Nurhaji Bongkar Fakta Kualitas Tanah Penentu Panen, Petani Desa Gareccing Sadar Pentingnya Pupuk Organik

oleh -76 kali dilihat
Bakti Lingkungan di Desa Gareccing Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai, Pelatihan Literasi Praktis Pengelolaan Sumberdaya Organik untuk Pertanian dan Lingkungan Hidup di Masjid Babussalm Honto. (Foto: Ist/Klikhijau)
Bakti Lingkungan di Desa Gareccing Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai, Pelatihan Literasi Praktis Pengelolaan Sumberdaya Organik untuk Pertanian dan Lingkungan Hidup di Masjid Babussalm Honto. (Foto: Ist/Klikhijau)

Klikhijau.com – Penegasan warga kepada Training Advisor (TA), “tidak cocok ini pak kalau hanya sehari, paling tidak 2 harilah di sini melatih kami,”.

Kalimat yang menggambarkan betapa petani memerlukan pendampingan lebih dalam, pesan itu juga menegaskan bahwa pengetahuan yang dipertukarkan oleh Training Advisor Klikhijau, sesuai dengan kebutuhan petani dan peternak di Desa Gareccing, Kecamatan Sinjai, Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Minggu, 13 Desember 2025.

Narasi itu ditegaskan setelah berakhirnya Kegiatan Bakti Lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan literasi dan praktik pengelolaan sumber daya organik serta lingkungan hidup berkelanjutan telah sukses dilaksanakan.

KLIK INI:  Mengulik Cara Pembuatan POC dan Pestisida Nabati ala Mahasiswa KKN Unhas

Sambutan yang begitu ramah oleh Pemerintah Desa Gareccing, Mappegau, yang mewakili Kepala Desanya, mengatakan kegiatan ini searah dengan cita-cita kampungnya

“Betapa program ini adalah program yang sangat dinantikan untuk dilakukan, kita telah menyaksikan dan mesti sadar dari melihat banyaknya lingkungan kita yang sudah terkena dampak bencana, sehingga perhatian ini adalah solusi,” ujar Mappegau yang merupakan alumnus sarjana teknik.

Kegiatan berfokus pada pelatihan praktis yang esensial bagi masyarakat desa kali merupakan kolaborasi inisiatif antara KlikHijau.com, PT. Mitra Hijau Asia (Protect The Environment), dan Lembaga Amil Zakat Hadji Kalla.

Anis Kurniawan, mengaku gerakan ini sebagai salah satu langkah nyata untuk saling menguatkan, terlebih pada dilema penggunaan pupuk organik dalam rangka menjaga kualitas tanah dan kualitas lingkungan sehingga memiliki kesempatan untuk menghasilkan produksi pertanian yang lebih baik daripada sebelumnya, yang secara langsung mendukung ketahanan iklim.

“Kami menghadirkan Training Advisor yang selama ini melakukan pendampingan kepada petani dan peternak, secara umum masyarakat desa yang didukung dengan basis keilmuan, sehingga berbagai hal nantinya bisa ditanyakan lebih jauh, termasuk mengapa pupuk organik masih sering dianggap gagal dalam praktik pertanian, apakah ada yang keliru dari cara kita menggunakannya,” jelas Anis, sapaan akrabnya.

Masyarakat begitu antusias mengikuti rangkaian materi untuk menyatukan pemahaman berbasis ilmiah dan tantangan yang berangkat dari pengalaman petani.

Meski pupuk organik sesuatu yang baru bagi petani, namun masih kerap kurang serius dalam penerapannya-keliru dalam menerapkannya, sehingga berdampak ada kualitas tanaman dan hasil panen.

Nurhaji Madjid, Trainining Advisor  Klikhijau, membuka fakta bahwa keberhasilan panen tidak serta merta hanya soal berapa pupuk yang digunakan. Belakangan ini seringkali kita menekankan penggunaan pupuk untuk memperoleh hasil yang memuaskan,

“Namun, kita tidak pernah memperhatikan bagaiman kesehatan kualitas tanah yang kita tanami, juga termasuk pupuk organik itu seringkali dipahami salah kaprah, yang penting organik. Padahal memastikan pupuk organik itu telah matang untuk digunakan,” katanya.

Kesuburan tanah menjadi penentu utama dalam pertanian sehingga memanfaatkan limbah organik untuk membuat pupuk alami, adalah langkah solusi tepat. Hal ini Mendukung pertanian berkelanjutan yang mengurangi ketergantungan pada bahan kimia dan praktik yang ramah lingkungan.

Hal tersebut turut menciptakan lingkungan yang lebih sehat denganmengelola sampah organik secara mandiri di tingkat desa.

Kemampuan mengolah sumberdaya yang ada di desa akan mengurangi pengeluaran biaya untuk keperluan pupuk kimia yang selama ini memiliki porsi pembiayaan yang cukup besar.

KLIK INI:  P3E Suma KLHK dan Klikhijau Membersamai Festival Palik-palik Komunitas Tobonga

Sehingga peltihan kemampuan praktis bagi masyarkat petani dan peternak menjadi penting yang berkontribusi langsung untuk kualitas hasil pertanian yang sehat.

Para peserta terlihat antusias mengikuti sesi pelatihan, yang dikemas secara interaktif dengan demonstrasi lapangan.

“Inisiatif ini sangat penting untuk pemberdayaan masyarakat Desa Gareccing. Dengan literasi yang baik dalam pengelolaan sumber daya organik, kita tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga meningkatkan hasil pertanian secara berkelanjutan,” ujar Syamsul Bahri sebagai Fasilitator Penggerak Lokal yang mendampingi petani.

Gerakan ini bukan dalam rangka memerangi pupuk anorganik, namun sebagai upaya menyelaraskan pemahaman bersama penggunaan pupuk yang tepat termasuk pada pencampuran (mixing) pupuk kimia dan organik.

Bakti Lingkungan ini dapat menjadi pemicu bagi desa-desa lain di Kabupaten Sinjai untuk mulai menerapkan praktik-praktik ramah lingkungan. Kolaborasi antar-lembaga dan komunitas seperti ini akan terus digalakkan demi terwujudnya lingkungan yang lestari dan masyarakat yang mandiri.

Tak kalah menariknya gerakan ekologi ini dilangsungkan di Rumah Ibadah, Masjid Babussalm Honto Gareccing, yang sejatinya praktik baik dengan niat baik akan bernilai ibadah. Seperti yang dilakukan hari ini, membuat sabun secara mandiri dengan memanfaatkan minyak.

Sebagaimana dorongan  Menteri Agama saat ini, Nasaruddin Umar, untuk secara aktif mendorong gerakan ekologi yang dimulai dari masjid, madrasah, dan Kantor Urusan Agama (KUA). Inisiatif ini merupakan bagian dari program prioritas ekoteologi nasional Kemenag

Lalu melakukan praktik langsung di rumah warga yang melibataktifkan partisipasi masyarakat.