Masa Depan Kehutanan Indonesia Ada di Tangan Rimbawan Muda

oleh -136 kali dilihat
Masa Depan Kehutanan Indonesia Ada di Tangan Rimbawan Muda
Bambang Hendroyono, Sekretaris Jenderal KLHK-foto/Ist

Klikhijau.com – Bambang Hendroyono yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mengungkapkan investasi gaya hidup ramah lingkungan dan kaderisasi pemimpin-pemimpin rimbawan masa depan mutlak diperlukan.

Hal itu diungkapkan oleh Bambang saat membuka Rapat Kerja Nasional Sylva Indonesia 2022 dan Seminar Nasional yang digelar di Graha Instiper, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (18/7) lalu.

“Jumlah generasi milenial, Gen X dan Gen Z yang signifikan saat ini akan menjadi kunci SDM produktif di Indonesia ke depan. Maka menjadi penting memperhatikan peran pemuda, termasuk melalui Rapat Kerja Nasional Sylva Indonesia ini salah satunya, untuk mendorong rimbawan muda menjadi inisiator, aktor, motivator, dan dinamisator, katalisator dan bahkan edukator dalam pembangunan kehutanan saat ini dan ke depan,” katanya.

Ditambahkannya, di tengah pesatnya tuntutan persaingan di era global, pihaknya menyadari sepenuhnya pentingnya peningkatan sumber daya manusia kehutanan untuk kemajuan Indonesia di masa depan.

KLIK INI:  Dikukuhkan sebagai Guru Besar di UB, Menteri LHK Bahas FOLU Net Sink 2030!

Konsisten dengan gerakan reformasi saat ini dan dinamika globalisasi yang menuntut perubahan, perubahan kepemimpinan diperlukan di semua departemen dan tingkat organisasi. Tak terkecuali sektor kehutanan.

Harapannya lebih tanggap dan kolaboratif terhadap perubahan sehingga tetap adaptable dan bahkan terus berkembang. Penuh inovasi dalam bentuk terobosan, out of the box, sehingga sangat kompetitif dalam persaingan global yang ketat.

6 kecerdasan yang harus dimiliki

Pada akhirnya, kepemimpinan akan menjadi lebih efektif. Kami menyebutnya kepemimpinan trans-global. Untuk menjadi pemimpin di seluruh dunia, seseorang harus memiliki 6 kecerdasan agar tidak hanya bisa memetakan masalah.

Dan juga dapat menentukan metode penyelesaiannya. Kecerdasan tanpa dukungan perilaku kepemimpinan yang baik tidak akan menghasilkan solusi masalah yang lengkap dan permanen.

Oleh karena itu, selain didukung oleh kecerdasan, pemimpin multinasional harus memiliki lima karakteristik perilaku. Lima refleksi perilaku, yaitu:

KLIK INI:  Tingkatkan Kualitas Penelitian, Profesor Riset KLHK Bertambah Tiga Lagi!
  1. Ketahanan terhadap ketidakpastian (Uncertainty Resilience),
  2. Konektivitas tim (Team Connectivity),
  3. Fleksibilitas pragmatis (Pragmatic Flexibility),
  4. Responsivitas perspektif (Perspective Responsiveness), serta
  5. Orientasi bakat (Talent Orientation).

Hasawadana, Direktur Balai Penelitian Pertanian Yogyakarta, menambahkan bahwa hutan Indonesia selalu menjadi fokus perhatian dunia. Oleh karena itu, diselenggarakannya pertemuan ini merupakan kesempatan bagi semua pihak untuk bekerja sama dan membahas masa depan kehutanan Indonesia.

“Sangat penting bagi Sylva Indonesia untuk berpartisipasi dalam mereformasi isu kehutanan yang ada,” tambah Muhammad Iqbal Amran, Sekretaris Jenderal Sylva Indonesia.

Saat ini, Sylva Indonesia terdiri dari 48 manajer cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Sylva Indonesia strategis karena sebagai mahasiswa,Sylva Indonesia juga mempunyai peran sebagai Youth Center of Excellence.

“Semoga Sylva Indonesia mampu mendorong lahirnya kader-kader baru rimbawan yang luar biasa. Karena persoalan lingkungan hidup dan kehutanan bukan persoalan biasa, sehingga butuh pemimpin yang luar biasa,” pungkas Bambang.

KLIK INI:  Perlunya Menanamkan Kepedulian Lingkungan Sejak Dini