- Pesta Pora Pepohonan tanpa Pesta Demokrasi - 10/07/2025
- Mecemece, Jam Leluhur yang Tak Pernah Ingkar - 23/06/2025
- Waktu Terbaik Mencintai Hujan - 22/06/2025
Klikhijau.com – Beberapa hari yang lalu, kemenakan saya berkunjung ke rumah kekasih. Usianya masih belum cukup setahun. Itu kunjungan pertamanya, ia tampak gerah, keringat mengucur dari porinya.
Untuk mengusir keringatnya, saya ke sebuah mini market untuk membelikannya tisu basah. Tisu basah selalu menjadi andala para ibu untuk membuat bayinya merasa segar.
Bukan hanya karena tisu basah mengandung air, bukan. Tapi, aromanya yang “wangi” membuat bayi tampak nyaman saat badannya dilap.
Namun, rasa segar dan nyaman yang ditimbulkan tisu basah rupanya tak nyaman bagi lingkungan. Sebab ia juga sulit terurai oleh tanah.
National Geographic Indonesia mengungkapkan, tisu basah mirip dengan plastik, sampah tisu basah juga ternyata sulit untuk terurai. Tidak seperti kertas toilet pada umumnya, tisu basah mengandung bahan-bahan yang tidak mudah hancur.
Sebab mengandung bahan yang “bandel” untuk hancur, tisu basah sangat berbahaya jika dibuang ke dalam lubang toilet karena dapat menyebabkan penyumbatan.
National Geographic Indonesia melansir dari Intisari.grid.id menuliskan, perusahaan air menghabiskan sekitar 88 juta poundsterling (atau sekitar Rp1,4 triliun) dalam setahun untuk membersihkan 360.000 penyumbatan yang mendorong terbentuknya suatu tumpukan seperti lemak yang kerap disebut “fatbergs” atau “poobergs”. Setengah dari penyumbatan itu disebabkan oleh tisu basah tadi.
Pada Februari 2016, sebuah fatberg besar disebabkan oleh tisu bayi, popok serta lemak minyak bekas memasak, ditemukan ‘bersembunyi’ di bawah jalan-jalan Oxford, Inggris, yang akhirnya menyebabkan banjir di perumahan.
Dan pada bulan Juni di tahun yang sama, pekerja selokan dipaksa untuk mengangkut sebuah fatberg berbau tengik sebesar van transit di South Hykeham, Lincs.
Melihat hal ini, perusahaan air menyerukan label baru pada tisu basah karena sudah sering menimbulkan kasus kekacauan lingkungan. Para ahli mengatakan, konsumen sedang disesatkan oleh kemasan pada tisu karena mereka tidak tahu dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh tisu basah.
Perusahaan air Inggris sekarang telah mengeluarkan saran tentang apa saja produk rumah tangga yang dapat dan tidak dapat dibuang ke toilet.
Mereka juga mendesak perusahaan untuk menandai dengan jelas tisu dan produk kebersihan pribadi dengan “Jangan Dibuang ke Toilet”.
Berdasarkan informasi dari National Geographic Indonesia tersebut, barangkali ada baiknya jika lebh bijak menggunakan tisu basah. Tidak membuangnya di sembarang tempat, apalagi membuangnya ke dalam lubang toilet.