Klikhijau.com – Indonesian Education Promoting Foundation (IEPF) dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) saat ini tengah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Kupang, Kabupaten Manggarai Barat, dan Kabupaten Tabanan, dalam upaya menyebarluaskan penerapan pendidikan lingkungan.
Sebelumnya pendidikan lingkungan ini diterapkan di Kota Tangerang Selatan. Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui “Proyek untuk Mendukung Pendidikan Lingkungan SDGs di Pulau-Pulau Terpencil Menggunakan Bahan Ajar Digital dan Lesson Study Ala Jepang”.
Kegiatan seminar “Transformasi Pendidikan Lingkungan dalam Pencapaian SDGs di Indonesia: Digitalisasi Bahan Ajar dan Lesson Study” pada Selasa, 12 November 2024 di Kampus BRIN Kawasan Sains Sarwono Prawirohardjo Jakarta. Menjadi salah satu agenda program tersebut. Tujuannya untuk menyampaikan informasi tentang proyek penerapan pendidikan lingkungan menggunakan bahan ajar digital di Kabupaten Tabanan, Kota Kupang, dan Kabupaten Manggarai Barat.
Kepala Pusat Riset Pendidikan BRIN Trina Fizzanty mengatakan, kita perlu belajar dari Jepang, lantaran bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa yang peduli dengan lingkungannya, juga bertanggung jawab akan lingkungan hidupnya. Mulai dari pengelolaan sampah, air, tanah, dan energi.
Di sana, nilai – nilai tentang kesadaran, kepedulian, tanggung jawab terhadap lingkungan dipupuk sejak dari usia dini, baik itu di lingkungan keluarga maupun sekolah.
“Maka, kita perlu mempelajari dari Jepang, bagaimana nilai-nilai kepedulian dan tanggung jawab lingkungan ini ditanamkan pada anak-anak sekolah khususnya,” tegas Trina.
Masih dikepung masalah lingkungan
Menurutnya, saat ini, di Indonesia masih dihadapkan oleh banyak persoalan lingkungan seperti sampah yang menggunung dan tak terkelola dengan baik, juga pencemaran sumber air seperti sungai dan pencemaran tanah. Kuncinya untuk solusi dari persoalan tersebut adalah melalui pendidikan sejak dini. Karena pendidikan sejak dini ini tidak dapat dilepaskan dari dukungan keluarga, masyarakat, tokoh agama, dan pemerintah setempat.
Sehingga, sistem yang diterapkan nantinya mengajak anak berpikir, juga akan membantu guru mengajak anak memahami bagaimana tindakan seseorang akan mempengaruhi lingkungannya. Di mana, guru merupakan fasilitator dan teladan bagi anak dalam mempelajari lingkungan. Caranya dengan metode pembelajaran lingkungan berbasis kondisi riil lingkungan sekitar peserta didik melalui proses pembudayaan dan mandiri.
Melalui pendidikan lingkungan, guru-guru juga dapat mengajak anak belajar STEAM (Sains Teknologi, Art/Seni, dan Matematika) dan sosial budaya. Di samping pengetahuan dan sikap, mereka juga dapat belajar keterampilan yang diperlukan untuk mengelola masalah – masalah lingkungan tersebut. Seperti misalnya mengolah sampah, menyelamatkan diri dari bencana, dan lain – lain.
Seminar ini akan menghadirkan para pembicara dari IEPF dan PR Pendidikan BRIN. Adapun sasaran peserta berasal dari lingkungan sekolah, perguruan tinggi, instansi terkait seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, komunitas lingkungan, lembaga penelitian, dan lain sebagainya.
Kegiatan ini merupakan kegiatan awal kerja sama antara IEPF dengan PR Pendidikan BRIN dan akan dikembangkan lagi dengan implementasi kerja sama lainnya terkait pendidikan lingkungan antara kedua pihak, yang tentu saja akan membuka peluang kerja sama antar lembaga lainnya.
Sumber: BRIN