Melihat Lebih Nyata Teror Permen Karet bagi Lingkungan

oleh -828 kali dilihat
Melihat Lebih Nyata Teror Permen Karet bagi Lingkungan
Melihat Lebih Nyata Teror Permen Karet bagi Lingkungan-foto/Ist

Klikhijau.com – Permen karet merupakan jenis camilan yang identik dengan tekstur kenyal dan lentur. Dikunyah berapa lama pun akan tetap utuh ketika berada dalam mulut.

Karena teksturnya yang lentur, bisa dibuat gelembung ketika ditiup. Meski gelembungnya tidak bertahan lama, namun hal itu tetap saja menghadirkan keseruan tersendiri bagi penikmatnya.

Bukan hanya menghadirkan sensasi seru, tapi juga memiliki ragam manfaat bagi tubuh. Fungsi yang paling sering dijadikan alasan orang untuk menikmatinya, yakni sebagai camilan untuk mencegah bau mulut.

Sebab, pada proses kunyahan permen karet itu dapat meningkatkan produksi air liur. Nah, air liur yang banyak dalam mulut. Memiliki kemampuan untuk membasuh atau mengangkat sisa-sisa makanan yang ada dalam mulut, yang menjadi penyebab penumpukan bakteri sehingga terjadi aroma tidak enak pada mulut.

KLIK INI:  Cukong dan Kapten Kapal Kayu Illegal di Sultra Segera Disidangkan
Sejarah permen karet

Dikutip dari treehugger.com, pemen karet telah ada sejak abad ke 20, namun bentuknya belum seperti kebanyakan yang beredar. Banyak orang di masa itu hobi mengunyah permen karet untuk kesenangan semata. Konon, orang Eropa kuno mengunyah kulit kayu birch untuk kesenangan, juga untuk menghilangkan rasa sakit yang diderita.

Sedangkan komunitas pribumi Amerika Utara mengunyah getah pohon cemara. Sementara, Di Amerika Tengah dan Selatan, bangsa Maya dan Aztec kuno menggunakan zat yang disebut chicle, yang berasal dari pohon sawo.

Namun, karena banyak dicari dan dikonsumsi, ketersediaan chicle semakin berkurang. Sehingga harganya pun menjadi semakin mahal. Maka saat itu, produsen permen karet mencari alternaif bahan-bahan baru yang akan membuat olahan yang memiliki kunyahan lebih tahan lama dan memuaskan.

Pencarian pun berlangsung hingga pertengahan 1900-an, dan akhirnya ditemukanlah lilin parafin dan bahan berbasis minyak bumi. Perpaduan kedua bahan ini ketika bercampur akan menghasilkan kelenturan yang sangat baik sehingga ketika telah menjadi permen karet, efek kunyahnya hampir selamanya tidak rusak.

Bahan permen karet

Saat ini permen karet modern terdiri dari empat kelompok bahan yang memberikan rasa, tekstur, dan pantulan yang berbeda. Gelembung yang dihasilkan juga disebabkan dari bahan-bahan khusus yang memiliki kandungan yang berbeda-beda.

Seperti efek pengisi pada saat permen karet dibuat gelembung. Ia mengandung bedak dan kalsium karbonat, mengeluarkan permen karet dan memberikan bobot yang memuaskan. Polimer memberi  efek peregangan. Ini adalah polimer seperti polivinil asetat, bersama dengan bahan lain yang membentuk “dasar permen karet”.

Untuk rasanya, bahan yang dibutuhkan bernama pengemulsi adalah bahan kimia yang membantu mencampur rasa dan warna serta mengurangi rasa lengket. Kemudian efek untuk melembutkan, terdiri dari minyak sayur, ditambahkan ke dasar permen karet agar tetap kenyal dan lentur.

Namun, keasyikan menikmati permen karet berbanding terbalik dengan dampak ekologi yang ditimbulkan. Tidak hanya di mulut, saat  dikunyah pun permen karet akan tampak bertahan lama dan tidak rusak. Dampak jangka panjangnya bisa membahayakan alam sekitar beserta isinya.

Permen karet modern yang khas dengan bahannya yang mengandung plastik, yang sifatnya tidak sepenuhnya dapat terurai secara hayati. Bukti ini dapat dilihat di trotoar, meja, dan jalan-jalan. Di mana gumpalan permen karet yang menghitam hampir tidak berubah selama bertahun-tahun. Tidak ada yang tahu persis berapa lama waktu yang dibutuhkan plastik dalam permen karet agar dapat terurai.

Apalagi beberapa komposisi bahan pembuatan permen karet sering digunakan juga untuk membuat ban karet. Dan menurut ExxonMobil, karet butil tidak terurai.

KLIK INI:  Pemuda dan Nelayan di Galesong Unjuk Rasa Tolak Tambang Pasir
Dampak ekologi permen karet

Sehingga satu perusahaan, Gumdrop, mengambil tindakan untuk mendaur ulang permen karet. Menurut situs webnya, mereka mengakui adalah perusahaan pertama yang mengolah permen karet menjadi senyawa baru yang dapat digunakan dalam industri karet dan plastik.

Hal ini dilakukan atas kesadaran terhadap konsekuensi lingkungan yang ditimbulkan dari permen jenis ini. Produksi dan pembuangannya pun menciptakan berbagai konsekuensi lingkungan yang mungkin tampak sepele, tetapi menambah masalah yang signifikan.

Banyak bahan dalam permen karet terbuat dari minyak bumi, bahan bakar fosil. Ekstraksi minyak bumi adalah masalah lingkungan karena berkontribusi terhadap pencemaran air, polusi udara, dan kerusakan tanah.

Menurut GetGreenNow, 80-90% permen karet dibuang dengan tidak semestinya. Sebagian besar dijatuhkan ke tanah atau menempel di permukaan. Ini berarti ribuan ton permen karet memasuki aliran sampah setiap tahun.

Selain itu, dampak serius yang ditimbulkan limbah permen karet juga bisa mengenai hewan. Akibat dari pembuangan permen karet di sembarang tempat sering dimakan oleh hewan darat dan air yang mengiranya sebagai makanan.

Dalam beberapa kasus, permen karet yang telah dikonsumsi, mengandung cukup banyak racun termasuk ftalat dibutil ftalat (DBP) dan dietilheksil ftalat (DEHP) mengandung racun untuk hewan. Kemudian dalam kasus lain, gumpalan permen karet yang dikonsumsi hewan akan tersangkut dan lengket dalam sistem pencernaan mereka.

Kenalkan permen karet Biodegradable

Dari deretan kasus yang dihasilkan oleh limbah permen karet. Membuat beberapa perusahan menciptakan varian permen karet yang tidak mengandung racun dan dapat terurai secara hayati. Permen karet jenis ini, merupakan permen karet Biodegradable atau permen karet yang mudah terurai secara hayati.

Permen karet Biodegradable mengandung bahan-bahan, di antaranya, simply gum, chicza, glee gum, dan chewsy.

Namun, meski Anda tetap mengunyah permen karet yang tidak bisa terurai atau permen karet mainstream lainnya, ada baiknya Anda tetap berhati-hati membungkus dan membuang setiap batangnya dengan benar. Agar lingkungan bisa tetap bersih dan hewan tetap sehat.

KLIK INI:  Kabar Buruk, 30 Persen Spesies Pohon Terancam Punah