Klikhijau.com – Mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) melakukan pengabdian masyarakat kepada warga Desa Borongloe, Kecamatan Pa’jukukang, Kabupaten Bantaeng.
Para mahasiswa yang terdiri dari delapan orang tersebut memberikan inovasi alat pengering rumput laut sederhana kepada masyarakat setempat.
Alat pengering rumput laut yang diberikan merupakan gagasan tim pengabdian masyarakat Unhas, yakni Yusril Makruf (Ilmu Ekonomi), Aurelya Angeline Simorangkir (Fisika), Sarwinda (Manajemen Sumberdaya Perairan), Zan Azisah Asmal (Ilmu Pemerintahan), Audya Pramudya (Ilmu Hubungan Internasional), Amirah Saniah Auni (Agribisnis), Muhammad Bakri (Teknik Sipil), dan Imran Y.A Abulibda (Teknik Informatika).
Imran Y.A Abulibda selaku penanggung jawab dari program tersebut mengatakan, alat pengering yang mereka buat lebih efisien untuk pengeringan dengan menggunakan alat dan bahan yang mudah didapatkan.
Alat pengeringan rumput laut yang diprogramkan itu berdasar pada kebutuhan masyarakat Desa Borongloe, khususnya masyarakat di Dusun Ujung Katinting dan Dusun Baji Ati.
Kedua dusun tersebut mayoritas pekerjaan warganya adalah petani rumput laut. Selam aini proses pengeringan rumput laut yang dilakukan oleh warga masih menggunakan metode tradisional, yaitu memanfaatkan terpal dan matahari sehingga proses pengeringan memerlukan waktu hingga 2-3 hari lamanya.
Pada musim hujan pengeringan rumput laut terhambat dengan minimnya cahaya matahari, sehingga memerlukan waktu yang lebih lama. Maka dari itu, tim mahasiswa pengabdian kepada masyarakat Unhas menginisiasi program alat pengering tersebut.
Alat pengering rumput laut yang dirancang oleh tim ini mampu mempercepat proses pengeringan, dengan mengurangi ketergantungan pada cuaca dan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar.
Desainnya yang sederhana dan mudah diaplikasikan pada alat tersebut diharapkan dapat membantu para petani rumput laut dalam meningkatkan efisiensi kerja mereka dan mengurangi potensi kerugian akibat cuaca yang tidak menentu.
Menurut Imran Y.A Abulibda, inovasi ini tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga pada keberlanjutan penggunaan alat oleh masyarakat.
“Kami berupaya menciptakan alat yang tidak hanya efisien, tetapi juga berkelanjutan dan mudah dirawat oleh masyarakat. Harapan kami, alat ini bisa menjadi solusi jangka panjang bagi para petani rumput laut di Borongloe,” ungkapnya.
Dengan adanya inovasi ini, diharapkan kualitas hasil panen rumput laut dapat meningkat, sehingga mampu bersaing di pasar yang lebih luas. Kegiatan ini juga menjadi salah satu bentuk nyata dari kontribusi mahasiswa Unhas dalam mendukung pembangunan daerah dan memberdayakan masyarakat lokal melalui inovasi teknologi sederhana.








