Mengenang Jangkrik, Musik Alam yang Alami di Malam Hari

oleh -3,414 kali dilihat
Mengenang Jangkrik, Musik Alam yang Alami di Malam Hari
Jangkrik jantan/foto-hobinatang
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Berada di kampung membuat telinga saya kembali akrab dengan suara jangkrik, khususnya di malam hari. Sesuatu yang sulit di temukan di kota.

Sejak kecil saya memang telah akrab dengan jangkrik. Dulu sebelum listrik masuk ke kampung, sebelum radio dan televisi jadi penghuni rumah warga, serta jauh sebelum handphone jadi teman tidur anak-anak.

Jangkrik telah jadi teman yang sangat akrab, menemani di tempat tidur, diletakkan di dekat telinga. Sekadar mendengar bunyinya yang khas dan merdu.

Untuk sampai ke dekat telinga ketika tidur, butuh perjuangan untuk menangkapnya. Sepulang sekolah, kami anak-anak kampung biasanya berkerumun ke kebun warga yang telah dicangkul untuk berburu jangkrik.

KLIK INI:  Perihal Pohon Sawo dan Hal Lain yang Menarik Tentangnya

Jangkrik yang kami buru dan tangkap tak bisa sembarangan, hanya jangkrik yang besar dan jantan. Jangkrik betina biasanya diabaikan saja. Paling hanya ditangkap satu ekor saja sebagai ‘umpan’ para jantan agar bernyanyi.

Setelah ditangkap, jangkrik dimasukkan ke dalam kandang khusus terbuat dari sandal bekas yang sulam sedemikian rupa dengan bambu yang telah diraut kecil seperti tusuk sate.

Sandal bekas itu, biasa sandal jepit  yang jadi pilihan. Dibentuk seperti bubungan rumah lalu ditusuk dengan bambu gar saling berhubungan, dan bagian dalamnya berbentuk ‘gua’

Kandang itu harus  gelap. Bagian atasnya dibuat khusus untuk memasukkan jangkrik. Dalam satu kandang dihuni lebih dari satu ekor jangkrik jantan. Sedangkan yang betina hanya seekor saja.

Cara membedakan jangkrik jantan dan betina mudah saja. Hanya dilihat dari sayapnya. Yang jantan sayapnya terlihat kasar bergelombang dan yang sayap betina terlihat halus.

Kami tak pernah mengadu jangkrik, kami hanya menangkapnya  untuk mendengar nyanyiannya ketika malam tiba.

Jangkrik yang paling bagus dan paling rajin bernyanyi menjadi jangkrik kebanggaan. Tak ingin ditukar dengan berapa pun ekor jangkrik.

Kami akan begadang sekadang untuk mendengar jangkrik hasil tangkapan itu bernyanyi. Memecah sunyinya malam.

KLIK INI:  Perihal Mentimun, Cara Budidaya, dan Manfaat yang Dikandungnya
Tentang jangkrik

Jangkrik rupanya adalah serangga yang berkerabat dekat dengan belalang, demikian menurut Wikipedia.

Ia  memiliki tubuh kecil silindris, kepala hampir bulat dan sungut panjang seperti benang. Jangkrik adalah omnivora, dikenal dengan suaranya yang khas, yang dihasilkan oleh jangkrik jantan.

Di dahinya terdapat tiga buah ocelli (tunggal: ocellus), yakni mata sederhana atau mata tunggal. Di belakang kepala terletak pronotum, yakni ruas dada yang pertama, yang kuat dan mulus tanpa gigir punggung ataupun tepi.

Kenapa dalam satu kandang hanya diisi satu ? Karena suara jangkrik jantan digunakan untuk menarik kedatangan betina dan mengusir kehadiran jantan lainnya.

Ketika jangkrik jantan saling bersaing mendapatkan si betina, maka ia akan ‘bernyanyi’. Nyanyian nyaitulah yang kami nantikan. Suara jangkrik ini semakin keras dengan naiknya suhu sekitar.

Memelihara jangkrik sebenarnya telah  lama dilakukan manusia. Bahkan sekarang ini,  banyak orang yang menggeluti beternak jangkrik karena nilai ekonominya cukup tinggi.

Bahkan  di Asia dianggap sebagai pembawa keberuntungan. Mengadu jangkrik telah menjelma  jadi permainan yang populer dan kerap kali melibatkan taruhan.

Di beberapa negara, jangkrik dipenuhi mitos dan mistis. Misalnya di Caraguatatuba, Brasil, jangkrik hitam di dalam ruangan dipercaya sebagai tanda datangnya penyakit, jangkrik hijau adalah pemberi harapan , dan jangkrik kelabu  adalah keuntungan

Jangkrik adalah musik alam yang alami, pemecah sunyi di malam hari. Ia  layak dijaga kelestariannya dengan cara tidak merusak alam tempatnya berkembang biak.

KLIK INI:  2 Jenis Burung Elang Kembali Terbang Bebas di Dua Provinsi