas makan umpan,” ungkap Jabba, salah seorang warga Kahayya yang hari itu juga ikut memancing.

Biasanya para pemancing akan berdatangan seusai salat zuhur. Melepas lelah sambil memancing di danau yang masih sangat alami itu, yang tertutup lumut dan rerumputan.

Mereka yang datang memancing ikan sebagian besar adalah warga Desa Kahayya dan sebagian dari Desa Kindang, Bulukumba. Kedua desa itu memang bertetangga.

Selama virus corona menyerang Indonesia, saya juga ikut-ikutan memancing untuk mengusir kekhawatiran saya yang tanak terhadap kedatangn virus mematikan itu, meski hanya baru dua kali.

Berada di sana, sambil menunggu kail disambar ikan. Rasa damai menyergap ke dalam kepala, ke dalam hati. Rasa nyaman menyambar-nyambar.

Hanya yang membuat tidak nyaman adalah banyak sampah plastik berserakan di area itu. Mira, bocah yang membuat saya kaget mendengar namanya. Hanyalah salah satu dari pelaku pembuang sampah di area danau alami tersebut.

Plastik ancaman nyata lingkungan

Sampah plastik yang dibuang bermacam-macam, mulai dari pembungkus mi instan hingga kantong plastik yang merampas keperawanan danau Lurayya.

Plastik-plastik itu kebanyakan diisi umpan ikan yang berisi terigu yang telah dimasak hingga mengental. Setelah umpannya habis, para pemancing biasanya membuang bungkusannya yang berupa kemasan plastik begitu saja.

Selain tempat umpan pancing, plastik juga datang dari bekal yang biasa dibawa para pemancing, baik berupa mi instan maupun cemilan lain yang berkemasan plastik.

KLIK INI:  Sampah Plastik, Mutiara Berharga yang Terabaikan

Maka tidak heran jika serakan sampah plastik menghuni danau yang masih sangat asri itu. Entah para pemancing tidak tahu dampaknya atau hanya tidak mau tahu.

Padahal sampah plastik telah menjadi ancamana nyata bagi lingkungan, khususnya dunia pariwisata.

Entah telah menjadi takdir atau apa? Di mana ada tempat yang sering dikunjungi manusia, maka di situ pasti akan ditemukan pula sampah plastik

Hal itu menunjukkan jika plastik dibawa oleh manusia, seperti yang terjadi di danau Lurayya, Kahayya. Danau yang belum tersentuh pembangunan apa pun, namun telah tersentuh pencemaran limbah plastik.

Melalui kunjungan saya yang sebanyak dua kali itu, saya dapat menarik kesimpulan jika yang membawa sampah plastik adalah para pemancing.

Mira misalnya, selain membungkus umpan yang dipakai memancing. Ia juga membawa bekal berupa mi instna yang ia makan di bawa hujan. Setelah mi instan itu habis. Ia membuang bungkusnya begitu saja.

Tak hanya Mira yang melakukan hal seperti itu, tapi banyak pemancing lain yang melakukannya yang membuat keperawanan danau Lurayya  benar-benar akan terampas jika tak segera diantisipasi.

Tempat sampah dan kerja bakti

Ketika saya menghubungi Kepala Desa Kahayya, Abd Rahman, Sabtu, 11 April 2020, Ia mengungkapkan kekhawatirannya akan perilaku masyarakat yang datang memancing.

“Pihak pemerintah desa akan segera membuat tempat sampah yang akan ditempatkan di sekitaran danau. Sehingga orang yang datang memancing tidak lagi membuang sampahnya sembarangan,” katanya.

KLIK INI:  Murid SD Borong Lakukan Aksi Peduli Sampah, Begini Aksinya!

Tidak hanya itu, Rahman juga akan mengerahkan para pemuda yang bergabung dalam Kelompok Kerja Sadar Wisata (Pokdarwis) untuk kerja bakti bersama masyarakat, khususnya yang sering datang memancing untuk membersihkan area Danua Lurayya.

Rahman mengakui, pemerintah desa akan mengantisipasi secepatnya sebelum sampah plastik kian merampas keperawanan danau kebanggaan masyarakat Kahayya itu.

“Kami akan bergerak cepat untuk mengantisipasi dampak limbah plastik di Danau Lurayya sebelum kian merusak. Kita semua tahu, plastik butuh waktu lama untuk terurai,” pungkasnya.

Sampah plastik memang susah terurai dan hilang, apalagi jika telah masuk ke dalam air. Semisal jika telah sampai ke laut.

Greenpeace mengungkapkan sampah plastik akan bertahan di lingkungan, khususnya di lautan dalam jangka waktu yang sangat lama, bahkan lebih lama dari rata-rata usia manusia bertahan hidup.

Sampah plastik ini akan terkumpul dalam satu area di tengah laut. Area yang terus-menerus menimbulkan pusaran air polusi. Siapa yang sangka sampah yang kita gunakan satu menit bisa menimbulkan kerusakan hingga 100 tahun lamanya

Saya rasa, apa yang terjadi di laut mengenai sampah plastik, juga bisa terjadi pada danau, termasuk danau Lurayya, Kahayya.

KLIK INI:  2 Warga Jepang Ikut Aksi Bersih di Kelurahan Matekko, Bulukumba