Persiapan Menghadapi Masa Pancaroba, Pembelian Multivitamin Meningkat

oleh -145 kali dilihat
Persiapan Menghadapi Masa Pancaroba, Pembelian Multivitamin Meningkat

Klikhijau.com. Sebagai negara dengan iklim tropis, Indonesia mengalami masa pancaroba atau peralihan musim sebanyak dua kali dalam setahun. Masa-masa ini biasa terjadi pada bulan September-November sebagai masa peralihan dari musim kemarau menuju musim penghujan, dan pada bulan Maret-April selama pergantian musim penghujan menuju musim kemarau.

“Selain identik dengan pergantian cuaca esktrem, masa pancaroba juga dikenal sebagai masa-masa rentan munculnya beberapa jenis penyakit karena imunitas yang menurun akibat pergantian cuaca tersebut. Salah satu penyakit yang sering muncul adalah panas dalam,” kata Eileen Kamtawijoyo, Chief Operating Officer Populix.

Ia menjelaskan, hal ini terlihat juga dari survei Populix bulan Maret lalu yang mencatat kenaikan pembelian larutan penyegar panas dalam sebesar 8% dibandingkan bulan Januari.

Selain itu, kata Eileen, sebagai upaya masyarakat dalam menjaga daya tahan tubuh, di periode yang sama, kami juga mencatat kenaikan pembelian multivitamin dan vitamin C masing-masing sebesar 11%.

KLIK INI:  Suka Minum Susu Beruang? Manfaat Ini yang Akan Anda Peroleh!

Dikatakannya, berdasarkan Monthly Data Tracking Populix selama bulan Januari hingga Maret 2022, Populix mencatat 78% responden membeli larutan penyegar panas dalam setidaknya satu kali dalam sebulan selama bulan Januari-Maret, dengan 30% di antaranya membeli setidaknya satu kali dalam seminggu.

Di antara responden tersebut, jelas Eileen, 43% responden mengatakan membeli larutan penyegar panas dalam di minimarket, 38% responden membeli di warung dan 11% membeli di supermarket. Hal ini menunjukkan bahwa responden membutuhkan produk tersebut dikonsumsi secara cepat sehingga merekamembelinya dari lokasi terdekat.

Sementara itu, lanjutnya, terkait dengan anggaran yang dikeluarkan untuk membeli larutan penyegar panas dalam, 92% responden menyediakan anggaran kurang dari Rp100.000 dalam sebulan.

Ia mengatakan, untuk mempersiapkan diri menghadapi masa pancaroba, masyarakat Indonesia juga terlihat semakin rutin mengonsumsi multivitamin dan vitamin C guna meningkatkan imun tubuh.

KLIK INI:  Meresapi Makna Hujan Melalui Kata-kata dari Penulis Indonesia

“Data Populix menemukan adanya kenaikan pembelian sebesar 11% pada kategori multivitamin dan vitamin C di bulan Maret dibandingkan Januari 2022,” ungkapnya.

Menurut Eileen, survei juga menunjukkan bahwa 90% responden membeli multivitamin dan vitamin C setidaknya satu kali dalam sebulan. Adapun terkait dengan anggaran yang disediakan, 75% responden dan 62% responden menghabiskan kurang dari Rp 100.000 untuk membeli vitamin C dan multivitamin dalam sebulan.

Namun lanjutnya, terdapat juga 31% responden yang menyediakan anggaran lebih, yaitu sebesar Rp 100.000-Rp 250.000 untuk membeli multivitamin.

Dikatakanya,  beberapa brand multivitamin yang paling banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia adalah Imboost dan Enervon-C yang sama-sama menduduki peringkat pertama dengan 33% responden yang memilih kedua brand tersebut. Selanjutnya, 31% responden memilih CDR, 20% responden memilih Hemaviton dan 17% responden memilih Redoxon.

KLIK INI:  Anak Kecil dalam Hujan

Ia menambahkan, sebagai produk yang rutin dikonsumsi untuk meningkatkan imun tubuh, mayoritas responden masih mencari produk multivitamin dan vitamin C di minimarket dan apotek.

Ia memaparkan, secara lebih detail, terdapat 32% responden membeli multivitamin di minimarket, 19% responden membelinya di apotek dan 16% responden bertransaksi menggunakan e-commerce. DI sisi lain, 37% responden membeli vitamin C di minimarket, 17% responden membeli di apotek dan 14% responden membelinya di supermarket.

Metodologi Survei:

  • Data diambil dari Montlhy Data Tracking Populix bulan Januari-Maret 2022 pada kategori larutan penyegar panas dalam, multivitamin dan vitamin C.
  • Survei dilakukan secara online melalui aplikasi Populix pada tanggal 3-9 Januari terhadap 1.002 responden, tanggal 1-9 Maret terhadap 1.492 responden, dan pada 30 Maret-1 April terhadap 1.023 responden.
  • Durasi pengerjaan survei sekitar 15 menit.
  • Pertanyaan survei dikemas dalam bentuk kuesioner tertutup dengan format pilihan ganda tunggal dan pilihan ganda kompleks.

Tentang Populix

Populix adalah sebuah perusahaan penyedia layanan consumer insights `yang menyediakan data komprehensif dan dapat diandalkan. Populix memulai debutnya pada tahun 2018 sebagai salah satu dari 7 startup yang berpartisipasi dalam GnB Accelerator dan dinobatkan sebagai salah satu dari lima startup inovatif asal Indonesia.

Tahun 2020, Co-Founder Populix, Eileen Kamtawijoyo, masuk dalam Forbes 30 Under 30 untuk kategori Enterprise Technology. Di tahun yang sama, Populix juga berhasil masuk trending dan menduduki ranking #3 kategori aplikasi gaya hidup di Google Play Store (Indonesia).

Pada tahun 2021, Populix masuk dalam Top 50 Rising Startups di Indonesia versi Tech in Asia, serta diakui sebagai salah satu Top 100 Companies To Watch oleh Forbes Asia.

Dengan misi untuk memberikan wadah bagi opini setiap orang dan mendorong aksi berbasis data, Populix berkomitmen menghadirkan respondent-first approach yang menghubungkan bisnis dari berbagai industri dengan responden berkualitas di seluruh Indonesia.

Hingga saat ini, Populix telah melakukan lebih dari 355 riset pasar dengan didukung oleh lebih dari 145 bisnis dari berbagai sektor dan ukuran. Populix memiliki lebih dari 300.000 responden yang tersebar di 300+ kota dan kabupaten di Indonesia termasuk Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Bali, hingga Sorong.

KLIK INI:  6 Fakta Perihal Bakteri Listeria yang Melekat di Jamur Enoki