Berkat Embrio Buatan, Badak Putih Bisa Diselamatkan dari Kepunahan

oleh -1,041 kali dilihat
Berkat Embrio Buatan, Badak Putih Bisa Diselamatkan dari Kepunahan
Badak Putih Utara/Foto-Livescience

Klikhijau.com – Saat ini, hanya terdapat dua badak putih di dunia. Sudan, badak putih jantan terakhir di dunia mati 2018 lalu. Sudan mati pada usia 45 tahun di Kenya.

Kematian Sudan membuat pejantan badak putih resmi punah. Sudan meninggalkan putri serta cucunya sebagai dua badak terakhir dari jenisnya.

Namun sekarang, subspesies yang terancam punah ini memiliki peluang baru untuk bertahan hidup. Dikutip dari Livescience.com, dua embrio yang dibuat di laboratorium dapat tumbuh hingga dewasa.

Sebagaimana dilaporkan ABC News, tim konservasi berhasil mengambil sampel genetik dari Sudan sebelum dia disuntik mati. Melalui teknologi fertilisasi in vitro (IVF), dokter hewan berusaha melakukan inseminasi buatan kepada dua betina yang masih tersisa untuk mencegah kepunahan.

KLIK INI:  Badak Putih Utara Bisa Lolos dari Kepunahan Berkat Bayi Tabung

Tim peneliti internasional telah bekerja untuk menyelamatkan badak putih utara (Ceratotherium simum cottoni). Setelah para peneliti berhasil membuahi dua dari telur-telur ini, selanjutnya adalah menanamkan embrio buatan di dalam rahim subspesies yang sama, badak putih selatan.

“Seluruh tim telah mengembangkan dan merencanakan prosedur ini selama bertahun-tahun. Kami mencapai tonggak penting yang memungkinkan kami merencanakan langkah masa depan dalam program penyelamatan badak putih utara,” Thomas Hildebrandt, seorang ahli biologi dari Institut Leibniz untuk Penelitian Kebun Binatang dan Satwa Liar di Jerman.

Terakhir dari jenisnya

Badak putih utara kemungkinan punah di alam liar pada tahun 2007 atau 2008. Meski sejumlah kecil hewan bertahan hidup di kebun binatang, sebagian besar individu yang menua atau memiliki masalah kesehatan menghalangi mereka membawa anak-anaknya.

Badak betina yang tersisa, Najin dan Fatu, lahir di Kebun Binatang Dvr Králové di Republik Ceko dan sekarang tinggal di Ol Pejeta Conservancy di Kenya.

Tidak ada yang bisa membuat embrio mereka terjadi hingga ke pembuahan. Najin terlalu tua, dan Fatu memiliki masalah rahim yang membuat kehamilan tidak mungkin.

Namun pada akhir Agustus, para ilmuwan berhasil memanen telur dari kedua badak betina. Para peneliti kemudian menggunakan prosedur yang disebut injeksi sperma intra sitoplasma untuk membuahi telur dengan sperma beku dari dua jantan badak putih utara bernama Suni dan Saut. Suni meninggal pada 2014, dan Saut meninggal pada 2006.

Menurut salah satu peneliti yang terlibat, Cesare Galli, dari Laboratorium Avantea di Cremona, Italia, dari 10 telur yang dipanen, tujuh cocok untuk pembuahan.

Pada akhirnya, hanya dua yang matang menjadi embrio yang hidup. Keduanya diciptakan dengan telur Fatu dan sperma Suni.

KLIK INI:  Satu-Satunya Badak Sumatera Jantan yang Tersisa di Malaysia, Mati!
Penyelamatan subspesies

Untuk membawa embrio tersebut, para ilmuwan masih harus menyempurnakan proses transfer embrio pada badak. Para peneliti juga harus menemukan satu atau dua badak yang sehat (Ceratotherium simum) untuk pembuahan.

“Lima tahun lalu, sepertinya produksi embrio badak putih utara adalah tujuan yang hampir tidak dapat dicapai. Dan hari ini kita memilikinya. Pencapaian yang luar biasa dari seluruh tim membuat optimis mengenai langkah selanjutnya,” kata Jan Stejskal, direktur komunikasi dan proyek internasional di kebun binatang tempat Najin dan Fatu dilahirkan.

Untuk benar-benar mengembalikan gajah kulit putih utara, akan diperlukan lebih dari beberapa putaran keberhasilan fertilisasi in vitro. Para ilmuwan hanya memiliki dua reservoir hidup untuk telur dan telah menyimpan sperma hanya dari empat ekor badak putih utara.

Jadi hanya menyisakan sedikit keragaman genetik untuk mengembalikan spesies yang berada diambang kepunahan ini. Tetapi, jaringan apa pun kecuali sperma dan telur, yang disimpan dari badak putih utara lainnya akan memperluas kumpulan gen menjadi 12 badak.

Para peneliti sekarang bekerja pada teknologi sel induk untuk mengubah sampel jaringan biasa ini menjadi sperma dan telur.

KLIK INI:  Kukang, Si Mungil Manja dan 5 Fakta Unik Tentangnya