Apa Saja Sampah Organik yang Tidak Cocok untuk Bahan Eco Enzyme?

oleh -5,146 kali dilihat
Berapa Lama Proses Fermentasi Eco-Enzyme Lalu Bisa Dipanen?
Ilustrasi cairan eco enzyme - Foto/Youtube

Klikhijau.com – Mengolah sampah dapur menjadi eco enzyme, kini mulai digeluti banyak orang sebagai satu solusi penanganan sampah rumah tangga. Metode ini memungkinkan sisa sampah organik di dapur tidak lagi harus terbuang ke TPA, namun dapat jadi sesuatu yang bermanfaat.

Pada beberapa artikel sebelumnya telah diperkenalkan tentang apa itu eco enzyme, cara membuat dan juga manfaatnya. Lihat penjelasan lengkapnya di SINI!

Singkatnya dapat dijelaskan bahwa eco enzyme adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air.

Metode ini mulanya dikembangkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong dari Thailand melalui penelitian selama puluhan tahun. Gagasan awalnya adalah pemanfaatan sampah organik menjadi suatu cairan multiguna yang dapat digunakan kembali untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian dan peternakan.

Ada tiga bahan dasar pembuatan eco enzyme yakni sampah organik (ampas buah dan sayuran), gula merah (gula lainnya lihat di SINI!) dan air. Artikel kali ini akan membahas tentang jenis sampah organik apa saja yang tidak cocok untuk dijadikan bahan pembuatan eco enzyme?

Hal ini penting mengingat ada beberapa jenis limbah dapur yang tidak cocok digunakan. Apa saja sampah organik yang tidak cocok untuk pembuatan cairan eco enzyme, berikut penjelasannya, dirangkum dari sejumlah pengalaman:

KLIK INI:  Kenapa Penting Mengompos Sendiri dan Apa Keuntungannya?
  • Tahu dan tempe

Sisa potongan tempe dan tahu memang termasuk kategori sampah organik. Namun bahan ini tidaklah cocok untuk bahan dasar pembuatan eco enzyme.

  • Kulit telur

Sampah kulit telur memiliki tekstur yang keras, karenanya juga tak cocok dijadikan bahan eco enzyme. Jadi, pastikan Anda tidak memasukkannya dalam wadah yang telah dipersiapkan untuk fermentasi.

  • Sayur dan buah yang telah terkena minyak

Memang benar bahwa sayur dan buah adalah bahan organik yang bisa dijadikan bahan pembuatan eco enzyme, namun bila bahan sisa sayur dan buah telah terkena minyak, sebaiknya tidak digunakan. Mengapa? Bahan yang telah terkontaminasi minyak akan merusak kualitas hasil eco enzyme.

  • Sayur dan buah yang telah dimasak

Sayur dan buah yang telah dimasak juga tak cocok dijadikan bahan eco enzyme. Dalam keadaan sudah direbus, sayur dan buah akan merusak fermentasi cairan, sehingga jangan memasukkan bahan ini dalam wadah eco enzyme.

KLIK INI:  Tips Sukses Terapkan Green Ramadhan di Bulan Penuh Berkah
  • Daun kering

Meski termasuk sampah organik, dedaunan kering tidak cocok pula dimasukkan dalam wadah eco enzyme. Jadi, pastikan tidak memasukkan daun kering karena bisa merusak kualitas fermentasi yang dilakukan.

  • Bahan bertekstur keras

Bahan organik bertekstur keras seperti kayu, ranting dan lainnya tentu sulit membaur atau hancur dalam air saat difermentasi. Bahan keras ini tidak cocok untuk dimasukkan dalam wadah pembuatan eco enzyme.

  • Kulit alpukat

Meski termasuk kulit buah, namun sejumlah pegiat eco enzyme tak menyarankan kulit buah satu ini. Alasannya adalah dapat membuat hasil cairan eco enzyme menjadi berminyak.

Itulah beberapa bahan organik yang tidak cocok digunakan sebagai bahan pembuatan eco enzyme. Pertanyaan lain yang juga sering muncul adalah apakah semakin banyak jenis kulit buah dan sayur semakin baik?

KLIK INI:  Hal-Hal Kecil Pemacu Global Warming, Salah Satunya Mungkin Sering Anda Lakukan

Pada prinsipnya, bahan organik dalam eco enzyme tidaklah pilih-pilih atau fokus pada jenis sampah organik tertentu. Sejauh bukan jenis sampah organik yang disebutkan di atas, semua kulit buah dan sayur bisa dimanfaatkan.

Adapun sampah organik di atas yang tidak cocok untuk pembuatan eco enzyme jangan langsung dibuang, sebab masih bisa dimanfaatkan untuk bahan kompos. Jadi prinsip dari metode ini adalah pemanfaatan sampah dapur demi mengurangi timbulan sampah organik.

Sampah Organik yang Tidak Cocok untuk Eco Enzyme
Eco enzyme yang dijadikan pestisida nabati oleh Kenny dalam mengatasi hama yang menyerang tanaman seledri – Foto/Kenny
Tiga langkah penting dalam membuat eco enzyme

Sebelum praktik, ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan cairan multiguna ini. Berikut penjelasaanya:

Langkah pertama:

Perhatikan skala perbandingan tiga bahan utamanya. Perbandingannya adalah gula/molase 1 bagian, bahan organik 3 bagian dan air 10 bagian.

Langkah kedua:
  • Siapkan wadah, ukur berapa kapasitas wadah tersebut. Lalu isi dengan 60 persen air. Misalnya, wadah yang kapasitasnya 5 liter, maka isilah dengan air sebanyak 3 liter air saja.
  • Timbang molase/gula merah sebanyak 3 Ons dan masukkan ke dalam wadah yang telah diisi air lalu aduk rata.
  • Timbang kulit buah/sayur 9 ons, lalu masukkan ke dalam larutan gula dan air, aduk rata lalu tutup rapat.
  • Pada hari ke-2 mulailah membuka wadah untuk membuang gasnya sampai 7 hari (tergantung bahan organik dan tipe wadah). Lalu, tutup rapat tanpa diaduk lagi.
  • Hari ke-7 buang gas sambil diaduk sebentar dan tutup rapat.
  • Usia Eco Enzyme 1 bulan aduk lagi, lalu tutup lagi hingga masa panen di usia 3 bulan dan siap digunakan.

Untuk menghasilkan cairan eco enzyme yang berkualitas memang butuh latihan terus-menerus. Jadi, tak ada salahnya untuk terus mencoba dan mencoba. Semoga bermanfaat!

KLIK INI:  5 Cara Sederhana Mengurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai