Mengenai Limbah Cat, Ancaman, dan Cara Pengolahannya

oleh -1,743 kali dilihat
Mengenai Limbah Cat, Ancaman, dan Cara Pengolahannya
Ilustrasi cat tumpah-foto/Ist

Klikhijau.com – Warna berperan penting untuk membuat suasana terasa nyaman dan indah. Salah satu zat pewarna yang umum digunakan adalah cat.

Cat terlihat sangat simple dengan tawaran warna yang beragam—bisa dipilih sesuai selera. Saat ini, hampir semua orang bersentuhan dengan cat.

Tidak terbayangkan bagaimana buramnya sebuah rumah, barang, ruang publik dan lain sebagainya tanpa cat.

Hanya saja sisa cat yang tertinggal di dalam kaleng atau sisa cat yang tidak terpakai, terkadang terbuang begitu saja ke lingkungan.

KLIK INI:  Saatnya Mengenali 9 Ciri Lingkungan Sehat untuk Ditinggali

Padahal di balik tawaran warnanya yang menggiurkan, cat mengandung zat kimia berbahaya dan beracun seperti pelarut organik dan logam berat yang perlu diwaspadai.

Cat termasuk dalam golongan bahan berbahaya. Kehadirannya mengobok-obok lingkungan dan kesehatan. Cat juga memiliki sifat beracun dan mudah terbakar. Jadinya, limbah cat seringkali limbah cat dimanfaatkan kembali menjadi bahan bakar untuk industri.

Jika cat terbuang ke lingkungan, bisa berakibat fatal pada flora dan fauna, selain itu juga dapat mengeras di dalam tanah.

KLIK INI:  Sedekah, Solusi Bijak bagi Pendanaan Pemulihan Lingkungan
Kandungan cat

Cat memiliki kandungan berupa komponen beracun dan berbahaya, di antaranya xylene, ethyl acetate, glycol, benzene, phenol, dan metilen klorida.

Air limbah dari industri cat mengandung bahan organik dan logam berat dengan konsentrasi yang cukup tinggi. Pengolahan air limbah industri cat akan menghasilkan limbah lumpur atau sludge.

Sludge IPAL ini juga dikategorikan sebagai limbah B3 karena mengandung logam berat dan pelarut organik.

Lalu darimana sumber limbah cat berasal. Limbah ini berasal dari berbagai tempat, di antaranya  sektor industri. Sektor ini cukup dominan dalam penggunaan cat dalam produksinya, semisal otomotis hingga elektronik.

Sektor industri menghasilkan produk limbah cat yang beragam, di antaranya  VOCs (Volatile Organic Compound), kemasan bekas terkontaminasi B3, partikel pigmen, filter bekas, lumpur cat, produk kedaluwarsa, cat kering, returned product (produk retur), dan tumpahan atau ceceran.

Bayangkan, sekitar 80 persen dari limbah B3 yang dihasilkan oleh industri cat adalah berupa air limbahdari  hasil pencucian dan tumpahan/ceceran cat.

KLIK INI:  Tidak Terduga, Ini 9 Sumber Mikroplastik yang Patut Diwaspadai

Selain sektor industri, sektor lain juga menjadi sumber limbah cat, yakni sektor komersil dan residensial. Meski mengandung bahan berbahaya, nyatanya cat tetap jadi primadona digunakan sebagai zat pewarna.

Bahaya limbah cat

Kandungan berbahaya yang terdapat dalam cat, perlu ditangani dengan benar sesuai prosedur. Jika tidak, maka ancaman bahayanya akan menyebar, tidak hanya kepada manusia, flora, dan fauna, tetapi juga padalingkungan.

  • Bagi manusia

Jika manusia mengkonsumsi biota air yang mengandung logam berat tersebut, maka akan menganggu kesehatan manusia mulai dari nyeri kepala, alergi, radang tenggorokan, gagal ginjal, bahkan kematian.

  • Bagi lingkungan

Logam berat merupakan salah satu zat beracun yang sifatnya persisten (tidak dapat terurai) dan dapat terkakumulasi melalui rantai makanan (bioakumulasi).

Ketika badan air atau perairan tercemar logam berat, maka zat beracun ini akan masuk ke dalam tubuh biota air melalui sistem penyerapan pada insang, permukaan tubuh, saluran pencernaan, hati, dan otot lalu terakumulasi.

Selain logam berat, pelarut organik dan VOCs juga mengandung senyawa aromatik di mana sebagian besar senyawa tersebut bersifat racun. Jika zat berbahaya ini terpapar oleh manusia, maka dapat menyebabkan iritasi, menyerang sistem saraf, kanker hingga kematian.

KLIK INI:  Tentang Sustainable Living, Konsep, dan Keuntungan yang Menyertainya
Pengolahan limbah cat

Pengolahan limbah cat pada industri harus dapat dimaksimalkan, salah satunya melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Limbah terkait lainnya semisal kaleng cat, kemasan bekas terkontaminasi B3, dan sludge IPAL dapat diolah secara bertanggung jawab. Caranya melalui kerjasama dengan perusahaan jasa pengolahan limbah B3 sehingga tidak membahayakan lingkungan dan manusia.

Sementara itu, pengolahan di sektor non industri bisa dengan cara, jangan buang sisa cat ke dalam saluran air dan kosongkan kaleng cat sebelum membuang.

Apabila ingin membuang sisa cat yang tinggal sedikit, tuanglah  dan sebar ke kertas bekas. Biarkan sisa cat mengering dan mengeras, kemudian biarkan cat terbuang sebagai limbah padat. Hal itu akan meminimalkan dampaknya kepada manusia dan lingkungan.

KLIK INI:  Puluhan Satwa Liar Direpatriasi dari Filipina, Apa itu Repatriasi Satwa?