Perihal Serbuan Ular Kobra di Pemukiman, Begini Penjelasan KLHK!

oleh -335 kali dilihat
Perihal Serbuan Ular Kobra di Pemukiman, Begini Penjelasan KLHK!
Ulra kobra, akhir-akhir ini banyak menyerbu pemukiman warga/foto-liputan6
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Belum lama ini, sejumlah perumahan di Bogor, Jakarta dan sekitarnya dikagetkan dengan munculnya ular kobra. Tidak saja mencemaskan, tetapi juga menyimpan tanda tanya di baliknya.

Lalu, ada apa di balik fenomena ini?

Dilansir Detikcom, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan kemunculan ular-ular tak terlepas dari musim hujan yang mengakibatkan sarang atau lobang mereka tergenang air.

Kasubid Sumber Daya Genetika Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati KLHK Moh Haryono memaparkan ular biasanya bertelur saat musim kemarau. Semakin panjang musim kemarau, maka semakin banyak telurnya. Telur itu akan menetas saat musim hujan.

KLIK INI:  3 Penyebab Utama Kerusakan Hutan yang Penting Diketahui

“Itu yang mungkin salah satu faktor yang menyebabkan anak-anak ular ini keluar dari tempatnya. Apalagi tentunya ketika hujan deras itu lubang-lubang dimana tempat berlindung dia itu tertutupi oleh air dan dia akan keluar dari lubangnya dari tempat hidupnya,” kata Haryono dalam diskusi di Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Jakarta Utara, Kamis 19 Desember 2019.

Naluri alamiah berpindah tempat

Haryono menjelaskan setiap satwa atau makhluk hidup memiliki naluri alamiah akan berpindah dari tempat yang kurang aman ke yang lebih aman, lebih kering dan lebih tinggi.

“Itu saya kira makhluk hidup mempunyai naluri alamiah seperti itu, akan mencari tempat yang selalu dipandang lebih aman,” ujarnya.

Haryono mengimbau warga melaporkan jika ada kemunculan atau penangkapan ular ke BKSDA supaya bisa ditangani. Dengan penanganan yang tepat, maka baik manusia maupun ular bisa diselamatkan.

KLIK INI:  Optimisme Mahmud MD; Penanganan Karhutla Lebih Baik ke Depan

“Silakan dilaporkan dan tentunya mungkin ada upaya penanggulangan sementara di lapangan ketika petugas belum datang itu mereka harus bagaimana menangani ular yang ditemukan supaya tidak ada misalnya langsung dibunuh atau bagaimana supaya juga tidak membahayakan kepada yang menemukan. Jadi yang kita selamatkan ularnya termasuk juga manusianya,” ujarnya.

Dia menilai perlu ada kerja sama yang baik antara masyarakat, komunitas pecinta ular dan pemerintah dalam penanganan ular, termasuk sosialisasi penanganan jika melihat ular. Pertimbangan moral dan etik juga diperlukan jika ada satwa yang masuk ke permukiman.

“Jadi setiap satwa punya animal welfare, dia punya hak hidup dengan nyaman di lingkungannya. Sehingga dengan pertimbangan itu kita tidak perlu melukai apalagi membunuh. Kalau kita tidak bisa handle secara pribadi secara sendiri ya kita tentunya laporkan ke lingkungannya ke petugas,” ucapnya.

KLIK INI:  Wah, Memanggil Kekasih dengan Nama Hewan, Hubungan Lebih Syahdu