Kabar Baik, Seekor Banteng Jawa Lahir di TN Baluran Situbondo

oleh -31 kali dilihat
Induk banteng Jawa bersama anaknyayang baru lahir bersama induknya -foto/Ist

Klikhijau.com – Kelahiran anak banteng Jawa jadi kado kemerdekaan Indonesia. Anak banteng Jawa itu lahir, Jumat 9 Agustus 2024, pukul 04.30 WIB di Taman Nasional Baluran Situbondo, Jawa Timur.

Anak banteng tersebut lahir dari pasangan Dimas dan Tina, dua indukan yang didatangkan dari Taman Safari Indonesia II Prigen.

Banteng Jawa merupakan satwa endemik. Ia hanya dapat ditemukan di Pulau Jawa. Pada umumnya, banteng jawa dapat ditemukan di berbagai habitat termasuk hutan, lahan pertanian dan daerah rerumputan. Namun sayang, kini habitat alami satwa ini semakin mengecil.

Karenanya kelahiran bayi satwa bernama ilmiah Bos javanicus tersebut menjadi kabar gembira di tengah peringatan Hari Konservasi Alam Nasional yang digelar setiap tanggal 10 Agustus.

KLIK INI:  Tokoh Agama Desak Pencabutan IUP yang Merusak Lingkungan di Pulau-pulau Kecil

Jadi, kelahiran tersebut bukan hanya jadi kado kemerdekaan Indonesia, juga jadi kado peringatan HKAN.

Status banteng Jawa saat ini berada di tepi jurang, ia terancam punah. Semakin kurangnya hutan alami dapat menjadi salah satu penyebab menurunnya populasi satwa yang mirip kerbau dan sapi tersebut.

Selain karena, hilang habitat alami, acaman yang mengintai satwa endemic ini adalah maraknya perburuan liar akan daging dan tanduk mereka.

Karena ancaman tersebut, maka diperkirakan 80% populasi satwa ini menurun drastis. Bahkan diduga kuat di setiap habitatnya, populasinya tidak mencapai 100 individu.

KLIK INI:  Bersama Komunitas, KLHK Peringati Hari Lingkungan dengan Bersihkan Sungai Ciliwung

Oleh karena itu, kelhiran anak banteng jawa tersebut patut disambut gembira. Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Satyawan Pudyatmoko mengungkapkan kelahiran anak banteng tersebut merupakan kabar gembira sekaligus memberikan optimisme bagi konservasi spesies.

“Kita berharap populasi banteng di Taman Nasional Baluran berkembang dengan baik,” katanya.

Sementara itu, Kepala Balai Taman Nasional Baluran, Johan Setiawan menjelaskan anak banteng lahir dalam kondisi sehat dengan berat badan 21,5 kg, tinggi badan 64 cm, panjang badan 73 cm, dan lingkar dada 66 cm.

KLIK INI:  Terbesar di Indonesia Timur, PT Mitra Hijau Asia Tambah Armada Pengangkutan Limbah B3
Delapan ekor

Proses kelahiran berlangsung secara normal, dan saat ini tim perawat banteng sedang melakukan pemantauan intensif untuk memastikan kesehatan dan perkembangan anak banteng tersebut. Dengan kelahiran banteng jantan ini, maka jumlah banteng di Suaka Satwa Banteng (SSB) tercatat sebanyak 8 ekor yang terdiri dari 3 ekor jantan dan 5 ekor betina.

“Ini merupakan momen yang sangat membahagiakan bagi kami. Kelahiran ini adalah bukti dari upaya keras kami dalam menjaga dan melestarikan spesies banteng yang terancam punah,” ujarnya.

Saat ini, SSB juga sedang menanti kelahiran banteng dari betina Usi dengan pejantan Dimas yang diperkirakan akan lahir pada akhir bulan ini. Hingga saat ini, SSB telah melepasliarkan 5 ekor banteng yang terdiri dari 2 ekor jantan dan 3 ekor betina sebagai upaya untuk meningkatkan populasi banteng di alam dan variasi genetiknya.

KLIK INI:  14 Ekor Curik Bali Dapat Kebebasan Terbang di TNBB