Kenali 5 Jenis Komposter untuk Tangani Sampah Rumah Tangga

oleh -1,213 kali dilihat
Kenali 5 Jenis Komposter untuk Tangani Sampah Rumah Tangga
Ilustrasi pengomposan - Foto/HousingEstate

Klikhijau.com – Sampah organik yang dihasilkan dari rumah tangga memiliki persentase yang cukup besar yakni di atas 60 persen. Dari jumlah ini, umumnya hanya terbuang begitu saja dan menumpuk di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Faktanya, tindakan pengelolaan sampah organik yang terdiri dari sisa-sisa makanan masih sangat minim. Padahal, sampah organik diketahui dapat berkontribusi pada emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Sejatinya, sampah organik dari rumah tangga dapat diolah secara mandiri sehingga tak menjadi beban di TPA. Diantaranya dengan pengomposan atau komposter dan untuk sampah organik sayur dan buah dapat diolah dengan eco enzyme.

Dengan mengompos, jejak karbon dari sampah organik dapat diretas. Manfaat lainnya adalah kita berkontribusi dalam gaya hidup alami yang ramah lingkungan, menjaga kualitas air tanah, menghasilkan pupuk alami dan membuat hidup lebih bahagia.

Sejumlah orang yang rutin menerapkan aktivitas pengomposan di rumahnya merasakan kebahagiaan tersendiri karena dapat mengolah sampahnya. Hasilnya juga dapat dirasakan langsung untuk menunjang aktivitas urban farming, sebagai bagian dari gaya hidup hijau.

Nah, tertarik untuk menjalankan aktivitas pengomposan di rumah? Sebelumnya, penting mengenali 5 jenis komposter berikut ini sebagai bahan pengayaan:

KLIK INI:  Berapa Lama Proses Fermentasi Eco-Enzyme Lalu Bisa Dipanen?
Jenis Komposter
  1. Komposter drum (kontainer)

Pengomposan jenis ini merupakan yang paling banyak dijumpai. Hal itu karena wadah yang digunakan memang lebih sempurna dan dapat didapatkan di toko. Komposter drum menggunakan drum plastik (metal) bekas yang bagian bawahnya telah dilubangi untuk mendapatkan sirkulasi udara (aerob). Komposter jenis ini cocok digunakan di rumah dengan lahan yang terbatas.

Komposter
Komposter – Foto/Tokopedia
  1. Takakura

Takakura adalah teknik komposter yang menggunakan keranjang cucian bekas yang berlubang dan dilapisi dengan kardus bekas. Bahan-bahan yang diperlukan untukkomposter ini seperti sampah hijau, sampah coklat, dan tanah yang disusun sedemikian rupa.

Lebih lengkapnya, dapat melihat gambar di bawah ini:

takarura
Sumber: zerowaste
  1. Gerabah (Komposter Pot)

Komposter gerabah ini menggunakan media khusus yakni gerabah. Metode ini sejatinya merupakan satu kearifan lokal yang telah dilakukan sejak lama. Komposter gerabah dilakukan dengan membuat lubang di tanah untuk mengubur sampah. Gerabah memiliki sifat yang menghasilkan oksigen sehingga sirkulasi udaranya lebih baik daripada memakai plastik.

gerabah
Gerabah – Foto/Dkwardani
KLIK INI:  5 Jenis Limbah yang Bisa Jadi Pupuk Kompos untuk Menyuburkan Tanaman
  1. Worm Bin

Komposter Worm bin dibuat dengan menggunakan cacing tanah sebagai media pengurai alami. Anda dapat menggunakan kotak plastik khusus yang ada penutupnya. Lalu, masukkan cacing tanah sebagai pengurai di dalamnya.

komposter cacing
Sumber: Buckeye Organics dari Zeerowaste
  1. Biopori

Metode biopori sebenarnya dibuat untuk mengurangi genangan air di halaman rumah. Namun, di sisi lain, biopori juga bisa jadi komposter alami. Lubang biopori yang dibuat secara rutin diisi sampah organik yang kemudian bisa dipanen sebagai pupuk alami.

Berikut cara memasukkan sampah organik di lubang biopori! Biopori dibuat dengan menggunakan pipa paralon, diameter 10 cm yang sisinya dilubangi kecil-kecil dan dimasukkan secara vertikal ke dalam tanah sedalam 80 hingga 100 cm.

biopori komposter
Gambar lubang biopori-Foto/Ist
Bahan-Bahan untuk komposter

Lalu, apa saja bahan-bahan untuk membuat pengomposan? Setidaknya ada 4 jenis bahan utama yang diperlukan antara lain: karbon (sampah coklat), nitrogen (sampah hijau), air, dan oksigen. Untuk hasil komposter yang optimal, skala perbandingan penggunaan antara sampah coklat dengan sampah hijau adalah 3:1.

KLIK INI:  Selain Merawat Tanaman, 4 Aktivitas Ramah Lingkungan Ini Sangat Bermakna Saat di Rumah!
Lalu, apa saja yang tergolong sampah cokelat?

Berikut beberapa jenis yang tergolong sampah cokelat:

  • Daun atau rumput kering
  • Serbuk gergaji
  • Serutan kayu
  • Sekam padi
  • Limbah kertas
  • Kulit jagung
  • Jerami
  • Tangkai sayuran
  • Dan lainnya
Apa saya yang tergolong sampah hijau?

Berikut beberapa contoh sampah hijau:

  • Sayuran
  • Buah
  • Daun atau rumput segar
  • Teh atau kopi
  • Kulit telur
  • Pupuk kandang (kotoran ternak ayam, itik, sambing, atau sapi).

 Apa  kunci sukses dalam komposter?

Setidaknya ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam membuat kompos agar berhasil, antara lain:

– Oksigen harus cukup. Dalam hal ini wadah yang digunakan harus memastikan adanya oksigen yang masuk.

– Kelembaban Terjaga. Kelembaban penting agar pengomposan tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah. Juga agar ada keseimbangan antara material basah dan kering yang dimasukkan ke kompos. Hal ini penting, sebab bila terlalu kering atau padat bisa menghancurkan proses komposter. Sedangkan, bila terlalu basah bisa menimbulkan bau.

– Karbon dan nitrogen juga harus seimbang.

Itulah jenis-jenis komposter yang perlu diketahui, semoga bermanfaat!

KLIK INI:  Komunitas ‘Bibit Langsung Tanam’ Membibit Pepaya Merah Delima Selama Pandemi